Karakteristik Dan Varietas Kopi Arabika di Indonesia
Secara geografis kopi arabika bisa tumbuh pada ketinggian lahan 1.000-2.000 dpl, dengan curah hujan rata-rata pertahunnya yakni 1.200-2000 mm pertahun.
Kondisi lingkungan juga sangat mensugesti proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, termasuk mensugesti proses pembungaan dan pembuahan. Suhu lingkungan yang cocok untuk bertanam kopi arabika yakni berkisar 16-25 derajat celcius, dan tidak tahan pada suhu mendekati titik beku 0-4 derajat celcius.
Kopi arabika sangat cocok ditanam di lahan tanah gembur, mengandung bermacam-macam unsur hara organik, serta memiliki tingkat keasaman (pH) tanah berkisar 5,0-7,0, jenis tanah yang cocok ialah tanah latosol dan andosol. Kopi ini biasanya ditanam di kawasan perkebunan atau perbukitan, dan kopi jenis ini sangat cocok ditanam di Indonesia yang memiliki iklim tropis.
Dalam satu tahun, kopi arabika biasanya mengalami tiga kali panen, yakni setiap 4-5 bulan sekali. Sehingga para petani kopi sangat dianjurkan untuk melaksanakan perawatan intensif selama bertanam, sampai poses panen.
Umumnya, kopi arabika akan berbunga di simpulan trend penghujan, namun gagal panen kopi arabika banyak disebabkan karena faktor iklim cuaca yang ekstrem, apalagi bunga kopi arabika banyak yang tertimpa air hujan secara terus-menerus. Hal ini akan menunjukkan kondisi buruk bagi pertanian kopi.
Adapun untuk pusat dan tempat budidaya kopi arabika banyak tersebar di banyak sekali kawasan di Indonesia, dan secara umum dikuasai banyak terdapat di kawasan Lampung, Gayo (Banda Aceh), Kintamani (Bali), Mangkuraja (Bengkulu), Mandaling (Sumatera Utara), Jawa, dan Toraja (Kalosi). Selain di Indonesia, kopi arabika juga banyak dibudidaya di Jamaica yang dikenal sebagai kopi blue montain serta di negara Ethiopia.
Di Lampung sendiri misalnya, kopi arabika yang biasanya banyak diproduksi yakni kopi luwak yang memiliki citarasa tersendiri bagi penyuka minuman berwarna hitam ini.
Jenis dan Karakteristik Tanaman Kopi Arabika (Arabica Coffe)
Tanaman kopi arabika memiliki perakaran tunggang, biji keping dua, merupakan tumbuhan habitus-perdu dengan ketinggian capai 2-3,5 meter, batang tegak, percabangan monopodial, permukaan batang dan ranting bernafsu dan terkadang banyak ditumbuhi liken.
Daun tunggal dan berbentuk lonjong dengan ujugnya terkadang berbentuk lancip, panjang daun diperkirakan 8-15 cm, dengan lebar daun mencapai 4-7cm.
![]() |
Bunga Kopi Arabika sedang Mekar. Photo Original by: Wahid Priyono (Guruilmuan) |
Bunga kopi arabika memiliki karakteristik ibarat bunga majemuk (banyak), bunga berbentuk payung, kelopak bunga lonjong, tangkai benang sari berlekatan dengan ketiak daun dan adakala juga berlekatan dengan batang utama. Buah kopi arabika tergolong buah kerikil (karena berbiji keras), buah berbentuk lingkaran telur dengan diameter 0,5-1cm, buah dalam kondisi muda berwarna hijau tua/hijau muda dan setelah buahnya matang umumnya berwarna merah tua.
Sementara itu, bijinya berbentuk bola. Kopi arabika memiliki wiwilan (cabang reproduktif dengan tumbuh tegak lurus di atas permukan tanah.
Kopi arabika mempunyai varietas unggul dan banyak dibudidaya oleh petani diantaranya ialah kopi kolombia (Colombian Coffe) yang pertama kali dibudidaya di daratan Kolombia pada awal tahun 1.800. Ada juga varietas Colombian Milds, Mocha kopi dari Yamen, Jamaican Blue Mountain, Hawaiian Kona Coffe, Ethiopian Harrar, Kopi Jawa, Kopi Kenyan, Kopi Mexico, Kopi Luwak Lampung, Kopi Uganda dan lain sebagainya.
Dibandingkan kopi robusta, kopi jenis arabika lebih banyak diminati oleh penikmat kopi karena rasanya dianggap lebih nikmat. Biji kopi arabika memiliki ukuran biji yang lebih kecil dibandingkan kopi jenis robusta. Selain itu, kandungan kopi arabika mempunyai kandungan kafein yang relatif rendah, rasa dan aromanya lebih nikmat, namun harganya cukup mahal.
Kopi Arabika pertama kalinya diperkenalkan oleh spesialis botani tumbuhan yaitu, Linnaeus pada tahun 1753. Varietas terbaik dari jenis kopi arabika ini ialah typica dan bourbon dengan strain yang banyak dikembangkan di banyak sekali cuilan dunia.
Varietas Unggul Kopi Arabika di Indonesia
Varietas unggul dari kopi arabika yang banyak ditanam di Indonesia dengan setiap varietas memiliki daya tumbuh dan pembiasaan terhadap lingkungan berbeda-beda. Untuk memperoleh kopi jenis arabika unggul, maka Kementerian Pertanian melalui Puslit Koka selalu mengeluarkan rujukan terkait varietas unggul untuk kopi arabika, diantaranya yaitu:
- Varietas S795, varietas kopi arabika ini memiliki produktivitas 1.000-1.500 kg/ha pada kepadatan tanam 1.600-2.000 pohon perhektar (ha). Mulai berbunga pada usia 15-24 bulan, agak tahan terhadap serangan karat daun apabila ditanam di atas ketinggian lebih dari 1.000 m/dpl.
- VarietasUSDA 762, produktivitas kopi arabika jenis ini mencapai 800-1.200kg/ha. Mulai berbunga pada usia tanam 32-34 bulan dengan perawatan intensif, dan dapat bertahan pada serangan penyakit ialah karat daun.
- Varietas Sigarar Utang, kopi arabika jenis ini memiliki produktivitas mencapai 1.500 kg/ha. Keistimewaan varietas kopi arabika jenis ini ialah dapat berbuah secara terus-menerus mengikuti contoh persebaran curah hujan setempat. Bijinya berukuran besar, namun rentan terhadap hama abu buah dan nematoda, namun cukup tahan terhadap penyakit karat daun. Sangat direkomendasikan ditanam pada ketinggian lahan di atas 100 meter di bawah permukaan air laut (dpl).
- Varietas Andung Sari-1, memiliki produktivitas sebanyak 350 kg/ha, mulai berbunga pada umur 15-24 bulan, Sebaiknya varietas ini ditanam pada ketinggian lahan di atas 900 m/dpl, karena kalau ditanam pada lahan di ketinggian kurang dari 900 meter/dpl rentan terhadap serangan karat daun akan tetapi sangat mudah menyesuaikan diri kalau ditanam pada lahan yang kurang subur.
Itulah tadi info wacana karakteristik dan banyak sekali macam varietas kopi arabika yang telah banyak ditanam di Indonesia. Semoga bermanfaat. Salam budidaya pertanian, ayo berkebun.
Jangan lupa klik dan baca juga artikel berikut: Cara Bertanam Kopi Arabika Yang Baik Untuk Meningkatkan Hasil Panen.