Widget HTML Atas

Cara Budidaya CIPLUKAN (Physalis angulata) Untuk Menyembuhkan Diabetes, Hipertensi, dan Asam Urat

Ciplukan dengan nama ilmiah Physalis angulata L. yaitu jenis tanaman yang berasal dari Amerika dan kini pertumbuhannya sangat pesat di daratan Asia dan Eropa. Ciplukan di aneka macam negara dan kawasan di Indonesia memiliki julukan tersendiri, seperti: Morel Berry (Inggris), Ceplukan (Jawa), Ciplukan (Indonesia), Cecendet (Sunda), Yor-yoran (Madura), Lapinonat (Seram), Angket, Kepok-kepokan, Keceplokan (Bali-Denpasar), Dedes (suku Sasak), Leletokan (Minahasa).

Ciplukan banyak tumbuh secara liar di kawasan persawahan dan perkebunan terutama pada ketika demam isu hujan, di pinggir jalan, tegalan, tepi hutan, di hutan ringan. Tanaman ciplukan dapat dibudidayakan secara mudah dan tidak membutuhkan sistem perawatan yang terlalu ribet. Cukup menggunakan pot dari wadah polybag, Anda dapat menanam ciplukan dalam jumlah tanaman yang banyak dan diubahsuaikan dengan kebutuhan.

Tanaman Ciplukan Yang Sedang Berbuah
Gambar Original (Tanaman Ciplukan), Dibidik Oleh: guruilmuan.blogspot.com


Karakteristik Umum Tanaman Ciplukan

Tanaman ciplukan memiliki karakteristik daun berwarna hijau, pertulangan daunnya tidak teratur, tulang daun menyirip-menjari, batang herbanya banyak mengandung air, batang herba bangkit tegak (erectus) dan kadang kala batangnya merunduk menyentuh lantai tanah. Batang pokoknya tidak jelas, percabangan menggarpu, bersegi tajam, berongga, berusuk, episode yang hijau berambut pendek atau dikatan gundul. Daunnya tunggal, bertangkai, helaian daun bundar telur-bulat memanjang-bulat lenset dengan ujung daunnya berbentuk runcing. Bunga tunggal dan melekat pada ketiak daun. Tangkai bunga tegak dengan ujung yang mengangguk, langsing, lembayung. Kelopak bunga berbentuk genta, 5 cuping runcing. Mahkota berbentuk lonceng lebar, tinggi 6-10 mm, kuning terang dengan noda-noda cokelat atau kuning cokelat, di bawah tiap noda terdapat kelompok rambut-rambut pendek yang berbentuk abjad "V". Tangkai benang sarinya pucat, kepala sari seluruhnya berwarna biru muda. Putik gundul, kepala putik berbentuk tombol, banyak bakal biji. Buah ciplukan berbentuk telur panjangnya mencapai 14mm, memiliki kelopak buah, buah berurat lembayung, dan rasa buahnya yang sudah masak yakni manis, dan jikalau buahnya masih muda terasa pahit.

Kandungan Kimia dan Penggunaan Tanaman Ciplukan di Masyarakat

Senyawa-senyawa aktif yang terkandung dalam tanaman ciplukan antara lain ibarat saponin, flavonoid, fisalin, dan polifenol. Pada masing-masing organ tanaman ciplukan mengandung beberapa senyawa kimia penting seperti:

  • Bagian herba (batang tidak sesungguhnya); mengandung Fisalin B, Fisalin D, Fisalin F, Withangulatin A;
  • Bagian biji; mengandung 12-25% protein, 15-40% minyak lemak dengan komponen utama asam stearat dan asam palmitat;
  • Akar mengandung alkaloid;
  • Tunas mengandung falvonoid dan saponin;
  • Bagian daun mengandung glikosida  falvonoid (luteolin)

