Cara Merawat dan Budidaya Pisang Kirana
Tips Budidaya Pisang Mas Kirana
Cara Memelihara dan Budidaya Pohon Pisang, Khususnya Pisang Mas Kirana
Iklim Yang cocok untuk tanaman pisang
a. Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di kawasan subtropis.
b. Kecepatan angin tidak terlalu tinggi.
c. Curah hujan optimal yaitu 1.520 - 3.800 mm/tahun dengan 2 bulan kering.
Media Tanam
a. Sebaiknya pisang ditanam di tanah berhumus dengan pemupukan.
b. Air harus selalu tersedia tetapi tidak menggenang.
c. Pisang tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07%.
Ketinggian Tempat
Dataran rendah hingga pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon, nangka dan tanduk tumbuh baik hingga ketinggian 1.000 m dpl
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usahatani pisang yaitu tersedianya bibit yang berkualitas, yaitu bibit yang bebas hama dan penyakit, serta sehat. Selain itu, jumlahnya harus cukup dan jenis pisangnya sesuai dengan yang diinginkan.
Untuk menyediakan bibit pisang, dapat memanfaatkan rumpun pisang yang sehat. Bibit bisa diperoleh dari tunas, anakan, bonggol, dan bit yang diperbanyak secara tradisional maupun kultur jaringan. Teknologi pembibitan dengan kultur jaringan memerlukan biaya investasi awal yang besar, sehingga pembibitan secara sederhana dipandang masih layak untuk diterapkan.
Ada tiga macam cara perbanyakan bibit pisang secara sederhana, yaitu :
1. Perbanyakan dengan anakan
a. Bibit ini berasal dari pemisahan anakan untuk pribadi ditanam di kebun. Bahan yang paling baik digunakan yaitu anakan pedang (tinggi 41-100 cm), daunnya berbentuk menyerupai pedang dengan ujung runcing. Anakan rebung (24-40 cm) kurang baik jikalau ditanam langsung, karena bonggolnya masih lunak dan belum berdaun, sehingga mudah mengalami kekeringan. Sedangkan anakan cukup umur (tinggi > 100 cm) terlalu berat dalam pengangkutan dan kurang tahan terhadap cekaman lingkungan, dikarenakan telah memiliki daun sempurna.
b. Bibit anakan setelah dipisahkan harus pribadi ditanam. Jika terlambat akan meningkatkan serangan hama penggerek dan maut di kebun. Apabila pada dikala tanam kekurangan air dalam waktu yang cukup lama, bibit akan layu dan mati adegan batangnya, tetapi bonggol yang tertimbun dalam tanah masih bisa untuk tumbuh dan memulai pertumbuhannya kembali, membentuk bonggol gres di atas bonggol yang lama.
c. Untuk menghindari kejadian tersebut, sebelum menanam, anakan dipotong 5 cm di atas leher bonggol dan cara menanamnya ditimbun 5 cm di bawah permukaan tanah.
2. Perbanyakan dari bit anakan/mini bit
Bahan yang digunakan yaitu anakan pisang yang berdiameter 7-12 cm atau tingginya 40-150 cm (anakan pedang hingga anakan dewasa). Cara membuatnya yaitu sebagai berikut :
a. Pemisahan anakan dari rumpun dilakukan dengan hati-hati menggunakan linggis, sehingga kondisi bonggol masih utuh.
b. Bonggol dibersihkan dari akar dan tanah yang menempel, kemudian dipotong 1 cm di atas leher bonggol. Titik tumbuh di pusat bonggol dikorek dengan lebar dan dalam ± 3 cm menggunakan pisau yang runcing dan bersih.
c. Rendam dalam air hangat dengan suhu 55°C yang telah dicampur fungisida dengan dosis 2 gr/liter air selama 15 menit, kemudian ditiriskan. Untuk menghindari serangan hama pada dikala perendaman, dapat juga disertai pemberian insektisida sesuai dosis yang dianjurkan.
d. Untuk merangsang munculnya tunas, bonggol disemai dalam bedengan, disusun secara berjajar dengan adegan titik tumbuh tetap mengarah ke atas. Masing-masing bonggol diberi jarak 5 cm, kemudian ditimbun dengan campuran tanah, pasir, dan pupuk sangkar setebal ± 5 cm. Penimbunan dilakukan selama 3-5 ahad atau hingga tumbuh tunasnya. Selama penimbunan, perlu dijaga kelembabannya dengan penyiraman setiap hari, terutama bila tidak ada hujan.
