Cara Budidaya SAWI Organik Di Kebun Halaman Rumah Yang Menguntungkan
Berkebun sawi di halaman rumah memang sangat menyenangkan, apalagi dilakukan bersama sanak saudara, keluarga, serta orang-orang tersayang. Berkebun ternyata mempunyai segudang manfaat, diantaranya yakni sebagai tempat untuk menyalurkan hobi, rekreasi, menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan dan banyak sekali jenis keanekaragaman hayati (biodiversitas), dan untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang positif.
Sawi merupakan tanaman holtikultur yang paling mudah dibudidaya. Cara pembudidayaannya cukup praktis dapat pribadi menggunakan benih yang telah banyak dijual di pasaran. Dilihat dari cara budidayanya, sawi cukup baik jikalau ditanam pada lahan baik di kawasan berdataran tinggi dan rendah mulai dari ketinggian lahan 200 - 800 meter di bawah permukaan air laut (mdpl). Walaupun begitu, sawi juga dapat ditanam pada banyak sekali jenis lahan, mulai dari area persawahan, tegalan, area perkebunan, bahkan dapat dibudidaya secara vertikultur menggunakan pot maupun vertikultur dengan paralon (PVC).
Jenis tanah yang cocok untuk budidaya sawi yaitu tanah liat berpasir, tanah humus, tanah grumosol dan tanah andosol. Jenis tanah diolah sedemikian rupa dengan penambahan pupuk organik buatan dari kotoran hewan unggas yang dikeringkan (difermentasikan). Suhu lingkungan yang cocok bagi tumbuh kembang sawi organik yakni 20 - 32 derajat celcius, termasuk di daerah-daerah hambar ibarat lereng gunung dan pegunungan, maupun kawasan perbukitan cocok membudidaya tanaman sawi dalam jumlah yang banyak. Temperatur ideal bagi pertumbuhan sawi yakni 76%, dengan pencahayaan sinar matahari sepanjang hari.
Tanaman sawi sangat baik ditanam pada lahan yang memiliki ketercukupan air. Jika penanaman dilakukan pada dikala peralihan animo hujan ke kemarau, maka sebaiknya untuk menjaga kelembaban tanah dapat ditempuh dengan melaksanakan penyiraman secara teratur. Pastikan bahwa tanaman sawi selalu mendapat suplai air yang cukup untuk kelangsungan hidupnya.
Sawi banyak dibudidaya oleh penggemar tanaman, selain itu mereka juga menganggap bahwa tanaman sawi memiliki banyak manfaat dan dapat digunakan sebagai materi baku utama maupun materi baku tambahan dalam dunia masakan makanan. Sebagai contoh, irisan daun dan batang sawi dapat dimanfaatkan sebagai embel-embel dalam masakan mie ayam, nasi urap, acar sawi, dan menu masakan lainnya.
Dalam dunia medis (kedokteran) mengonsumsi sawi sangat bagus bagi penderita usus buntu, pasien yang gres selesai menjalani operasi, sebagai diet sehat karena sawi banyak mengandung serat yang tinggi. Selain serat, sawi juga mengandung protein, nisin, vitamin A, B, C, dan E yang sangat baik dalam proses regulasi di dalam tubuh.
Cara Budidaya Sawi Organik di Kebun Halaman Rumah
Berikut ini pribadi saja akan dijelaskan bagaimana cara budidaya sawi organik di kebun halaman rumah semoga lebih menguntungkan.
1. Penyiapan Bibit Sawi Organik
Budidaya sawi yang hendak dilakukan di area kebun halaman rumah memang sangat cocok, dan usahakan penyinaran cahaya matahari sangat banyak pada lahan tempat dimana bibit sawi akan disemai. Sebelum menyemai bibit sawi, siapkan terlebih dahulu bibit sawi unggul yang diperoleh dari membeli di toko bibit pertanian. Pastikan bibit sawi yang dibeli terbebas dari penyakit. Sebelum bibit disemai, sebaiknya rendam bibit pada air hangat selama 4 hingga 5 jam, setelah itu barulah bibit disebar pada lahan tanam yang disediakan.
2. Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan dilakukan dengan cara mencangkul area perkebunan yang menjadi lokasi untuk penanaman sawi. Usahakan lahan yang dicangkul berada pada kedalam 30 cm, kemudian buat beberapa bedengan sesuai kebutuhan. Untuk membuat satu lajur bedengan, maka dapat menentukan ukuran bedengan dengan tinggi bedengan 25 - 30 cm, lebar bedengan 50 - 60 cm, serta panjang bedengan diadaptasi dengan luas lahan yang tersedia. Bedengan sebaiknya didiamkan selama satu ahad sebelum digunakan untuk menyemai bibit sawi.
Setelah satu ahad pendiaman lahan bedengan, selanjutnya yakni menyemai bibit di atas permukaan bedengan. Selanjutnya bibit yang telah disemai di episode permukaan atas bedengan kemudian ditaburi pupuk sangkar secara acak (random), lalu siramlah secara rutin bibit sawi yang telah disemai dengan air bersih. Biasanya bibit sawi akan tumbuh berkecambah pada usia 4 - 5 hari, dan pada masa tersebut sebaiknya frekuensi penyiraman sebaiknya ditingkatkan satu hari dua kali pada waktu pagi dan sore. Dan pada usia semai bibit di atas 15 hari, biasanya bibit sawi sudah tumbuh subur dan memiliki organ batang, daun yang masih muda dan siap untuk dipindahkan pada lahan terbuka ibarat kebun di samping rumah.
3. Penanaman Sawi
Bibit tanam sawi yang telah tumbuh di lahan penyemaian, selanjutnya masing-masing bibit tanam dipindahkan pada lahan bedengan-bedengan yang telah dibuat sesuai ukuran yang dijelaskan pada episode 2 di atas. Buatlah lubang tanam di atas bedengan dengan jarak 15 - 20 cm, kemudian di episode dasar lubang tanam diberi pupuk sangkar (kotoran ayam kering atau kotoran sapi kering). Selanjutnya bibit pribadi ditanam pada lubang tanam yang telah disediakan. Terakhir yakni penyiraman rutin pada tanaman muda yang bertujuan untuk tetap menjaga kelembaban air pada tanah. Sebagai catatan, sebaiknya penanaman benih sawi muda dilakukan pada waktu sore hari untuk mencegah terjadinya kelayuan pada organ tanaman terutama pada episode batang dan daunnya.
4. Perawatan Sawi Secara Internsif
Perawatan dasar dalam budidaya sawi organik meliputi beberapa hal seperti:
5. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Seperti pada tanaman umumnya, tantangan dalam budidaya sawi yakni hama dan penyakit tanaman. Hama yang sering menyerang tanaman sawi diantaranya yakni hama wereng hijau dan wereng cokelat yang selalu saja merusak struktur daun. Sehingga daun yang dimakan wereng dan ulat grayak biasanya daun tanaman sawi akan menjadi berlubang (bopeng) tidak karuan. Beberapa jenis penyakit yang seringkali menyerang tanaman sawi antara lain layu fusarium yang mengindikasikan bahwa daun sawi menjadi mudah rontok dan beberapa lembar daunnya layu tanpa alasan yang jelas. Selain itu, hama yang seringkali menyerang tanaman sawi yakni hewan ternak ibarat sapi, kelinci, kambing, kerbau, sehingga untuk mencegah tanaman sawi dari serangan hewan ternak tersebut yakni dengan membuat pagar-pagar di sekeliling area dimana tanaman sawi tersebut dibudidaya.
Cara lain untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman sawi yakni dengan melaksanakan penyiraman rutin yang terbukti ampuh untuk membunuh dan mematikan larva atau telur pada ulat daun maupun ulat grayak. Sebaiknya hindari dalam penggunaan insektisida maupun fungisida dalam pemberantasan hama dan penyakit yang disebabkan oleh bisul jamur maupun bakteri.
6. Panen dan Kegiatan Pemasaran
Sawi dapat dipanen pada usia di atas 1,5 bulan ke atas. Ciri-ciri sawi yang sudah siap dipanen yakni memliki daun yang lebar serta ruas batang herbanya yang sudah mulai mengeras. Pemanenan sawi dilakukan dengan cara dicabut manual menggunakan tangan, lalu hasil panen dimasukan ke dalam bakul. Setelah itu, bersihkan akar-akar sawi dengan mencucinya pada air bersih, lalu dianginkeringkan semoga menjadi kering.