Hampir seluruh organ tanaman ciplukan (daun, bunga, akar, batang, dan buahnya) banyak difungsikan sebagai tanaman herbal alamiah (tanaman herbal) yang bisa mencegah dan menyembuhkan penyakit diabetes, hipertensi, asam urat, anyang-anyangan (sering kencing). Tidak hanya ini, pada umumnya tanaman ciplukan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat penurun demam, cacingan. Daunnya digunakan untuk penyembuhan patah tulang, borok, bisul, busung air, keseleo, nyeri perut, dan kencing nanah. Buah ciplukan yang sudah matang sangat manis sekali. Buahnya bisanya berwarna kuning kecokelatan ketika masak, dan berwarna hijau bau tanah atau hijau muda ketika buahnya belum masak. Buah ciplukan sendiri dimanfaatkan untuk mengobati penyakit kejang-kejang (epilepsi), serta penyakit kuning.

Perkembangan Mutakhir dan Penelitian Ciplukan (P. Angulata L.)

Sudah semenjak lama penelitian secara mutakhir untuk tanaman ciplukan diteliti oleh banyak hebat farmasi di seluruh penjuru dunia. Penelitian tersebut umumnya terfokus pada acara dan kandungan kimia  oleh ciplukan. Dari penelitian yang dilakukan sebelumnya, baik secara in vivo maupun in vitro, diperoleh informasi akurat bahwa ciplukan memiliki acara sebagai antihiperglikemi, antivirus, antibakteri, imunostimulan, dan imunosupresan (imunomodulator), antiinflamasi (anti peradangan), sitotoksik, dan antioksidan.

[1]. Seperti dikutip dari situs website: http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/, Baedowi (1998) telah melaksanakan penelitian terhadap tanaman ciplukan secara in vivo pada mencit. Dari penelitiannya tersebut diperoleh informasi bahwa ekstrak daun ciplukan dengan dosis 28,5 mL/kg BB dapat menghipnotis sel beta-insulin pankreas. Hal ini menyampaikan bahwa adanya acara antihiperglikemi dari ciplukan.

[2]. Penelitian lain ibarat yang dilakukan oleh Januario et all. (2000), telah menguji acara antimikroba ekstrak murni herba P. Angulata L. (ciplukan), Fraksi A1-29-12 yang terdiri dari Fisalin B, Fisalin D, dan Fisalin F yang menyampaikan bahwa KHM (Kadar Hambat Minimum)  dapat menghambat laju pertumbuhan kuman Mycobacterium tuberculosis. Diduga Fisalin D berperan sebagai acara antimikroba yang ditunjukkan.

Sumber rujukan: 
[1]. Baedowi. 1998. Timbunan Glikogen dalam Hepatosit dan Kegiatan Sel Beta Insula Pancreatisi Tikus Putih (Rattus norvegicus) Akibat Pemberian Daun Ciplukan. Penelitian Tanaman Ob4t di Beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia IX. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Halaman 139.
[2]. Januario, Filho, Petro, Kashima, Sato, and Franca. 2000. Antimycobacterial Physalins from Physalis angulat L. (Solonaceae). Phytotherapy. 16(5): Halaman 445 - 448.

Syarat Tumbuh Tanaman Ciplukan

Seperti tanaman pada umumnya, tanaman ciplukan memiliki syarat tumbuh tersendiri. Ciplukan akan tumbuh baik pada tanah yang gembur, subur, banyak mengandung unsur hara organik, tidak tergenang air, dan sangat baik jikalau dibudidaya dengan menggunakan sekam padi yang dibakar. Tingkat keasamaan tanah (pH) yang cocok berkisar 6-6,5. Tanaman ciplukan juga dapat tumbuh baik dan sering menerima nutrisi paling banyak jikalau didampingkan pada tumbuhan semak belukar lainnya, sehingga ketika terjadi perebutan nutrisi unsur hara dengan tanaman lain tumbuhan ciplukan selalu menang dan bahkan dapat tumbuh baik. Curah hujan untuk budidaya ciplukan dalam skala besar yaitu 800-1.200 mm/tahun, dengan tingkat kelembaban udara senilai 75-80%. Ciplukan dapat hidup baik pada lahan di dataran tinggi hingga dataran rendah dengan ketinggian lahan optimum 1 - 1.500 mdpl. Kultur tunas dapat tumbuh baik pada media MS dengan menambahkan zat pengatur tumbuh BA dan IAA. Kadar dan perbandingan zat pengatur tumbuh untuk regenerasi kultur tunas supaya diperoleh planttet yakni sebesar BA 3-4 ppm, dan IAA senilai 0,1 ppm.