e. Bila tunas telah tumbuh dan telah mempunyai 1-2 lembar daun, bonggol diangkat dari timbunan, kemudian dibelah searah membujur dari permukaan atas bonggol hingga dasar sebanyak tunas yang tumbuh. Bila bonggol terlalu besar dapat dikurangi dengan menipiskan potongan di kiri dan kanan tunas.
f. Tunas hasil penggalan (bit) disemai di polybag ukuran 20 cm x 30 cm, yang berisi media tanam campuran tanah dan pupuk sangkar (1:1), kemudian diletakkan di tempat teduh/naungan.
g. Setelah berumur 1 bulan, bibit dipindahkan ke tempat terbuka, dan siap ditanam di lapang setelah bibit berumur 2 bulan.
h. Perawatan yang utama yaitu penyiraman untuk menjaga kelembaban tanah. Pemupukan dilakukan 2 ahad sekali dengan menggunakan Urea 2 gr/liter air dengan cara dikocor.
3. Perbanyakan dengan Bonggol dari tanaman yang sudah dipanen
a. Bonggol diangkat dari tanah dengan hati-hati supaya mata tunas tidak rusak. Kemudian dibersihkan dari akar dan tanah yang menempel.
b. Bonggol kemudian dipotong dengan ukuran 10 cm x 10 cm menurut jumlah mata tunas. Kemudian direndam dalam air hangat dengan suhu 55°C yang telah dicampur fungisida dengan dosis 2 gr/liter air selama 15 menit, kemudian ditiriskan.
c. Bit setelah ditiriskan kemudian ditanam di polybag ukuran 20 cm x 30 cm yang berisi media tanah dan pupuk sangkar 1:1. Setelah ditanam, benih diletakkan di tempat teduh/naungan selama 1 bulan, dan pada bulan kedua diletakkan di tempat terbuka.
d. Perawatan yang diharapkan yaitu penyiraman untuk menjaga kelembaban tanah. Pemupukan dapat diberikan melalui pengocoran larutan pupuk Urea dengan konsentrasi 2 gr/liter air setiap 2 minggu.
e. Bibit ditanam di kebun pada umur 3-4 bulan setelah semai.
Persiapan Lahan
Lahan dibersihkan dari sisa tanaman, kemudian siapkan lubang tanam ukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm, sekitar 2 ahad hingga 1 bulan sebelum tanam. Tanah lapisan atas dipisah dengan tanah lapisan bawah. Penutupan lubang tanam dilakukan dengan memasukkan tanah lapisan bawah terlebih dahulu.
Waktu Tanam
Menanam pisang sebaiknya dilakukan pada awal demam isu hujan, supaya terhindar dari kekeringan pada awal pertumbuhan dan buah sudah siap dipanen pada dikala masuk demam isu kemarau.
Idealnya, untuk menerima produksi dan kualitas buah yang baik, penanaman pisang dilakukan 2 tahap (setahun 2 kali) dengan selisih penanaman 6 bulan. Penanaman pertama menggunakan jarak tanam yang lebar (misalnya 4 m x 4 m), kemudian penanaman tahap kedua dilakukan diantara jarak tanam yang telah ditanam. Hal ini bertujuan untuk dapat mengatur waktu panen dan pembongkaran tanaman pada tahun ke-5, 9, 13, dan 17 yang memungkinkan masih adanya panen karena penanaman yang tidak serempak.
Menanam pisang sebaiknya pada awal demam isu hujan supaya terhindar dari kekeringan pada awal pertumbuhan dan masuk demam isu kemarau buah sudah siap dipanen. Idealnya untuk menerima produksi dan kualitas buah yang baik, penanaman pisang dilakukan 2 tahap (setahun 2 kali) dengan selisih penanaman 6 bulan.
Penanaman pertama menggunakan jarak tanam lebar (misalnya 4 m x 4 m), kemudian penanaman tahap kedua dilakukan diantara jarak tanam yang telah ditanam. Hal ini bertujuan untuk mengatur waktu panen dan pembongkaran tanaman pada tahun ke 5, 9, 13, 17 yang memungkinkan masih adanya panen karena penanaman yang tidak serempak.
Penanaman
Bila hujan telah turun dengan teratur, lakukan penanaman. Sebaiknya penanaman dilakukan pada sore hari supaya bibit menerima udara yang sejuk dan tidak pribadi menerima cahaya matahari. Lubang tanam yang telah ditimbun, digali seluas gumpalan tanah yang menutup media bibit pisang. Buka polybag adegan bawah, setelah itu adegan samping secara hati-hati. Letakkan bibit pisang secara tegak lurus. Tutup lubang tanam dengan tanah galian dan tekan sedikit disamping tanah bekas polybag, selanjutnya siram bibit secukupnya.