Sawi yang hendak dijual di pasar sebaiknya diikat-ikat terlebih dahulu. Selanjutnya barulah sawi diecerkan dengan variasi harga mengikuti aturan yang berlaku di kawasan tersebut. Sebagai contoh, harga satu ikat sawi di kawasan pasar Natar Lampung Selatan dijatuhkan harga kisaran Rp. 3.000,00,- hingga Rp. 4.200,00,-. Harga ini tentu tidak berlaku untuk kawasan lainnya di Indonesia, mengingat bahwa setiap harga eceran sawi di setiap kawasan berbeda-beda.
Demikian berita cara budidaya sawi organik di kebun halaman rumah yang menguntungkan. Semoga apapun yang telah dijelaskan pada episode di atas dapat bermanfaat untuk rekan-rekan pekebun dan penggemar dunia pertanian. Salam budidaya pertanian, selamat mempraktekan, ayo menanam.
Sawi merupakan tanaman holtikultur yang paling mudah dibudidaya. Cara pembudidayaannya cukup praktis dapat pribadi menggunakan benih yang telah banyak dijual di pasaran. Dilihat dari cara budidayanya, sawi cukup baik jikalau ditanam pada lahan baik di kawasan berdataran tinggi dan rendah mulai dari ketinggian lahan 200 - 800 meter di bawah permukaan air laut (mdpl). Walaupun begitu, sawi juga dapat ditanam pada banyak sekali jenis lahan, mulai dari area persawahan, tegalan, area perkebunan, bahkan dapat dibudidaya secara vertikultur menggunakan pot maupun vertikultur dengan paralon (PVC).
Budidaya Sawi Organik Menguntungkan di Kebun Halaman Rumah, Foto Original: guruilmuan.blogspot.co.id |
Jenis tanah yang cocok untuk budidaya sawi yaitu tanah liat berpasir, tanah humus, tanah grumosol dan tanah andosol. Jenis tanah diolah sedemikian rupa dengan penambahan pupuk organik buatan dari kotoran hewan unggas yang dikeringkan (difermentasikan). Suhu lingkungan yang cocok bagi tumbuh kembang sawi organik yakni 20 - 32 derajat celcius, termasuk di daerah-daerah hambar ibarat lereng gunung dan pegunungan, maupun kawasan perbukitan cocok membudidaya tanaman sawi dalam jumlah yang banyak. Temperatur ideal bagi pertumbuhan sawi yakni 76%, dengan pencahayaan sinar matahari sepanjang hari.
Tanaman sawi sangat baik ditanam pada lahan yang memiliki ketercukupan air. Jika penanaman dilakukan pada dikala peralihan animo hujan ke kemarau, maka sebaiknya untuk menjaga kelembaban tanah dapat ditempuh dengan melaksanakan penyiraman secara teratur. Pastikan bahwa tanaman sawi selalu mendapat suplai air yang cukup untuk kelangsungan hidupnya.
Sawi banyak dibudidaya oleh penggemar tanaman, selain itu mereka juga menganggap bahwa tanaman sawi memiliki banyak manfaat dan dapat digunakan sebagai materi baku utama maupun materi baku tambahan dalam dunia masakan makanan. Sebagai contoh, irisan daun dan batang sawi dapat dimanfaatkan sebagai embel-embel dalam masakan mie ayam, nasi urap, acar sawi, dan menu masakan lainnya.
Dalam dunia medis (kedokteran) mengonsumsi sawi sangat bagus bagi penderita usus buntu, pasien yang gres selesai menjalani operasi, sebagai diet sehat karena sawi banyak mengandung serat yang tinggi. Selain serat, sawi juga mengandung protein, nisin, vitamin A, B, C, dan E yang sangat baik dalam proses regulasi di dalam tubuh.
Sawi Hijau Organik dan Menyehatkan Tanpa Pestisida, foto oleh: guruilmuan.blogspot.co.id |
Cara Budidaya Sawi Organik di Kebun Halaman Rumah
Berikut ini pribadi saja akan dijelaskan bagaimana cara budidaya sawi organik di kebun halaman rumah semoga lebih menguntungkan.
