Pupuk Kandang: Cara Pembuatan Pupuk Kandang Serta Peranannya Bagi Pertumbuhan Tanaman
![]() |
Pupuk Kandang Yang Sudah Diolah: Foto Oleh: guruilmuan.blogspot.com |
Pupuk sangkar yang berasal dari kotoran hewan memiliki kandungan mirip Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Hidrogen (H), dan Oksigen (O) yang cukup tinggi dan unsur hara penting lainnya yang lengkap untuk membantu menyuburkan tanaman. Kandungan Nitrogen berperan penting untuk membuat daun terlihat segar dan berwarna hijau, merangsang pertumbuhan batang, akar, serta mensugesti proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur hara Natrium (N) berperan penting dalam proses pertumbuhan dan menunjukkan tanaman semoga tidak mudah terserang banyak sekali macam penyakit tanaman. Pupuk sangkar juga terbukti bisa membantu proses perembesan air, memudahkan akar tanaman untuk menyimpan air dalam jumlah yang cukup, membuat tanah menjadi gembur sehingga pengelolaan tanah pertanian lebih mudah, akan tetapi penggunaan pupuk sangkar juga penting melihat usia tanaman dan jenis tanaman.
Penggunaan pupuk sangkar juga terbukti sangat ramah lingkungan sehingga penting disosialisasikan kepada masyarakat pedesaan. Hal ini menyangkut pentingnya pengetahuan petani ihwal cara budidaya tanaman dengan pupuk yang sempurna untuk hasil panen yang bagus. Penggunaan pupuk-pupuk kimiawi justru akan memicu munculnya permasalahan lingkungan yang kompleks mirip adanya pencemaran tanah, pencemaran air. Pencemaran tanah yang terjadi tanggapan penggunaan pupuk kimia dapat membuat struktur tanah menjadi rusak, kehilangan unsur hara penting di dalam tanah, kandungan pH tanah akan menjadi tidak normal sehingga akan kuat pada laju pertumbuhan tanaman. Pencemaran air yang disebabkan oleh pupuk kimia kemungkinan besar dapat terjadi dengan adanya sistem pengangkutan air dari akar menuju keseluruh organ tanaman.
Jenis-Jenis Pupuk Kandang Yang Perlu Kamu Ketahui?
Dilihat dari bentuknya, pupuk sangkar terbagi menjadi dua jenis ialah pupuk sangkar cair dan pupuk sangkar padat. Pupuk sangkar cair biasanya didapat dari air kencing (urine). Sementara itu, untuk pupuk sangkar jenis padat dapat diperoleh dari kotoran hewan ternak (feses). Adakalanya dalam pembuatan pupuk sangkar melibatkan komponen urine serta kotoran ternak secara langsung, dan biasanya berbentuk mirip cairan kental mirip lumpur. Atau biasanya dijumpai adanya pupuk dari kotoran hewan yang dicampur dengan sekam padi atau dedauan lain yang membusuk. Berikut ini ada beberapa jenis asal muasal pupuk sangkar yang banyak digunakan masyarakat petani:
a. Pupuk Kandang Dari Kotoran Ayam, Itik, dan Hewan Unggas Lainnya
Pupuk sangkar yang berasal dari kotoran hewan ternak mirip kotoran ayam, itik, dan hewan unggas lainnya banyak diminati terutama oleh para petani tanaman buah dan sayur. Pupuk dari kotoran hewan unggas terbukti memiliki kandungan unsur Nitrogen (N) dan Phosfor (P) yang relatif tinggi dibanding jenis pupuk dari hewan lainnya. Terlebih, unsur N dapat secara eksklusif diserap oleh aka tanaman sehingga tidak memerlukan tahapan dekomposisi terlebih dahulu.