Jarak tanam sesuai dengan jenis pisang. Untuk jenis pisang Bas dan Barangan, jarak tanam yang digunakan yaitu 2 m x 2 m. Untuk jenis pisang Ambon, Cavendish, Raja Sereh, dan Raja Nangka jarak tanam yang digunakan yaitu 3 m x 3 m. Jenis pisang Kepok dan Tanduk menggunakan jarak tanam 3 m x 3 m atau 3 m x 3,5 m. Pemberian pupuk sangkar pada lubang tanam dilakukan 1-2 ahad sebelum tanam.
Pemupukan
Sebelum penanaman, lubang tanam diberi pupuk sangkar sebanyak 10 kg/lubang, dan dibiarkan selama 1-2 minggu. Pupuk kimia yang diberikan meliputi 350 kg Urea, 150 kg SP36, dan 150 kg KCl per hektar per tahun, atau 0,233kg Urea, 0,10 kg SP36, dan 0,10 kg KCl per tanaman. Untuk tanaman yang gres ditanam, pemupukan dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu ¼ adegan dikala tanam dan sisanya dibagi 2, yaitu pada umur 3 bulan dan 6 bulan. Pupuk diletakkan pada alur dangkal berjarak 60-70 cm dari tanaman, dan ditutup tanah. Sedangkan untuk tanaman berumur 1 tahun atau lebih, pupuk diberikan 2 kali, yaitu pada awal demam isu hujan dan menjelang final demam isu hujan.
Pemberian Agensia Hayati Antagonis
Untuk pencegahan terhadap serangan penyakit layu, terutama yang disebabkan oleh jamur Fusarium, tanaman pisang dapat diberi agensia hayati, menyerupai Trichoderma sp dan Gliocladium sp.
Cara pengembangannya yaitu 250 g agensia hayati (misal : Gliokompos) dicampur dengan 25 kg pupuk sangkar mentah, diaduk hingga merata. Dibiarkan selama 10-15 hari di udara terbuka, dan tiap hari diaduk supaya udara dapat masuk ke adegan dalam tumpukan pupuk kandang. Untuk pengembangan selanjutnya, campuran yang telah dibuat dapat dicampur lagi dengan pupuk sangkar sebanyak 500 kg dan dibiarkan selama 2 ahad hingga 1 bulan di tempat teduh dalam keadaan lembab.
Pemberian di lapangan diubahsuaikan dengan dosis pupuk kandang, yaitu 10 kg/lubang tanam dicampur dengan tanah bekas galian lubang. Pemberian selanjutnya dilakukan pada dikala tanaman berumur 3 dan 6 bulan, dengan cara menaburkannya di sekitar tanaman, dengan dosis 0,5 kg/tanaman.
Pemangkasan
Pemangkasan daun yang kering bertujuan untuk pencegahan penularan penyakit, mencegah daun-daun yang renta menutupi anakan, dan melindungi buah dari ukiran daun. Pada dikala pembungaan, setidaknya ada 6-8 daun sehat supaya perkembangan buah menjadi maksimal. Setelah pemangkasan bunga jantan, sebaiknya tidak dilakukan pemangkasan daun lagi. Daun bekas pemangkasan dari tanaman sakit dikumpulkan dan dibakar. Selanjutnya alat pemangkas disterilkan dengan desinfektan, misalnya menggunakan Bayclean atau alkohol.
Penyiangan
Pengendalian gulma secara mekanis terutama dilakukan pada dikala tanaman berumur 1 hingga 5 bulan. Setelah berumur 5 bulan, pengendalian dapat dikurangi karena kanopi tanaman dapat menekan pertumbuhan gulma. Pada dikala tersebut, pengendalian gulma dapat dilakukan dengan menggunakan herbisida. Penyiangan dilakukan dengan selang waktu 2-3 bulan.
Pada kawasan yang pernah terserang penyakit layu, penyiangan dianjurkan menggunakan herbisida dan tidak dianjurkan menggunakan cangkul atau kored, untuk mencegah penularan penyakit karena kontak dengan alat.
Penjarangan Anakan
Penjarangan anakan dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi jumlah anakan, menjaga jarak tanam, dan menjaga supaya produksi tidak menurun. Penjarangan anakan dilakukan dengan memelihara 1 tanaman induk (umur 9 bulan), 1 anakan (umur 7 bulan), dan 1 anakan muda (umur 3 bulan), dilakukan rutin setiap 6-8 minggu. Anakan yang dipilih atau disisakan yaitu anakan yang terletak pada tempat yang terbuka dan yang terletak diseberangnya.