1. Penyiapan Bibit Sawi Organik
Budidaya sawi yang hendak dilakukan di area kebun halaman rumah memang sangat cocok, dan usahakan penyinaran cahaya matahari sangat banyak pada lahan tempat dimana bibit sawi akan disemai. Sebelum menyemai bibit sawi, siapkan terlebih dahulu bibit sawi unggul yang diperoleh dari membeli di toko bibit pertanian. Pastikan bibit sawi yang dibeli terbebas dari penyakit. Sebelum bibit disemai, sebaiknya rendam bibit pada air hangat selama 4 hingga 5 jam, setelah itu barulah bibit disebar pada lahan tanam yang disediakan.
2. Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan dilakukan dengan cara mencangkul area perkebunan yang menjadi lokasi untuk penanaman sawi. Usahakan lahan yang dicangkul berada pada kedalam 30 cm, kemudian buat beberapa bedengan sesuai kebutuhan. Untuk membuat satu lajur bedengan, maka dapat menentukan ukuran bedengan dengan tinggi bedengan 25 - 30 cm, lebar bedengan 50 - 60 cm, serta panjang bedengan diadaptasi dengan luas lahan yang tersedia. Bedengan sebaiknya didiamkan selama satu ahad sebelum digunakan untuk menyemai bibit sawi.
Setelah satu ahad pendiaman lahan bedengan, selanjutnya yakni menyemai bibit di atas permukaan bedengan. Selanjutnya bibit yang telah disemai di episode permukaan atas bedengan kemudian ditaburi pupuk sangkar secara acak (random), lalu siramlah secara rutin bibit sawi yang telah disemai dengan air bersih. Biasanya bibit sawi akan tumbuh berkecambah pada usia 4 - 5 hari, dan pada masa tersebut sebaiknya frekuensi penyiraman sebaiknya ditingkatkan satu hari dua kali pada waktu pagi dan sore. Dan pada usia semai bibit di atas 15 hari, biasanya bibit sawi sudah tumbuh subur dan memiliki organ batang, daun yang masih muda dan siap untuk dipindahkan pada lahan terbuka ibarat kebun di samping rumah.
3. Penanaman Sawi
Bibit tanam sawi yang telah tumbuh di lahan penyemaian, selanjutnya masing-masing bibit tanam dipindahkan pada lahan bedengan-bedengan yang telah dibuat sesuai ukuran yang dijelaskan pada episode 2 di atas. Buatlah lubang tanam di atas bedengan dengan jarak 15 - 20 cm, kemudian di episode dasar lubang tanam diberi pupuk sangkar (kotoran ayam kering atau kotoran sapi kering). Selanjutnya bibit pribadi ditanam pada lubang tanam yang telah disediakan. Terakhir yakni penyiraman rutin pada tanaman muda yang bertujuan untuk tetap menjaga kelembaban air pada tanah. Sebagai catatan, sebaiknya penanaman benih sawi muda dilakukan pada waktu sore hari untuk mencegah terjadinya kelayuan pada organ tanaman terutama pada episode batang dan daunnya.
4. Perawatan Sawi Secara Internsif
Perawatan dasar dalam budidaya sawi organik meliputi beberapa hal seperti:
- Penyulaman: Dilakukan apabila ada beberapa benih muda tanaman sawi yang rusak, mati, atau layu dikala ditanam. Sebaiknya penyulaman dilakukan 1 ahad semenjak tanam awal, dan peran pekebun yakni terus mengontrol kondisi tanaman, sehingga jikalau sewaktu-waktu melihat ada tanaman yang rusak, mati, atau terserang organisme pengganggu tanaman (OPT), maka segera lakukan tindakan pencegahan (preventif) sebelum menjadikan tanaman menjadi tidak berdaya guna.
- Penyiangan: Ini merupakan episode yang juga tak kalah penting. Penyiangan dilakukan dengan cara mengoret, mencabut, atau membasmi rumput-rumput liar pengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Rumput-rumput liar yang ada pada sekitar area sentra tanaman sebaiknya pribadi dikoret, dicabut, lalu dibakar hingga tak tersisa. Apabila pertumbuhan gulma (rumput liar) tak terkendali dan dibiarkan begitu saja, maka tentu hal ini akan merugikan tanaman sawi, alasannya akan ada perebutan nutrisi (unsur hara) di dalam tanah antara sawi dan gulma tersebut.
