Tingkat Kesuburan Tanaman Menggunakan Pupuk Organik
Pertanian organik dikala ini sangat digemari oleh masyarakat Indonesia dan Dunia, alasannya ialah lebih ramah terhadap lingkungan alam dan juga ramah terhadap organ badan manusia. Pertanian organik justru cenderung sangat minim atau bahkan sama sekali tidak menggunakan senyawa kimia obat pertanian yang membahayakan lingkungan dan juga badan manusia. Sementara itu, penggunaan pupuk-pupuk anorganik, DDT, dan pestisida sangat berpeluang besar terancamnya lingkungan dari banyak sekali pencemaran lingkungan (baik pencemaran air, tanah, dan pencemaran udara).
![]() |
Tanaman Cabe Merah Berbuah, Photo Original by: Wahid Priyono (Guruilmuan) |
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, tanaman yang dibudidaya dengan menggunakan pupuk organik kompos dan pupuk sangkar memiliki daya imunitas badan tanaman yang lebih mengagumkan terhadap penyakit tanaman, meskipun terkadang masih ditemukan adanya gangguan hama yang kerap menimpa tanaman yang dibudidaya secara organik, namun kenyataannya justru sayur-mayur yang meiliki daun yang berlubang-lubang jauh lebih sehat kalau dikonsumsi karena kemungkinan besar lebih mengandalkan pertanian secara organik. Namun, anda sendiri jangan heran kalau melihat sayur-mayur yang daunnya hijau mulus tanpa adanya kerusakan pada beberapa organ daunnya, dan itu dapat terindikasi bahwa tanaman kemungkinan dibudidaya secara anorganik.
Penelitian yang dilakukan oleh Wiwik Hartatik dan Diah Setyo Rini (dalam http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/en/publikasi-mainmenu-78/art/656-tanah152), menyebutkan bahwa permasalahan pemanfaatan pupuk organik di Indonesia yang tergolong tempat tropis dengan curah hujan yang tinggi, tingkat perombakkan materi organik berjalan relatif cepat, sehingga pupuk organik diharapkan dalam jumlah besar. Lebih lanjut menurutnya, beberapa materi dasar pembuatan pupuk organik yang terdiri dari bahan-bahan berserat panjang dan keras sehingga menyulitkan proses produksinya. Untuk itu diharapkan alat pengolah/pemotong (chopper) sehingga mudah dikomposkan. Dalam rangka penggunaan pupuk organik untuk pemulihan lahan terdegradasi maka diharapkan agenda pengembangan pertanian petani berdikari yang mengintegrasikan ternak dan tanaman CLS (Crop Livestock System), penggunaan tanaman legum baik berupa tanaman lorong (alley cropping) maupun tanaman penutup tanah (cover crop) serta pemanfaatan materi organik in situ perlu diintensifkan untuk pendukung pengembangan pupuk organik non komersial. Pemberdayaan masyarakat dan kelompok tani dalam pengadaan pupuk organik dapat dilakukan melalui: (a) pelatihan petani membuat pupuk organik in situ yang berasal dari kotoran ternak dan sisa tanaman yang dikomposkan, (b) mendorong petani melaksanakan diversifikasi usaha pertanian berbasis ternak, (c) mendorong petani melaksanakan pengelolaan materi organik in situ terutama pada lahan kering. Untuk menerima pupuk organik yang berkualitas baik, diharapkan fasilitas/insentif dari pemerintah berupa mikroba dekomposer dalam proses pembuatan kompos untuk mempercepat proses pengomposan dan atau peralatan pembuat kompos pada tingkat kelompok tani.
![]() |
Pupuk Organik Dari Serat Jerami Padi Yang Dibakar, Foto Orisinil Oleh: Wahid Priyono (Guruilmuan) |
Pupuk organik yang diperoleh dari pengomposan dan dari kotoran hewan ternak yang sudah dikeringkan/difermentasikan ternyata sangat baik untuk menambah fungsi fisik, kimiawi dan biologis. Menurut Marzuki dan Manwan (2002, dalam http://fp.uniska-kediri.ac.id/hal.php?page=3), menyatakan bahwa fungsi pupuk organik (bahan organik) di dalam tanah secara menyeluruh ada tiga kelompok fungsi, diantaranya yaitu:
- Fungsi Fisika; artinya secara fisik tanah harus bisa menyediakan air dan udara yang dibutuhkan tanaman. Tanah juga harus gembur agar akar tanaman tidak sulit menembus tanah. Bagian serat dari materi organik memungkinkan pembentukan agregat atau granulasi tanah. Pembentukan agregasi ini akan memperbaiki daya pegang hara dan air tanah. Tanah yang mempunyai kandungan organik tinggi lebih mudah diolah daripada tanah yang memiliki kandungan materi organik rendah;
- Fungsi Kimia; artinya dari segi kimia tanah harus bisa menyediakan unsur hara dalam jumlah cukup dan seimbang. Bahan organik menyediakan sebagian dari Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah. KTK yang tinggi dapat meningkatkan daya sangga (buffer) di tanah, sehingga mengurangi keasaman tanah dan keracunan hara materi organik;
- Fungsi Biologi; artinya materi organik ialah sumber energi utama bagi kegiatan jasad renik tanah. Penambahan materi organik dengan C/N rasio tinggi mendorong pembiakan jasad renik dan mengikat beberapa unsur hara tanaman dan menjadikan kekeringan sementara. Setelah C/N rasio turun, sebagian jasad renik mati dan melepaskan kembali unsur hara ke tanah.
Melihat betapa pentingnya komponen materi organik di dalam tanah, maka tak ada salahnya kalau anda sebagai petani lebih sering menggunakan pupuk organik berbahan organik yang telah terbukti bisa meningkatkan kesuburan tanaman budidaya. Semoga berita di atas bermanfaat, jangan lupa baca juga: Cara Pembuatan Pupuk Dari Serat Jerami Padi Yang Dibakar.