Perawatan Tandan
Perawatan tandan dilakukan dengan membersihkan daun di sekitar tandan, terutama daun yang sudah kering. Selain itu, membuang buah pisang yang tidak sempurna, yang biasanya pada 1-2 sisir terakhir, dan diikuti dengan pemotongan bunga jantan, supaya buah yang berada di atasnya dapat tumbuh dengan baik. Buah juga perlu dibungkus/dikerodong dengan kantong plastik warna biru ukuran 1 m x 45 cm. Hal ini dilakukan untuk melindungi buah dari kerusakan oleh serangga atau karena gesekan daun. Setelah dibungkus, tandan yang mempunyai masa pembuahan yang sama dapat diberi tanda (misalnya dengan tali rafia warna yang sama). Hal ini untuk menentukan waktu panen yang tepat, sehingga umur dan ukuran buah dapat seragam.
Penyakit dan Hama Tanaman Pisang
Beberapa penyakit utama yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas produksi tanaman pisang, diantaranya yaitu penyakit layu (layu fusarium dan layu bakteri), bercak daun (Black dan Yellow Sigatoka, penyakit yang disebabkan virus terutama virus kerdil pisang (Banana Bunchy Top Virus/BBTV). Sedangkan hama yang banyak ditemukan yaitu ulat penggulung daun (Erionata thrax L.), Penggerek bonggol (Cosmopolites sordidus Germar), Penggerek batang (Odoiporus longicolis (Oliv), thrips (Chaetanaphotrips signipennis) dan burik pada buah (Nacolea octasema).
Potensi Pisang Mas Kirana Andalan Kabupaten Lumajang
Potensi ekspor Pisang Mas Kirana ke beberapa negara sangat tinggi, namun petani belum bisa memenuhinya karena kebutuhan pasar di dalam negeri masih kurang. Selain di China, Pisang Mas Kirana juga pernah dipasarkan ke Singapura, Jepang dan Taiwan, namun dari segi volume masih kurang serta kualitas buah perlu ditingkatkan.
Oleh karena itu, untuk memenuhi standar ekspor, petani harus melaksanakan registrasi kebun dan akta yang menjadi salah satu syarat komoditas akan diekspor ke luar negeri.
Produksi buah lokal bekerjsama bisa bersaing dengan buah dari beberapa negara lain, namun perlu menerima penanganan khusus teknologi yang cukup baik dari sisi teknik budidaya dan pemasaran yang harus didukung oleh Pemerintah, supaya buah lokal di Indonesia tembus ke pasar dunia.
Selama ini distribusi Pisang Mas Kirana, petani berafiliasi dengan pihak swasta yang bergerak dalam bidang pengembangan pengelolaan hasil perkebunan. Selain sebagai pengelola final hasil panen pisang, juga menunjukkan derma bibit unggul untuk tanaman Pisang Mas Kirana yang dapat dikembangkan sendiri oleh petani.
Faktor-faktor yang menimbulkan rendahnya tingkat produktivitas budidaya Pisang Mas Kirana yaitu penggunaan bibit yang kurang berkualitas serta teknologi.
Petani masih berbagi bibit unggul tanaman pisang sendiri dan masih menggunakan contoh tanam cara tradisional. Peningkatan produktivitas Pisang Mas Kirana melalui pengembangan teknologi dan contoh tanam secara baik memerlukan dukungan modal dari perbankan atau lembaga keuangan lainnya. Dukungan modal bagi petani merupakan hal penting dan utama dalam usaha budidaya Pisang Mas Kirana.
Sumber:
www.bi.go.id
http://daveefahreza.blogspot.com
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usahatani pisang yaitu tersedianya bibit yang berkualitas, yaitu bibit yang bebas hama dan penyakit, serta sehat. Selain itu, jumlahnya harus cukup dan jenis pisangnya sesuai dengan yang diinginkan.Habitat Tanaman Pisang. Tanaman pisang dapat tumbuh di kawasan tropis, baik dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian tidak lebih dari 1.600 m di atas permukaan laut (dpl). Suhu optimum untuk pertumbuhan yaitu 27°C, dan suhu maksimumnya 38°C, dengan keasaman tanah (pH) 4,5-7,5. Curah hujan yang optimum untuk pertumbuhan tanaman pisang berkisar antara 2000-2500 mm/tahun atau paling baik 100 mm/bulan. Apabila suatu kawasan mempunyai bulan kering berturut-turut melebihi 3 bulan, maka tanaman pisang memerlukan perhiasan pengairan supaya dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik.
