Cara Menanam Gambas/Oyong di Halaman Rumah Yang Baik dan Benar
Karakteristik dan Syarat Tumbuh Tanaman Gambas/Oyong
Tanaman gambas/oyong memiliki karakteristik daun berwarna hijau tua, memiliki batang yang menjalar di batang-batang bambu/kayu, bunga berwarna kuning (bunga ibarat dengan buah mentimun), perakaran serabut, termasuk tumbuhan monokotil, buah berbentuk lonjong berwarna hijau muda, bunga tumbuh di antara ketiak daun/batang, bunga kadang kala kelipatan tiga atau enam. Tanaman gambas berasal dari Negara India, termasuk dalam famili Cucurbitaceae dan sudah dapat mengikuti keadaan dengan baik di beberapa negara di adegan Asia Tenggara termasuk di Indonesia.
Tanaman oyong merupakan tanaman setahun dan sangat cocok tumbuh di kawasan dataran rendah maupun kawasan dataran tinggi (seperti kawasan pegunungan). Tanaman ini termasuk tanaman memanjat/merambat, membutuhkan iklim yang kering, serta ketersediaan air yang cukup sepanjang musim. Kondisi lingkungan yang ideal untuk tanaman oyong yakni di kisaran suhu 18-24 derajat celcius dengan kelembaban 50-60%.
![]() |
Foto Original Oleh: guruilmuan.blogspot.com (Gambas/Oyong) |
Tanaman gambas/oyong sangat toleran terhadap aneka macam macam jenis tanah. Namun umumnya para petani menanam tanaman ini pada lahan yang cukup banyak mengandung humus, serta cocok ditanam pada tanah jenis latosol. Untuk memperoleh hasil optimal, tanaman ini butuh tanah yang subur, gembur, banyak mengandung unsur organik, beraerasi, dan berdrainase secara baik. tingkat keasamaan (pH) tanah yang cocok bagi tumbuh-kembang tanaman gambas/oyong yakni pada pH tanah berkisar 5,5 - 6,8. Tanah jenis liat berpasir sangat direkomendasikan, ibarat tanah latosol, aluvial atau padsolik merah-kuning (PMK).
Varietas Tanaman Gambas/Oyong
Tanaman gambas memiliki banyak varietas. Dengan adanya aneka macam macam varietas dan spesiesnya tentu setiap varietas memiliki karakteristik yang membedakan dengan varietas lainnya. Misalnya saja, adanya gambas yang memiliki ukuran buah yang kecil-kecil, ukuran besar, ukuran sedang, daging buah yang tanpa adanya biji, atau adapula buah gambas yang ada biji di dalam daging buahnya. Varietas yang direkomendasikan bagi petani yakni Ping-Ann, San-C, Miriam, San-C no.2 (Asal know you seed, Taiwan), dan Samson. Untuk kebutuhan bibit tiap hektarnya berkisar antara 5-12 kg tergantung dengan jarak tanam yang diinginkan petani. Umumnya jarak tanam yang cocok yakni 35-40cm.
Pembuatan Bibit Oyong/Gambas
Untuk menerima bibit oyong berkualitas biasanya para petani sengaja untuk membiarkan buah oyong yang ada di ladang/kebunnya menjadi matang, sehingga nantinya akan dijadikan bakal biji yang ditanam pada animo berikutnya. Untuk memproduksi bibit sendiri, para petani dapat melaksanakan panen oyong ketika usia tanaman berkisar 110 hari setelah semai (di dataran rendah maupun dataran tinggi) ditandai dengan adanya buah yang berwarna cokelat, kulit buah kering, serta bijinya biasanya berwarna cokelat bau tanah atau berwarna hitam.Cara memperoleh bijinya yakni dengan memotong secara melintang pada buah yang telah kering, lalu bijinya dikeluarkan, dan dapat dikeringkan pribadi di terik matahari yang tidak terlalu menyengat. Agar kualitas biji terjaga baik, sebaiknya biji yang sudah dikeringkan disimpan di dalam toples yang di dalamnya diberi arang/abu sekam secukupnya. Suhu penyimpanan yang baik yakni 28-32 derajat celcius (suhu kamar).
