Widget HTML Atas

5 Cara Menangani GULMA Pada Lahan Bedengan Agar Tanah Tidak Tandus

Gulma memang tergolong jenis tanaman liar yang keberadaannya sangat mengganggu pertumbuhan tanaman jenis lain. Gulma kebanyakan bersifat parasit. Sebagian besar petani telah mengamati bahwa lahan bedengan yang banyak ditumbuhi gulma tentu saja unsur hara semakin berkurang. Hal ini tentu saja akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang tumbuh di lahan tersebut.

Selain terlibat dalam perebutan nutrisi/unsur hara dalam tanah, ternyata eksistensi gulma juga bisa membuat tanah di areal lahan bedengan menjadi lebih tandus, krisis garam-garam mineral dan air, aerasi tanah menjadi buruk alasannya masuknya Oksigen ke dalam tanah tidak berjalan baik.

Tanah Bedengan Menggunakan Mulsa Pada Budidaya Cabe
Tanah Bedengan Terbebas Gulma Menggunakan Mulsa Pada Budidaya Cabe. Photo Kontributor by: KPCI.

Berikut ini langkah/cara/metode sederhana yang sering diterapkan petani di Indonesia untuk mencegah/mengatasi/menangani gulma pada lahan bedengan biar tanah tidak tandus:

  • Selalu memastikan bahwa, setiap isu terkini tanam untuk gulma (rumput liar) yang tumbuh di areal bedengan biar selalu dibersihkan. Caranya yaitu dengan melaksanakan pengoretan/penyiangan gulma menggunakan pencong/alat penyiangan khusus yang banyak dijual di toko-toko pertanian. Dengan cara ini memang terbukti ampuh untuk mencegah gulma semenjak dini;
  • Pastikan memantau setiap periode tanam terkait dengan keberagaman gulma yang tumbuh di areal bedengan. Dengan begitu anda telah mengetahui jenis gulma, cara penanganan yang tepat. Umumnya, jenis gulma akan bebuyutan tumbuh di lahan bedengan yang sama untuk puluhan tahun. Sebagai contoh: Pada lahan bedengan cabai sering ditemui gulma jenis krokot yang berbatang basah. Gulma krokot tersebut akan tumbuh kembali pada masa yang akan datang (musim tanam berikutnya);
  • Lakukan penyiangan sekaligus pendangiran pada lahan bedengan yaitu cara sempurna untuk mencegah tumbuhnya gulma dalam jumlah besar serta mencegah lahan bedengan biar tanahnya tidak tandus. Penyiangan dilakukan dengan membuang rumput liar yang tumbuh. Sebab, kalau tidak dibuang maka akan menghambat pertumbuhan tanaman budidaya/hortikultur, terjadi perebutan nutrisi hara antara tanaman gulma dengan tanaman budidaya. Selain itu, adanya gulma menjadi vektor penyakit dan munculnya keberagaman hama serta penyakit pada tanaman. Larva hama biasanya akan singgah/bersarang dan menggantung pada dedaunan atau ranting pohon tanaman budidaya. Lakukan penyiangan juga sambil melaksanakan pendangiran. Pendangiran yaitu dengan cara menggemburkan tanah bedengan di sekitar sentra tumbuh tanaman. Pendangiran juga dilakukan sembari secara teliti melihat apakah ada bonggol akar gulma. Jika ditemukan bonggol/sisa akar gulma dari penyiangan tadi, maka segera ambil alasannya kalau tidak diambil bonggol akar gulma tersebut akan bertunas dan tumbuh menjadi gulma baru. Pendangiran dan penyiangan sangat penting, selain membuang gulma juga membuat biar tanah pada lahan bedengan tidak tandus, dan tentunya tanah semakin gembur, perembesan unsur hara/garam-garam mineral dan air oleh akar tanaman semakin efektif, aerasi tanah semakin mengagumkan dan pada balasannya tanaman budidaya akan tumbuh secara optimal;
  • Pemberian kapur dolomit pada waktu pengolahan tanah/lahan bedengan yaitu langkah sempurna untuk mencegah dan cara menangani gulma pada lahan bedengan biar tanah tidak tandus. Kapur dolomit bisa mengubah sifat asam pada tanah menjadi lebih basa atau sedikit netral. Sebab, gulma lebih suka tumbuh pada keadaan tanah dengan pH asam. Dengan menggunakan kapur dolomit maka tanah bedengan anda akan semakin basa/netral sehingga gulma kurang menyukai keadaan tanah yang basa/netral;
  • Jika gulma menyerang dalam jumlah yang masif/banyak, maka sebaiknya langkah terakhir yaitu menggunakan herbisida. Herbisida berfungsi untuk membunuh rumput-rumput liar pengganggu tanaman budidaya. Herbisida banyak dijual di pasaran dalam bentuk kemasan botol. Harganya bervariasi. Dan ketika pemakaiannya sebaiknya gunakan sesuai dosis pakai per jenis gulmanya. 
Dari kelima point di atas semoga bisa menambah wawasan rekan-rekan petani di Indonesia. Itulah tadi isu wacana 5 cara menangani gulma pada lahan bedengan biar tanah tidak tandus. Semoga bermanfaat.