Kelebihan Pisang Mas Kirana antara lain lebih bagus dibandingkan dengan varietas pisang yang lain dan seruan pasar yang tinggi merupakan bukti bahwa Pisang Mas Kirana dari segi harga sangat kompetitif dan bisa merebut pasar.
Pisang Mas Kirana |
Cara Memelihara dan Budidaya Pohon Pisang, Khususnya Pisang Mas Kirana
Menanam pisang sebaiknya pada awal demam isu hujan supaya terhindar dari kekeringan pada awal pertumbuhan dan masuk demam isu kemarau buah sudah siap dipanen. Idealnya untuk menerima produksi dan kualitas buah yang baik, penanaman pisang dilakukan 2 tahap (setahun 2 kali) dengan selisih penanaman 6 bulan.
Iklim Yang cocok untuk tanaman pisang
a. Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di kawasan subtropis.
b. Kecepatan angin tidak terlalu tinggi.
c. Curah hujan optimal yaitu 1.520 - 3.800 mm/tahun dengan 2 bulan kering.
Media Tanam
a. Sebaiknya pisang ditanam di tanah berhumus dengan pemupukan.
b. Air harus selalu tersedia tetapi tidak menggenang.
c. Pisang tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07%.
Ketinggian Tempat
Dataran rendah hingga pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon, nangka dan tanduk tumbuh baik hingga ketinggian 1.000 m dpl
Secara ekonomis budidaya Pisang Mas Kirana sangat menguntungkan, analisis usaha memperlihatkan budidaya Pisang Mas Kirana masih dinilai layak untuk dikembangkan dengan NPV Rp18.702.822,- dan IRR 49,65%. Berdasarkan asumsi dan kriteria, maka usaha ini akan bisa mengembalikan seluruh modal usaha pada 1,7 bulan dengan B/C Ratio sebesar 1,74 kali.Cara Penyediaan Bibit Pisang Kirana
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usahatani pisang yaitu tersedianya bibit yang berkualitas, yaitu bibit yang bebas hama dan penyakit, serta sehat. Selain itu, jumlahnya harus cukup dan jenis pisangnya sesuai dengan yang diinginkan.
Untuk menyediakan bibit pisang, dapat memanfaatkan rumpun pisang yang sehat. Bibit bisa diperoleh dari tunas, anakan, bonggol, dan bit yang diperbanyak secara tradisional maupun kultur jaringan. Teknologi pembibitan dengan kultur jaringan memerlukan biaya investasi awal yang besar, sehingga pembibitan secara sederhana dipandang masih layak untuk diterapkan.
Ada tiga macam cara perbanyakan bibit pisang secara sederhana, yaitu :
1. Perbanyakan dengan anakan
a. Bibit ini berasal dari pemisahan anakan untuk pribadi ditanam di kebun. Bahan yang paling baik digunakan yaitu anakan pedang (tinggi 41-100 cm), daunnya berbentuk menyerupai pedang dengan ujung runcing. Anakan rebung (24-40 cm) kurang baik jikalau ditanam langsung, karena bonggolnya masih lunak dan belum berdaun, sehingga mudah mengalami kekeringan. Sedangkan anakan cukup umur (tinggi > 100 cm) terlalu berat dalam pengangkutan dan kurang tahan terhadap cekaman lingkungan, dikarenakan telah memiliki daun sempurna.
b. Bibit anakan setelah dipisahkan harus pribadi ditanam. Jika terlambat akan meningkatkan serangan hama penggerek dan maut di kebun. Apabila pada dikala tanam kekurangan air dalam waktu yang cukup lama, bibit akan layu dan mati adegan batangnya, tetapi bonggol yang tertimbun dalam tanah masih bisa untuk tumbuh dan memulai pertumbuhannya kembali, membentuk bonggol gres di atas bonggol yang lama.
c. Untuk menghindari kejadian tersebut, sebelum menanam, anakan dipotong 5 cm di atas leher bonggol dan cara menanamnya ditimbun 5 cm di bawah permukaan tanah.