Pupuk sangkar dari hewan-hewan unggas biasanya diambil dalam bentuk campuran dari materi sekam padi, terutama dari kotoran hewan ayam boiler. Dan biasanya sekam padi digunakan oleh para peternak sebagai ganjal kandang, dan mau tidak mau ganjal sangkar tersebut pasti terdapat kotoran hewan ternak. Dan ternyata sekam padi yang bercampur dengan kotoran unggas tersebut ikut memperkaya kandungan unsur hara yakni unsur Kalium (K). Akan tetapi, beberapa efek buruk dari kotoran ternak unggas sangat rentan membawa penyakit dari jenis basil Salmonella. Kekhawatiran lain bagi pertanian organik ialah adanya hormon dan obat-obatan yang terbawa pada kotoran hewan sehingga memungkinkan adanya kontaminasi bagi tanaman organik.
b. Pupuk Kandang Dari Kotoran Sapi, Kerbau, Kambing
Kotoran hewan ternak dari kambing memiliki kandungan unsur Nitrogen (N) yang tinggi dan umumnya memiliki tekstur mirip bulatan-bulatan yang sukar dipecah secara fisik. Kotoran kambing sebaiknya dikomposkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Karakteristik pupuk kotoran kambing yang sudah siap pakai yakni kotorannya sudah mengering, suhu dingin, serta tidak berbau. Sementara itu kotoran sapi, kerbau biasanya memiliki kandungan serat yang cukup tinggi. Atas dasar inilah kotoran sapi maupun kerbau tidak dianjurkan untuk digunakan dalam keadaan segar akan tetapi perlu dikomposkan terlebih dahulu. Jika pupuk diberikan pada tanaman tanpa pengomposan terlebih dahulu, maka kemungkinan besar akan terjadi perebutan unsur Nitrogen (N) antara tanaman dengan dekomposisi yang berlangsung pada kotoran ternak tersebut. Kotoran sapi maupun kerbau juga mempunyai kandungan air yang tinggi dan atas dasar inilah masyarakat petani menjulukinya sebagai "pupuk dingin". Kotoran sapi, kerbau apabila telah dikomposkan biasanya memiliki tekstur lebih gelap, gembut, suhunya dingin, tidak lengket, dan tidak berbau tajam.
c. Pupuk Kandang Dari Air Kencing Hewan Ternak (Urine)
Selain adanya pupuk sangkar yang berasal dari kotoran hewan (pupuk sangkar jenis padat) ada juga pupuk sangkar yang berasal dari cairan (urine) hewan ternak. Biasanya pupuk jenis ini diambil dan diproses dari mengambil episode urine hewan ternak mirip sapi, kerbau, kambing, kelinci, dan hewan ternak lainnya. Urine merupakan sisa metabolisme badan yang sudah tidak terpakai sehingga penting dilakukan ekskresi oleh hewan. Urine juga mengandung kaya akan Nitrogen (N) yang merupakan hasil perombakan metabolisme protein. Selain unsur Nitrogen (N), urine pada hewan juga banyak mengandung unsur Phosfat (P) dan Sulfur.
Urine kelinci merupakan alternatif cara untuk membuat pupuk cair dari urine hewan. Perlu diketahui bahwa urine kelinci mengandung banyak unsur Nitrogen yang diharapkan tanaman. Cara penggunaan pupuk cair dari urine kelinci ialah cukup praktis tinggal menyiapkan 1-2 Liter urine kelinci kemudian ditambahkanke dalam 20-25 Liter air bersih, kemudian disemprotkan pada daun tanaman (sebagai pupuk daun alamiah). Selain itu, pupuk cair dari urine hewan ternak juga dapat dicampurkan eksklusif ke kotoran hewan (feses) dan diolah secara organik dengan melibatkan beberapa mikroorganisme tanah (pengomposan) sehingga disebutlah pupuk sangkar kering (kompos). Urine dari hewan ternak juga terbukti dapat dijadikan pupuk hayati yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Lalu Bagaimana Proses Pembuatan Pupuk Kandang (Kompos) Yang Baik Bagi Tanaman?