Cara Budidaya Ciplukan (P. Angulata L.)

Melihat begitu banyak kandungan senyawa kimia yang terdapat di dalam tanaman ciplukan, serta bagaimana fungsi dan kegunaanya dalam menyembuhkan aneka macam penyakit, maka tidak salah lagi jikalau kita berniat untuk membudidayakan tanaman ciplukan sebagai tanaman herbal alami untuk menyembuhkan aneka macam penyakit yang telah disebutkan di atas. Berikut ini langkah-langkah untuk budidaya ciplukan yang baik dan benar berdasarkan pengalaman dan rujukan yang dibaca penulis.

Untuk budidaya tanaman ciplukan ada beberapa hal penting yang harus dikerjakan ibarat pemilihan bibit ciplukan, pengolahan tanah, perawatan dasar, hingga proses panen, kegiatan pasca panen, hingga proses pemasaran dan pembuatan produk herbal alami tanaman ciplukan untuk menyembuhkan penyakit Diabetes, Hipertensi, dan Asam Urat. (Penjelasan akan dilampirkan pada episode di bawah ini).

1. Pemilihan Bibit Ciplukan Yang Unggul

Tahap pertama sebelum penanaman ciplukan yakni menyiapkan bibit ciplukan unggul baik yang diperoleh secara generatif (melalui biji) maupun secara vegetatif (melalui perundukan tanaman). Kedua cara ini dapat Anda gunakan untuk sebagai materi pelajaran dalam membudidaya ciplukan. Namun, kenyataan di lapangan, orang banyak yang suka membudidaya ciplukan secara generatif (dengan menggunakan biji), alasannya yaitu banyak alasan yakni tanaman akan lebih tahan terhadap penyakit, usia tanaman dapat bertahan lebih lama, buahnya lebih banyak, tidak rentan terhadap maut tanaman, menghindari krisis air terutama pada ketika usia tanam awal, serta akan memiliki akar yang lebih kokoh dibandingkan dengan cara merunduk (vegetatif). Sehingga melihat sisi kelebihan tersebut, maka pada episode berikut ini akan dijelaskan cara penanaman ciplukan dari biji (secara generatif). Setelah biji-biji diperoleh pribadi dari masing-masing buah yang telah matang, mari ikuti langkah selanjutnya.

2. Pembenihan Bibit Ciplukan

Penyiapan bibit: Benih atau bibit ciplukan disiapkan dari buah ceplukan yang bau tanah dan matang, buah tersebut berasal dari tanaman yang usianya sudah 2,5 - 3 bulan semenjak usia tanam awal. Buah yang telah bau tanah tersebut kemudian dipencet atau dipijit hingga mengeluarkan biji-bijinya dan daging yang lunak. Biji ini digunakan sebagai benih yang siap semai.

Penyiapan media semai: Penyemaian betujuan untuk mengecambahkan biji-biji ciplukan sehingga tumbuh menjadi tanaman mini yang telah siap untuk dipindahkan ke pot polybag. Tanah yang digunakan untuk menyemai bibit ciplukan yaitu mencampur tanah liat dan pupuk kompos atau pupuk sangkar yang dicampur dengan tanah liat dengan perbandingan 1:1:1. Setelah tanah olahan dicampur secara merata, maka tanah tersebut dimasukan ke dalam kolam penyemaian, lalu siram dengan air secukupnya semoga tanah lembab, kemudian dibiarkan selama 48 jam.