2. Perbanyakan dari bit anakan/mini bit
Bahan yang digunakan yaitu anakan pisang yang berdiameter 7-12 cm atau tingginya 40-150 cm (anakan pedang hingga anakan dewasa). Cara membuatnya yaitu sebagai berikut :
a. Pemisahan anakan dari rumpun dilakukan dengan hati-hati menggunakan linggis, sehingga kondisi bonggol masih utuh.
b. Bonggol dibersihkan dari akar dan tanah yang menempel, kemudian dipotong 1 cm di atas leher bonggol. Titik tumbuh di pusat bonggol dikorek dengan lebar dan dalam ± 3 cm menggunakan pisau yang runcing dan bersih.
c. Rendam dalam air hangat dengan suhu 55°C yang telah dicampur fungisida dengan dosis 2 gr/liter air selama 15 menit, kemudian ditiriskan. Untuk menghindari serangan hama pada dikala perendaman, dapat juga disertai pemberian insektisida sesuai dosis yang dianjurkan.
d. Untuk merangsang munculnya tunas, bonggol disemai dalam bedengan, disusun secara berjajar dengan adegan titik tumbuh tetap mengarah ke atas. Masing-masing bonggol diberi jarak 5 cm, kemudian ditimbun dengan campuran tanah, pasir, dan pupuk sangkar setebal ± 5 cm. Penimbunan dilakukan selama 3-5 ahad atau hingga tumbuh tunasnya. Selama penimbunan, perlu dijaga kelembabannya dengan penyiraman setiap hari, terutama bila tidak ada hujan.
e. Bila tunas telah tumbuh dan telah mempunyai 1-2 lembar daun, bonggol diangkat dari timbunan, kemudian dibelah searah membujur dari permukaan atas bonggol hingga dasar sebanyak tunas yang tumbuh. Bila bonggol terlalu besar dapat dikurangi dengan menipiskan potongan di kiri dan kanan tunas.
f. Tunas hasil penggalan (bit) disemai di polybag ukuran 20 cm x 30 cm, yang berisi media tanam campuran tanah dan pupuk sangkar (1:1), kemudian diletakkan di tempat teduh/naungan.
g. Setelah berumur 1 bulan, bibit dipindahkan ke tempat terbuka, dan siap ditanam di lapang setelah bibit berumur 2 bulan.
h. Perawatan yang utama yaitu penyiraman untuk menjaga kelembaban tanah. Pemupukan dilakukan 2 ahad sekali dengan menggunakan Urea 2 gr/liter air dengan cara dikocor.
3. Perbanyakan dengan Bonggol dari tanaman yang sudah dipanen
a. Bonggol diangkat dari tanah dengan hati-hati supaya mata tunas tidak rusak. Kemudian dibersihkan dari akar dan tanah yang menempel.
b. Bonggol kemudian dipotong dengan ukuran 10 cm x 10 cm menurut jumlah mata tunas. Kemudian direndam dalam air hangat dengan suhu 55°C yang telah dicampur fungisida dengan dosis 2 gr/liter air selama 15 menit, kemudian ditiriskan.
c. Bit setelah ditiriskan kemudian ditanam di polybag ukuran 20 cm x 30 cm yang berisi media tanah dan pupuk sangkar 1:1. Setelah ditanam, benih diletakkan di tempat teduh/naungan selama 1 bulan, dan pada bulan kedua diletakkan di tempat terbuka.
d. Perawatan yang diharapkan yaitu penyiraman untuk menjaga kelembaban tanah. Pemupukan dapat diberikan melalui pengocoran larutan pupuk Urea dengan konsentrasi 2 gr/liter air setiap 2 minggu.
e. Bibit ditanam di kebun pada umur 3-4 bulan setelah semai.
Persiapan Lahan
Lahan dibersihkan dari sisa tanaman, kemudian siapkan lubang tanam ukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm, sekitar 2 ahad hingga 1 bulan sebelum tanam. Tanah lapisan atas dipisah dengan tanah lapisan bawah. Penutupan lubang tanam dilakukan dengan memasukkan tanah lapisan bawah terlebih dahulu.
Waktu Tanam
Menanam pisang sebaiknya dilakukan pada awal demam isu hujan, supaya terhindar dari kekeringan pada awal pertumbuhan dan buah sudah siap dipanen pada dikala masuk demam isu kemarau.
Idealnya, untuk menerima produksi dan kualitas buah yang baik, penanaman pisang dilakukan 2 tahap (setahun 2 kali) dengan selisih penanaman 6 bulan. Penanaman pertama menggunakan jarak tanam yang lebar (misalnya 4 m x 4 m), kemudian penanaman tahap kedua dilakukan diantara jarak tanam yang telah ditanam. Hal ini bertujuan untuk dapat mengatur waktu panen dan pembongkaran tanaman pada tahun ke-5, 9, 13, dan 17 yang memungkinkan masih adanya panen karena penanaman yang tidak serempak.
Menanam pisang sebaiknya pada awal demam isu hujan supaya terhindar dari kekeringan pada awal pertumbuhan dan masuk demam isu kemarau buah sudah siap dipanen. Idealnya untuk menerima produksi dan kualitas buah yang baik, penanaman pisang dilakukan 2 tahap (setahun 2 kali) dengan selisih penanaman 6 bulan.