Penggunaan pupuk sangkar sangat dianjurkan bagi seluruh petani karena banyak sekali alasan mirip keuntungan yang disebutkan di atas. Harga pupuk sangkar sangat murah dan ekonomis, dapat diperoleh dengan mudah di kalangan masyarakat petani. Pembelian pupuk ini dapat diperoleh eksklusif dengan membelinya kepada para petani ternak hewan yang di dalam kandangnya banyak terdapat banyak kotoran hewan. Berikut ini penjelasan ihwal cara membuat pupuk sangkar secara terbuka dan tertutup;
a. Cara Pembuatan Pupuk Kandang Secara Terbuka dapat dilakukan dengan langkah-langkah yaitu; (1) hal pertama yang penting dilakukan ialah menentukan lokasi di bersahabat sangkar sebagai daerah untuk pembuatan pupuk kandang. Lokasi yang sudah ditentukan kemudian dibersihkan. (2). Gali lubang di area lokasi pembuatan pupuk sangkar yang sudah ditentukan tadi dengan ketinggian 2-3 meter (sesuai kebutuhan) dengan panjang lubang 2,5X2,5 meter membentuk persegi atau lubang berbentuk persegi panjang lainnya. Pembuatan galian lubang ini dapat diubahsuaikan dengan kebutuhan dan banyak sedikitnya kotoran hewan yang hendak ditampung di dalam lubang terbuka. (3). Membuat galangan (sanitasi air) khusus untuk mencegah semoga air hujan tidak dapat merembes atau masuk ke dalam lubang yang berisi kotoran hewan, sehingga proses pembuatan pupuk sangkar akan berjalan lancar. (3) Di atas daerah pembuatan pupuk sangkar (di atas lubang galian) sebaiknya diberikan naungan atau atap baik atap yang terbuat dari daun kelapa, daun rumbia, plastik tahan air, atau genteng yang terbuat dari tanah liat. Hal ini bertujuan untuk mencegah semoga air hujan tidak dapat masuk ke dalam lubang kotoran (tempat pembuatan pupuk kandang). (4) Secara rutin kotoran hewan dan sisa pakan dari tumbuhan ternak sebaiknya ditampung pada lubang khusus untuk pembuatan pupuk kandang. (4) Kotoran hewan yang ada di dalam lubang khusus tersebut dibiarkan selama 3-4 bulan dan setelah itu barulah digunakan untuk memupuk tanaman di lahan pertanian.
b. Cara Membuat Pupuk Kandang Secara Tertutup dapat dilakukan dengan tahapan seperti; (1) Menentukan lokasi di sekitar sangkar yang dapat dijadikan sebagai daerah pembuatan pupuk kandang. (2) Pada lokasi pembuatan pupuk sangkar tersebut, galilah lubang setinggi 2-3 meter (sesuai kebutuhan) dengan panjang lubang sekitar 2,5X2,5 meter dan sebaiknya pembuatan lubang juga harus lebar dan tidak sempit. Perlu diingat bahwa pembuatan lubang yang terlalu sempit dan terlalu dalam juga berisiko menyulitkan pengambilan pupuk yang sudah jadi. (3) Dinding lubang daerah penampungan kotoran ternak sebaiknya terbuat dari materi yang dapat mencegah terjadinya rembesan air dari episode luar lubang. (4). Di episode dasar lubang (lantai lubang) penampungan kotoran ternak sebaiknya jangan disemen dan biarkan saja dari tanah karena hal ini dilakukan dengan tujuan semoga air dari kotoran hewan ternak di dalam lubang penampungan dapat merembes masuk ke dalam tanah, sehingga akan mempermudah dalam proses pengeringan kotoran ternak di dalam kolam penampungan. (5) Secara rutin, para petani ternak sebaiknya memasukkan sisa pakan atau kotoran ternak ke dalam lubang penampungan. Dan ingat kotoran hewan ternak yang di tampung di dalam lubang penampungan jangan terlalu penuh ke atas. Setelah kotoran hewan yang ditampung penuh, selanjutnya lubang penampungan ditutup dengan tanah bekas galian setebal 30-35cm. (6) Sebaiknya di atas lokasi penampungan tersebut diberikan naungan atau atap yang terbuat dari sisa-sisa daun kering (daun rumbia), anyaman daun kelapa, genteng, atau atap jenis lainnya yang memungkinkan tidak adanya air hujan yang ikut merembes ke daerah penampungan tersebut. (7) Kotoran ternak di dalam lubang penampungan tadi dibiarkan selama 3-4 semoga terjadi proses penguraian oleh mikroorganisme tanah, mirip cacing dan jasad renik lainnya.