Cara Menanam Gambas/Oyong di Halaman Rumah Yang Baik dan Benar
Cara ini sangat mudah dilakukan oleh siapapun yang hendak membudidayakan tanaman gambas/oyong di halaman rumah. Cara ini dapat memanfaatkan lahan rumah yang kosong/gersang. Untuk memperoleh hasil panen oyong/gambas yang memadai dan buahnya berkualitas, berikut ini beberapa teknik yang dapat dilakukan, diantaranya:
1. Pengolahan Tanah/Lahan
Sebelum bibit oyong ditanam, sebaiknya hal yang harus dilakukan masyarakat petani yakni mengola tanah dengan aneka macam tipe ibarat menggunakan sistem bedengan, sistem lubang tanam, atau justru lebih nyaman menggunakan sistem guludan. Masing- masing sistem tanam memiliki keuntungan masing-masing. Namun untuk lahan di halaman rumah, sebaiknya dapat menggunakan sistem guludan. Untuk mengola tanah/lahan dengan sistem guludan, langkah yang harus dilakukan yakni tanah dicangkul sampai gembur, kemudian buat guludan dengan ukuran lebar 270cm, serta panjang diadaptasi dengan keadaan lahan, tinggi guludan lebih kurang 30cm. Kemudian lubang tanam pada guludan diberi pupuk sangkar secukupnya.
2. Cara Penanaman, Pemupukan dan Pemeliharaan
![]() |
Gambar Asli Oleh: guruilmuan.blogspot.com (Pohon Gambas dan Bunganya) |
Untuk cara penanaman, umumnya biji yang sudah disediakan pribadi dimasukkan ke dalam lubang tanam yang sudah disediakan. Setiap lubang tanam sebaiknya disi 2-3 biji gambas yang sudah tua. Kemudian lubang tanam ditutup dengan tanah setebal 1-1,5cm. Selama satu animo tanam sebaiknya diberi embel-embel pupuk NPK (16:16:16:) 300 kg + Urea 100 kg/hektar. Namun, untuk skala penanaman di halaman rumah, jumlah pupuk NPK maupun pupuk Urea yang diberikan diadaptasi dengan kebutuhan. Pemupukan dengan NPK maupun Urean sebaiknya dilakukan pada ketika tanam 4, 6, 8 Minggu setelah tanam dengan dosis masing-masing pupuk yakni 1/5 dari takaran dosis yang dianjurkan. Pemasangan rambatan (para-para) dilakukan ketika tanaman berusia 10-15 hari setelah tanam. Para-para biasanya dibentuk ibarat aksara "A", dan kadang kala dapat dibuat ibarat model flapon rumah (atap sejajar ibarat persegi panjang) dan para-para dapat terbuat dari bilah bambu atau batang pohon semak yang tidak terlalu besar dengan disusun sedemikian rupa. Sementara itu, untuk pemeliharaan tanaman gambas/oyong biasanya dilakukan dengan pemangkasan daun apabila diketahui daunnya terlalu rimbun, kemudian penyiangan dan penyiraman.
3. Cara Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Gambas/Oyong
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang sering menyerang tanaman gambas/oyong yakni kumbang daun, ulat tanah, ulat grayak, lalat buah (Drosophila melanogaster), antraknos, embun tepung yang berwarna cokelat-kekuningan, layu bakteri, serta mosaik yang disebabkan oleh virus. Pengendalian OPT tentu tergantung dari jenis OPT-nya. Bila harus menggunakan pestisida untuk membasmi OPT, sebaiknya gunakan pestisida yang relatif aman dan sesuai rekomendasi sesuai dengan jenis, dosis, volume semprot, perbandingan air yang ditambahkan pada pestisida cair, waktu aplikasi serta cara aplikasinya.
4. Panen, Pasca Panen dan Pemasaran Gambas/Oyong
Panen gambas/oyong dapat dilakukan secara berulang-ulang. Pemanenan oyong sebaiknya dilakukan ketika buah sudah terlihat remaja dengan ditandai warna pada adegan kulitnya yakni hijau muda/hijau tua, buah tidak terlalu tua, ukuran buah maksimum, dan adegan tangkai buahnya mudah dipatahkan. Pemetikan buah oyong dapat dilakukan dengan menggunakan pisau/cutter dan memasukkan buahnya pada bakul bambu atau juga dapat menggunakan ember, karung. Untuk produksi oyong dalam satu kali panen dapat 15-20 buah atau lebih, dan biasanya dalam satu kali panen dapat mencapai 10 kg sampai lebih tergantung dari luas lahan yang ditanami gambas tersebut. Perlu diketahui bahwa buah oyong mudah rusak dan busuk. Sebaiknya satu hari setelah pemanenan, maka keesokan harinya pribadi dipasarkan. Sebelum dipasarkan, buah oyong/gambas sebaiknya dicuci di dalam air bersih (masukan ke dalam kolam berisi air bersih) biar gambas terlihat segar ketika dijual di pasaran. Gambas yang hendak dijual dipasaran dapat berupa kiloan atau diikat setiap buahnya. Harga gambas di pasaran bervariasi, sebagai pola harga gambas di pasar Natar, Kabupaten Lampung Selatan untuk satu kilogramnya diberikan harga Rp. 3.000,00,-. sampai Rp.5.000,00,- rupiah. Selamat bertanam gambas/oyong di halaman rumah, semoga berhasil dan memperoleh hasil panen melimpah. Hidup masyarakat petani Indonesia.