Widget HTML Atas

Daging Kerbau India Cepat Keras dan Susutnya Tinggi

Pedagang Enggan Jual Daging Kerbau India alasannya cepat susut dan keras

Sejumlah pedagang daging di Pasar Baru, mengaku tidak mau berjualan daging Kerbau yang telah di impor dari India oleh Bulog. Alasannya, daging yang diimpor untuk menggantikan daging sapi ini cepat menyusut dan keras.

Pantauan Radar Bekasi Kamis (5/1/2017) siang, penjual daging kerbau sangat sulit ditemui di pasar tradisional ini. Biasanya, daging jenis ini dijual oleh pedagangnya pada pagi hari. Marwan (43) misalnya, mengaku lebih memilih menjual daging sapi lokal ketimbang kerbau.

Meskipun harga daging lokal yang dijualnya cukup mahal ketimbang harga daging kerbau. Daging sapi lokal ketika ini ia jual Rp120 ribu per kilo, sementara daging kerbau sepengetahuannya dijual oleh pedagang lain Rp80 ribu hingga Rp100 ribu per kilo. “Mendingan jualan daging sapi lokal.

Karena kita jualannya buat langganan aja, kalau jualan itu susah lakunya,” ujar Marwan pria asal Karawang ini. Daging kerbau itu, menurutnya, jikalau dijual harus selalu disimpan di Freezer. Sebab, kalau tidak didinginkan di kawasan maka daging akan berubah warna dan menyusut. Kondisi itu akan membuat rugi para pedagang jikalau tidak cepat terjual.

Berbeda dengan halnya daging sapi lokal yang bisa bertahan hingga berjam-berjam, meski tidak disimpan di kawasan pendingin tersebut. “Daging kerbau itu harus didinginin terus, kalau enggak begitu dagingnya cepet nyusut, dari 10 kilo bisa jadi 3 kilo. Bisa rugi jualan itu, mending lokal aja, tahan lama,” katanya.

Selain cepat menyusut dan berubah warna, kata dia, daging kerbau juga lebih keras jikalau dikonsumsi. Karenya daging ini dijual untuk memenuhi kebutuhan para pedagang bakso. “Itu cocoknya buat campuran bakso, alasannya digiling. Kalau buat disop keras dimakannya,” tukas Marwan.

Sementara, Larno (43) pria yang berjualan daging Kerbau India ini mengaku kalau daging Kerbau memang keras dan cepat menyusut, berbeda dengan daging sapi lokal. “Emang begitu dagingnya,” kata pria asal Solo ini.

Biasanya, Larno bersama beberapa pedagang menjual daging kerbau ini kebanyakan kepada para pedagang bakso mulai pagi hari. Adapun daging yang dijual mulai harga Rp80 ribu. “Jam 4 sampe 6 pagi jualannya ke tukang bakso. Buat campuran daging sapi lokal biasanya. Kalau jam segini udah enggak ada yang jual,” pungkas Larno.

Sumber: pojoksatu.id