Widget HTML Atas

Tips Cara Menanam Pohon Buah Dalam Pot (Tabulampot)

Apa Yang Dimaksud Dengan Tabulampot? Bagaimana Cara Membuatnya? Apa Penyebab Tabulampot Sukar Berbuah?

Arti tabulampot dalam pengertian mudahnya yakni sesuai singkatannya yaitu tanaman buah dalam pot. Tabulampot merupakan cara terbaik bagi mereka yang berminat menanam pohon buah tetapi tidak memiliki lahan atau pekarangan rumah yang luas. Secara umum hampir semua jenis tanaman buah mampu tumbuh dalam bentuk tabulampot. Tapi tidak semua tabulampot mampu menghasilkan buah. Karena meskipun mampu tumbuh subur, jenis-jenis tanaman tertentu belum mampu berbuah dalam lingkungan tabulampot.

Kesalahan tertentu dikala mempersiapkan tanaman dalam bentuk tabulampot mampu menimbulkan tabulampot susah berbuah atau jarang berbuah bahkan mungkin tidak akan berbuah sama sekali. Apa penyebabnya? Temukan jawabannya dibagian simpulan artikel wacana tabulampot ini.

Terdapat beberapa jenis tanaman buah yang lazim dijadikan tabulampot. Tingkat keberhasilan berbuahnya dikategorikan mudah, sulit dan belum berhasil. Beberapa tanaman dengan kategori mudah berbuah diantaranya jeruk, belimbing, sawo, mangga, jambu biji dan jambu air. Tanaman yang sulit berbuah antara lain rambutan, lengkeng, manggis, duku dan jambu bol.  Sedangkan tanaman alpukat dan durian masih belum berhasil berbuah optimal dalam lingkungan tabulampot.

Berikut ini tips cara semoga tabulampot mampu berhasil dengan baik:

Pemilihan Bibit Tanaman Buah Untuk Tabulampot

Bibit tanaman merupakan hal yang sangat menentukan tingkat keberhasilan tabulampot. Terdapat dua jenis bibit tanaman, yaitu bibit hasil perbanyakan generatif (dari biji) dan bibit hasil perbanyakan vegetatif (cangkok, okulasi dan penyambungan).

Untuk budidaya tabulampot sebaiknya gunakan bibit hasil perbanyakan vegetatif. Kelebihan bibit hasil vegetatif yaitu sifat tanamannya mampu dipastikan, sebab sama dengan sifat induknya. Sehingga keberhasilannya lebih mudah diprediksi. Selain itu, bibit perbanyakan vegetatif lebih cepat berbuah. Kekurangan bibit jenis ini akarnya kurang berpengaruh sehingga tanaman mudah roboh atau mengalami kekeringan.

Tingkat keberhasilan tabulampot sangat ditentukan oleh bibit tanaman. Oleh sebab itu pilihlah bibit yang kita tahu persis sifat-sifatnya. Bebas dari hama dan penyakit tanaman. Untuk memastikannya biasanya bibit tersebut telah memiliki akta dari komunitas atau lembaga terpercaya.

Menyiapkan media tanam

Media tanam tabulampot bermacam-macam. Media tanam berfungsi sebagai tempat tumbuhnya akar dan untuk menopang postur tanaman. Media tanam tabulampot harus mampu menyimpan air dan memasok nutrisi yang dibutuhkan tanaman.

Media tanam yang sering digunakan para pehobi antara lain campuran tanah, kompos dan arang sekam dengan komposisi 1:1:1. Bisa juga campuran tanah, pupuk kambing dan sekam padi dengan komposisi 1:1:1. Untuk menekan biaya, gunakan materi baku yang banyak ditemui di lingkungan sekitar.

Tanah dan material organik di kawasan tropis biasanya memiliki tingkat keasaman yang cukup tinggi. Bila bahan-bahan media tanam tersebut terlalu asam campurkan kapur pertanian atau dolomit ke dalamnya.

