Perkiraan Hasil Panen KOPI Per Hektar Lahan?
Pernah suatu dikala saya bermain ke tempat rekan ayah saya di tempat kabupaten Lampung Barat, yakni tepatnya di tempat Liwa. Di tempat Liwa, perkebunan kopi mampu ditengok berhektar-hektar, dan terkadang dimiliki oleh 1 keluarga, atau memang dilakukan secara bahu-membahu dengan kelompok tani kopi.
Adapun jenis kopi yang paling banyak ditanam di tempat Liwa tersebut yakni kopi robusta. Kopi robusta umumnya ditanam, alasannya yakni katanya rasa kopinya lebih mantap. Selain itu, dalam sekali trend panen, dalam per hektar lahan tanam kopi robusta dapat menghasilkan setidaknya di atas 20 ton, dan ini sangat dipengaruhi oleh aneka macam keadaan menyerupai kondisi cuaca serta iklim, dan juga proses perawatan tanaman selama tanaman kopi robusta tersebut akan berbuah.
![]() |
Kopi Robusta di Perkebunan Kopi di Liwa (Kabupaten Lampung Barat), Photo Original by: Wahid Priyono (Guruilmuan). |
Meskipun para pekebun kopi tidak hanya menanam kopi dari jenis robusta, terkadang ada juga petani yang menanam kopi jenis arabika yang juga cukup berprospek cerah di pasaran.
Para petani kopi, seusai panen, biasanya mereka mengeringkan biji-biji kopi di atas gelaran atau di suatu tempat yang dilapisi dengan lantai dari semen. Pengeringan biji-biji kopi tersebut diletakan di bawah terik matahari. Setelah pengeringan, ada juga petani kopi yang secara manual membebek/memecah biji kopi secara ditumbuk menggunakan alu. Hasilnya, biji kopi tersebut disangrai/digoreng kering sampai bijinya bermetamorfosis warna hitam. Biji kopi yang telah disangrai kemudian ditumbuk halus atau digiling menggunakan alat berteknologi cukup bagus, sehingga cita rasa kopinya tetap dipertahankan.