- Penyiraman dan Pemupukan: Penyiraman tanaman sawi sangat penting untuk membuat tanaman menjadi lebih segar, tekstur tanah menjadi lembab, juga penyiraman terbukti ampuh dalam mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman. Selain penyiraman, pemupukan yang dipusatkan pada tujuan pertumbuhan tanaman sangat penting. Sebaiknya pekebun menggunakan pupuk sangkar saja, dan hindari penggunaan pupuk-pupuk anorganik serta pestisida yang justru akan membuat lingkungan menjadi rusak, serta akan terjadi banyak sekali macam jenis pencemaran lingkungan, ibarat pencemaran air, pencemaran tanah, maupun pencemaran udara yang terbukti merugikan hewan, manusia, serta tumbuhan lain yang ada di sekitar dimana tanaman sawi tumbuh. Lakukan juga pemupukan kedua pada usia tanaman sawi di atas umur 30 hari, yakni dengan menggunakan pupuk sangkar khusus yang berasal dari pupuk kotoran ayam kering. Sebab, telah dibuktikan bahwa pupuk kotoran ayam banyak mengandung unsur mineral Nitrogen dan Fosfor, Natrium dan Calsium yang sangat bagus dalam membuat daun sawi menjadi lebih hijau dan tahan terhadap hama dan penyakit pada tanaman.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Seperti pada tanaman umumnya, tantangan dalam budidaya sawi yakni hama dan penyakit tanaman. Hama yang sering menyerang tanaman sawi diantaranya yakni hama wereng hijau dan wereng cokelat yang selalu saja merusak struktur daun. Sehingga daun yang dimakan wereng dan ulat grayak biasanya daun tanaman sawi akan menjadi berlubang (bopeng) tidak karuan. Beberapa jenis penyakit yang seringkali menyerang tanaman sawi antara lain layu fusarium yang mengindikasikan bahwa daun sawi menjadi mudah rontok dan beberapa lembar daunnya layu tanpa alasan yang jelas. Selain itu, hama yang seringkali menyerang tanaman sawi yakni hewan ternak ibarat sapi, kelinci, kambing, kerbau, sehingga untuk mencegah tanaman sawi dari serangan hewan ternak tersebut yakni dengan membuat pagar-pagar di sekeliling area dimana tanaman sawi tersebut dibudidaya.
Cara lain untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman sawi yakni dengan melaksanakan penyiraman rutin yang terbukti ampuh untuk membunuh dan mematikan larva atau telur pada ulat daun maupun ulat grayak. Sebaiknya hindari dalam penggunaan insektisida maupun fungisida dalam pemberantasan hama dan penyakit yang disebabkan oleh bisul jamur maupun bakteri.
6. Panen dan Kegiatan Pemasaran
Sawi dapat dipanen pada usia di atas 1,5 bulan ke atas. Ciri-ciri sawi yang sudah siap dipanen yakni memliki daun yang lebar serta ruas batang herbanya yang sudah mulai mengeras. Pemanenan sawi dilakukan dengan cara dicabut manual menggunakan tangan, lalu hasil panen dimasukan ke dalam bakul. Setelah itu, bersihkan akar-akar sawi dengan mencucinya pada air bersih, lalu dianginkeringkan semoga menjadi kering.
Perkebunan Sawi Organik di Halaman Rumah, foto: guruilmuan.blogspot.co.id |
Sawi yang hendak dijual di pasar sebaiknya diikat-ikat terlebih dahulu. Selanjutnya barulah sawi diecerkan dengan variasi harga mengikuti aturan yang berlaku di kawasan tersebut. Sebagai contoh, harga satu ikat sawi di kawasan pasar Natar Lampung Selatan dijatuhkan harga kisaran Rp. 3.000,00,- hingga Rp. 4.200,00,-. Harga ini tentu tidak berlaku untuk kawasan lainnya di Indonesia, mengingat bahwa setiap harga eceran sawi di setiap kawasan berbeda-beda.
Demikian berita cara budidaya sawi organik di kebun halaman rumah yang menguntungkan. Semoga apapun yang telah dijelaskan pada episode di atas dapat bermanfaat untuk rekan-rekan pekebun dan penggemar dunia pertanian. Salam budidaya pertanian, selamat mempraktekan, ayo menanam.