Penyemaian bibit ciplukan: Bibit ciplukan yang sudah disiapkan kemudian disebar secara merata atau acak pada kolam penyemaian yang berisi campuran tanah dan pupuk kandang. Agar bibit dapat tumbuh dan berkecambah dengan cepat, maka proses penyiraman bibit dapat dilakukan rutin setiap hari dengan catatan harus memastika lahan semai semoga tetap terjaga kelembabannya. Bibit akan mulai berkecambah pada umur sekitar 7-10 hari, dan biarkan bibit tumbuh menjadi bibit anakan hingga berumur 1 - 1,5 bulan, kemudian bibit tersebut dipindahkan pada pot polybag. Ciri-ciri bibit ciplukan yang diperoleh dari cara generatif yakni akarnya berwarna putih kecokelatan, berbatang lunak, dengan kisaran daun yang tumbuh berkisar 5-8 helai.

3. Penanaman dan Perawatan Ciplukan Pada Pot Polybag

Setelah bibit berumur 1 - 1,5 bulan semenjak umur tanam awal, maka bibit harus segera dipindahkan ke lahan tanam terbuka (bedengan) atau dapat dipindahkan ke dalam pot polybag. Biasanya orang sangat menyukai jikalau tanaman bibit ciplukan dibudidaya dengan menggunakan pot polybag alasannya yaitu alasan sangat praktis dan dapat ditempatkan pada halaman rumah, kebun, atau lahan yang sempit. Jika budidaya ciplukan dengan menggunakan pot polybag pada lahan sempit (terutama di lahan perkotaan), maka dapat dibuat rak-rak penanaman yang di susun menjulang ke atas.

Tanaman Ciplukan atau Ceplukan
Gambar Tanaman Ciplukan, Foto Asli Dibidik Oleh: guruilmuan.blogspot.com


Penanam ciplukan dengan pot polybag yakni dengan cara: Pertama, siapkan beberapa kantong pot polybag (biasanya ukuran agak besar), kemudian diisi dengan percampuran antara tanah liat dan pupuk kandang/abu sekam padi dengan perbandingan 1:1. Setelah tanah campuran itu dimasukan ke dalam pot polybag, maka buat lubang tanam dan segera masukkan akar tanaman itu di dalam lubang kemudian tutup dengan tanah disekitar pot. Selanjutnya tanaman ciplukan disiram secara rutin, minimal satu kali dalam sehari, atau frekuensi dua kali tergantung tingkat kelembaban tanahnya. Biarkan tanaman tumbuh dan bermetamorfosis tanaman ciplukan remaja dan bisa menghasilkan bunga dan buah.

Perawatan lain yang dilakukan untuk budidaya tanaman ciplukan yakni pemupukan susulan, sebaiknya gunakan saja pupuk tahi ayam yang kaya akan unsur Nitrogen (N) yang terbukti sangat baik untuk memperkuat sistem kekebalan badan tanaman, membuat tanaman nampak segar, membuat daun nampak hijau segar dan mencegah terjadinya nekrosis pada daun. Unsur hara Nitrogen juga terbukti unggul bisa merangsang dalam proses pembungaan dan membuat buah pada tanaman menjadi banyak dan lebat. Tentu hal ini yang Anda inginkan,bukan?.

Penyiangan tanaman dapat dilakukan dengan cara mencabut rumput-rumput liar (gulma) yang ada di sekitar bibir akar (pada ketika umur tanaman mendekati usia 3 bulan). Segera cabut akar gulma jikalau telah menggangu pertumbuhan tanaman. Selain penyiangan juga dilakukan proses penegndalian hama dan penyakit tanaman. Sebaiknya jikalau ada ulat daun yang menggerogoti atau memakan episode daun, maka segera lakukan tindakan manual dengan cara mengambilnya dengan tangan yang dibungkus plastik, lalu buang ulat itu jauh dari lokasi penanaman.