Penanaman pertama menggunakan jarak tanam lebar (misalnya 4 m x 4 m), kemudian penanaman tahap kedua dilakukan diantara jarak tanam yang telah ditanam. Hal ini bertujuan untuk mengatur waktu panen dan pembongkaran tanaman pada tahun ke 5, 9, 13, 17 yang memungkinkan masih adanya panen karena penanaman yang tidak serempak.
Penanaman
Bila hujan telah turun dengan teratur, lakukan penanaman. Sebaiknya penanaman dilakukan pada sore hari supaya bibit menerima udara yang sejuk dan tidak pribadi menerima cahaya matahari. Lubang tanam yang telah ditimbun, digali seluas gumpalan tanah yang menutup media bibit pisang. Buka polybag adegan bawah, setelah itu adegan samping secara hati-hati. Letakkan bibit pisang secara tegak lurus. Tutup lubang tanam dengan tanah galian dan tekan sedikit disamping tanah bekas polybag, selanjutnya siram bibit secukupnya.
Jarak tanam sesuai dengan jenis pisang. Untuk jenis pisang Bas dan Barangan, jarak tanam yang digunakan yaitu 2 m x 2 m. Untuk jenis pisang Ambon, Cavendish, Raja Sereh, dan Raja Nangka jarak tanam yang digunakan yaitu 3 m x 3 m. Jenis pisang Kepok dan Tanduk menggunakan jarak tanam 3 m x 3 m atau 3 m x 3,5 m. Pemberian pupuk sangkar pada lubang tanam dilakukan 1-2 ahad sebelum tanam.
Pemupukan
Sebelum penanaman, lubang tanam diberi pupuk sangkar sebanyak 10 kg/lubang, dan dibiarkan selama 1-2 minggu. Pupuk kimia yang diberikan meliputi 350 kg Urea, 150 kg SP36, dan 150 kg KCl per hektar per tahun, atau 0,233kg Urea, 0,10 kg SP36, dan 0,10 kg KCl per tanaman. Untuk tanaman yang gres ditanam, pemupukan dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu ¼ adegan dikala tanam dan sisanya dibagi 2, yaitu pada umur 3 bulan dan 6 bulan. Pupuk diletakkan pada alur dangkal berjarak 60-70 cm dari tanaman, dan ditutup tanah. Sedangkan untuk tanaman berumur 1 tahun atau lebih, pupuk diberikan 2 kali, yaitu pada awal demam isu hujan dan menjelang final demam isu hujan.
Pemberian Agensia Hayati Antagonis
Untuk pencegahan terhadap serangan penyakit layu, terutama yang disebabkan oleh jamur Fusarium, tanaman pisang dapat diberi agensia hayati, menyerupai Trichoderma sp dan Gliocladium sp.
Cara pengembangannya yaitu 250 g agensia hayati (misal : Gliokompos) dicampur dengan 25 kg pupuk sangkar mentah, diaduk hingga merata. Dibiarkan selama 10-15 hari di udara terbuka, dan tiap hari diaduk supaya udara dapat masuk ke adegan dalam tumpukan pupuk kandang. Untuk pengembangan selanjutnya, campuran yang telah dibuat dapat dicampur lagi dengan pupuk sangkar sebanyak 500 kg dan dibiarkan selama 2 ahad hingga 1 bulan di tempat teduh dalam keadaan lembab.
Pemberian di lapangan diubahsuaikan dengan dosis pupuk kandang, yaitu 10 kg/lubang tanam dicampur dengan tanah bekas galian lubang. Pemberian selanjutnya dilakukan pada dikala tanaman berumur 3 dan 6 bulan, dengan cara menaburkannya di sekitar tanaman, dengan dosis 0,5 kg/tanaman.
Pemangkasan
Pemangkasan daun yang kering bertujuan untuk pencegahan penularan penyakit, mencegah daun-daun yang renta menutupi anakan, dan melindungi buah dari ukiran daun. Pada dikala pembungaan, setidaknya ada 6-8 daun sehat supaya perkembangan buah menjadi maksimal. Setelah pemangkasan bunga jantan, sebaiknya tidak dilakukan pemangkasan daun lagi. Daun bekas pemangkasan dari tanaman sakit dikumpulkan dan dibakar. Selanjutnya alat pemangkas disterilkan dengan desinfektan, misalnya menggunakan Bayclean atau alkohol.
