Widget HTML Atas

Memahami Potensi Budidaya Tanaman Secara Konvensional dan Modern

Budidaya tanaman secara konvensional merupakan aktivitas penanaman banyak sekali macam jenis tumbuh-tumbuhan (tanaman sayur, buah, dan tanaman hias/tanaman obat) yang dalam pelaksanaannya masih menggunakan alat-alat yang masih sederhana (cangkul dan perkakas pertanian lainnya).

Selain daripada itu, budidaya pertanian secara konvensional memiliki risiko banyak terhadap kelestarian lingkungan hidup, alasannya yaitu sisa-sisa pupuk anorganik yang banyak digunakan oleh petani justru terkadang membuat tanah pertanian menjadi tidak gembur/semakin gersang, tandus, dan mampu menjadikan terjadinya pencemaran tanah dan air.

Tanaman Jagung Dibudidaya Secara Anorganik dengan Pertanian Konvensional
Tanaman Jagung Dibudidaya Secara Anorganik dengan Pertanian Konvensional. Photo Original by: Wahid Priyono (Guruilmuan Indonesia).

Di sisi lain, pertanian konvensional memiliki sisi keuntungan menyerupai biaya/ongkos pengerjaan murah, pembelian pupuk,obat dan bibit-bibit pertanian lebih murah dan praktis, serta peralatan yang digunakan tidak terlalu canggih dan masih mampu dibeli di pasaran.

Sampai ketika ini, masyarakat petani di Indonesia masih menerapkan sistem pertanian terpadu dengan konsep pertanian konvensional. Hal ini sudah berjalan semenjak dulu sebelum Indonesia merdeka. Kaum penjajah (Belanda) pada ketika itu memanfaatkan potensi Indonesia untuk dijadikan sebagai penghasil rempah dan sayur mayur, buah-buahan, tanaman obat, dan lain sebagainya. Padahal, pada ketika itu, kaum pribumi dalam melaksanakan aktivitas pertanian tetap menggunakan cara-cara sederhana (konvensional).

Kini, petani Indonesia sudah mulai ada yang menerapkan konsep pertanian modern, walaupun konsep pertanian secara konvensional tidak 100% ditinggalkan. Mereka masih percaya bahwa pertanian konvensional juga masih mampu bersaing dengan pertanian modern yang akhir-akhir ini sudah banyak diterapkan di negara maju dan negara berkembang menyerupai di Indonesia.

Konsep pertanian modern yang sudah mulai dikembangkan di Indonesia menyerupai sistem pertanian monokultur, sistem pertanian hidroponik, teknik vertikultur tanaman, kultur jaringan, dan lain sebagainya.

Adapun jenis tanaman pertanian yang mampu dibudidaya secara modern dan juga secara konvensional meliputi: sawi, selada, kangkung, genjer, mentimun,semangka, melon, kacang tanah, kacang panjang, buncis, pepaya, kacang tunggak, koro, strawberry, pak coy, jagung, kedelai dan lain sebagainya.

Melihat potensi dari pertanian konvensional masih tetap mengagumkan dan mampu anda terapkan selama dalam pelaksanaannya menggunakan cara-cara yang bagus, beretika terhadap lingkungan sekitar (itu artinya bahwa sebisa mungkin mengurangi dampak buruk pestisida, pupuk-pupuk anorganik yang sulit hilang kalau sudah terakumulasi pada tanah). Sebagai tumpuan tambahan, silakan baca artikel berikut ini, klik: Keuntungan dan Kekurangan Pertanian Organik.