4. Kegiatan Panen dan Pembuatan Produk Herbal Tanaman Ciplukan

Kegiatan panen : Ciplukan dapat dilakukan ketika menginjak usia di atas 3 bulan. Pada usia di atas 3 bulan semenjak tanam awal, biasanya bunga dan buah ciplukan sudah muncul banyak dan siap untuk diambil buahnya, atau akan diambil beberapa ruas rantingnya guna dijadikan produk herbal untuk menyembuhkan aneka macam penyakit ibarat diabetes, hipertensi, asam urat, atau yang lainnya.

Pemanenan buah ciplukan dengan cara dipetik, kemudian masukan ke dalam piti (keranjang kecil plastik yang biasa untuk kenduri), buah kemudian dapat disuguhkan dan dimakan secara pribadi ketika sduah matang, dan jikalau buah masih dalam keadaan muda biasanya terasa pahit dan akan lebih baik jikalau buah yang masih muda ini dimanfaatkan sebagai materi utama obat herbal.

BUAH CIPLUKAN
Buah Ciplukan - Foto Original Dibidik Oleh: guruilmuan.blogspot.com


Untuk kebutuhan tertentu, pemotongan batang dan pengambilan buah yang masih muda bisa saja dilakukan, misalnya untuk kebutuhan penyembuhan terhadap beberapa penyakit yang diharapkan pada ketika itu.

Pembuatan Produk Herbal dari Tanaman Ciplukan: Yaitu meracik ramuan alami tanpa komplemen materi kimia lainnya. Untuk penyembuhan penyakit ibarat Diabetes, Hipertensi, dan Asam Urat, maka Anda dapat mengikuti langkah-langkah sederhana ini:
  1. Ambil bahan: dua genggam daun ciplukan segar, 4 buah ranting (herba pada episode batangnya), 3 untai akar ciplukan segar, kemudian bersihkan dengan air mengalir hingga bersih;
  2. Siapkan panci, 5 gelas air putih bersih, kemudian masukan air bersih tersebut ke dalam panci, lalu letakkan di atas api kompor yang menyala;
  3. Ketika air di dalam panci sudah mendidih, silakan masukan semua materi tadi ke dalam air mendidih, dan biarkan lebih kurang selama 30 menit hingga air yang sebelumnya 5 gelas menjadi 2 gelas saja;
  4. Kemudian setelah bahan-bahan direbus, lalu ambil episode air rebusannya, dan saring dengan menggunakan penyaring semoga daun-daun yang sudah lumat tidak ikut ke dalam gelas;
  5. 2 gelas hasil seduhan materi ciplukan tadi diminum pada waktu pagi sebelum beraktivitas, dan ketika malam menjelang waktu tidur;
  6. Lakukan kegiatan dengan mengonsumsi produk herbal ini secara rutin selama 4 - 6 bulan (jangan hingga bosan), kemudian rutinlah setiap 3 bulan sekali untuk mengecek tekanan darah, kadar insulin, dan bagaimana kondisi kesehatan penyakit diabetes, hipertensi, atau asam urat Anda kepada dokter. Mudah-mudahan dengan mengonsumsi ramuan alamiah di atas, penyakit Anda sembuh total, atau minimal ada peningkatan kesehatan yang telah Anda rasakan. Sebab, tidak dipungkiri bahwa banyak orang yang sudah sembuh dari penyakit diabetes berkat dari santunan Yang Mahakuasa melalui perantara ramuan herbal ciplukan. Selamat mempraktekan semoga berhasil.
Demikian informasi panduan tentang: "Cara Budidaya CIPLUKAN (P. Angulata L.) untuk Menyembuhkan Diabetes, Hipertensi, dan Asam Urat", semoga bermanfaat. Jika Anda tertarik untuk membudidaya tanaman herbal di atas, maka tidak ada salahnya Anda mencoba untuk menanamnya di lahan perkebunan, sawah, atau lahan pekarangan rumah. Dengan begitu Anda akan memetik aneka macam pengalaman dan hobi menarik seputar dunia menanam. Mari menanam, dan semoga berhasil. Salam budidaya.