Penyiangan
Pengendalian gulma secara mekanis terutama dilakukan pada dikala tanaman berumur 1 hingga 5 bulan. Setelah berumur 5 bulan, pengendalian dapat dikurangi karena kanopi tanaman dapat menekan pertumbuhan gulma. Pada dikala tersebut, pengendalian gulma dapat dilakukan dengan menggunakan herbisida. Penyiangan dilakukan dengan selang waktu 2-3 bulan.
Pada kawasan yang pernah terserang penyakit layu, penyiangan dianjurkan menggunakan herbisida dan tidak dianjurkan menggunakan cangkul atau kored, untuk mencegah penularan penyakit karena kontak dengan alat.
Penjarangan Anakan
Penjarangan anakan dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi jumlah anakan, menjaga jarak tanam, dan menjaga supaya produksi tidak menurun. Penjarangan anakan dilakukan dengan memelihara 1 tanaman induk (umur 9 bulan), 1 anakan (umur 7 bulan), dan 1 anakan muda (umur 3 bulan), dilakukan rutin setiap 6-8 minggu. Anakan yang dipilih atau disisakan yaitu anakan yang terletak pada tempat yang terbuka dan yang terletak diseberangnya.
Perawatan Tandan
Perawatan tandan dilakukan dengan membersihkan daun di sekitar tandan, terutama daun yang sudah kering. Selain itu, membuang buah pisang yang tidak sempurna, yang biasanya pada 1-2 sisir terakhir, dan diikuti dengan pemotongan bunga jantan, supaya buah yang berada di atasnya dapat tumbuh dengan baik. Buah juga perlu dibungkus/dikerodong dengan kantong plastik warna biru ukuran 1 m x 45 cm. Hal ini dilakukan untuk melindungi buah dari kerusakan oleh serangga atau karena gesekan daun. Setelah dibungkus, tandan yang mempunyai masa pembuahan yang sama dapat diberi tanda (misalnya dengan tali rafia warna yang sama). Hal ini untuk menentukan waktu panen yang tepat, sehingga umur dan ukuran buah dapat seragam.
Penyakit dan Hama Tanaman Pisang
Beberapa penyakit utama yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas produksi tanaman pisang, diantaranya yaitu penyakit layu (layu fusarium dan layu bakteri), bercak daun (Black dan Yellow Sigatoka, penyakit yang disebabkan virus terutama virus kerdil pisang (Banana Bunchy Top Virus/BBTV). Sedangkan hama yang banyak ditemukan yaitu ulat penggulung daun (Erionata thrax L.), Penggerek bonggol (Cosmopolites sordidus Germar), Penggerek batang (Odoiporus longicolis (Oliv), thrips (Chaetanaphotrips signipennis) dan burik pada buah (Nacolea octasema).
Potensi Pisang Mas Kirana Andalan Kabupaten Lumajang
Potensi ekspor Pisang Mas Kirana ke beberapa negara sangat tinggi, namun petani belum bisa memenuhinya karena kebutuhan pasar di dalam negeri masih kurang. Selain di China, Pisang Mas Kirana juga pernah dipasarkan ke Singapura, Jepang dan Taiwan, namun dari segi volume masih kurang serta kualitas buah perlu ditingkatkan.
Oleh karena itu, untuk memenuhi standar ekspor, petani harus melaksanakan registrasi kebun dan akta yang menjadi salah satu syarat komoditas akan diekspor ke luar negeri.
Produksi buah lokal bekerjsama bisa bersaing dengan buah dari beberapa negara lain, namun perlu menerima penanganan khusus teknologi yang cukup baik dari sisi teknik budidaya dan pemasaran yang harus didukung oleh Pemerintah, supaya buah lokal di Indonesia tembus ke pasar dunia.
Selama ini distribusi Pisang Mas Kirana, petani berafiliasi dengan pihak swasta yang bergerak dalam bidang pengembangan pengelolaan hasil perkebunan. Selain sebagai pengelola final hasil panen pisang, juga menunjukkan derma bibit unggul untuk tanaman Pisang Mas Kirana yang dapat dikembangkan sendiri oleh petani.
Faktor-faktor yang menimbulkan rendahnya tingkat produktivitas budidaya Pisang Mas Kirana yaitu penggunaan bibit yang kurang berkualitas serta teknologi.
Petani masih berbagi bibit unggul tanaman pisang sendiri dan masih menggunakan contoh tanam cara tradisional. Peningkatan produktivitas Pisang Mas Kirana melalui pengembangan teknologi dan contoh tanam secara baik memerlukan dukungan modal dari perbankan atau lembaga keuangan lainnya. Dukungan modal bagi petani merupakan hal penting dan utama dalam usaha budidaya Pisang Mas Kirana.
Sumber:
www.bi.go.id
http://daveefahreza.blogspot.com