Setelah menyiapkan media tanam, selanjutnya siapkan pot sebagai wadah. Jenis pot mampu terbuat dari tanah liat, logam (drum), plastik, semen atau kayu. Pot dari berbahan tanah liat dan kayu sangat baik untuk tabulampot sebab memiliki pori-pori sehingga kelembaban dan temperatur media tanam lebih stabil. Namun kelemahannya bahan-bahan tersebut tidak tahan lama.

Wadah tabulampot yang baik harus memiliki kaki atau bantalan yang memisahkan dasar pot dengan tanah. Hal ini penting untuk pedoman drainase dan memudahkan pengawasan semoga akar tanaman tidak menembus tanah.
Pot yang baik dalam penanaman Tabulampot yakni pot yang sesuai dengan sifat pohon buah yang akan kita tanam. Untuk pohon buah yang berkayu keras dan berakar tunggang ibarat buag Mangga, Lengkeng, Sawo, Jambu dll, pilihlah pot yang berpengaruh dangan ukuran yang besar yaitu diameter minimal 60 cm, tinggi 50cm. Bahan pembuat pot yang berpengaruh antara lain yeng terbuat dari seng/besi, beton/semen atau plastik yang  tebal. Untuk pohon buah yang kecil dan semusim, ibarat buah Tomat, Cabe, Terong dll dapat di pilih pot yang terbuat dari plastik atau bahkan plastik polibag dengan diameter minimal 20cm, tinggi 20 cm
Penanaman bibit tanaman

Berikut ini langkah-langkah untuk menanam bibit tanaman ke dalam wadah tabulampot:
  • Siapkan bahan-bahan media tanam, kemudian ayak dan buang kerikil-kerikil yang ada didalamnya. Campurkan bahan-bahan itu hingga merata.
  • Siapkan pot dengan ukuran yang diubahsuaikan dengan ukuran tanaman. Sebaiknya dimulai dari ukuran pot yang kecil. Sehingga apabila tanaman semakin besar pot mampu diganti, sekaligus sebagai penanda untuk meremajakan media tanam.
  • Letakkan pecahan genteng pada dasar pot, satu lapis saja. Kemudian letakkan juga satu lapis ijuk atau sabut kelapa.
  • Kemudian isi dengan media tanam yang sudah disiapkan hingga setengah tinggi pot.
  • Untuk mengurangi penguapan, pangkas sebagian daun atau batang bibit tanaman. Kemudian buka polybag bibit tanaman, letakkan tepat ditengah-tengah pot. Timbun dengan media tanam hingga pangkal batang.
  • Padatkan media tanam di sekitar pangkal batang, pastikan tanaman sudah berpengaruh tertopang. Siram dengan air untuk mempertahankan kelembaban.
  • Simpan tabulampot di tempat yang agak teduh untuk beradaptasi. Siram setiap pagi atau sore hari. Setelah satu minggu, letakkan tabulampot di tempat terbuka.
Cara Merawat Tabulampot
Tempatkan pot yang sudah ditanami di tempat yang mendapat sinar matahari penuh, sebab pada umumnya tanaman buah membutuhkan sinar matahari yang penuh. Dapat di letakkan di depan rumah sekaligus sebagai pinghias pekarangan depan atau dibelakang rumah sebagai peneduh. 
Penyiraman

Tabulampot yang telah jadi harus di letakkan di tempat terbuka dan terkena cahaya matahari sepenuhnya. Pada trend kemarau penyiraman dilakukan setiap hari, mampu pagi atau sore hari. Pada trend hujan penyiraman hanya dilakukan apabila media tanam terlihat kering. Penyiraman menggunakan selang air atau gembor.

Bila jumlah tabulampot banyak, penyiraman mampu diprogram dengan membangun sistem irigasi. Sistem irigasi yang paling cocok yakni irigasi tetes. Irigasi ini irit tenaga kerja, hemat air dan mudah dikontrol. Namun memerlukan investasi yang cukup besar.

Pemangkasan

Setidaknya terdapat tiga tujuan pemangkasan tabulampot yaitu pemangkasan bentuk, pemangkasan produksi dan pemangkasan peremajaan. Pemangkasan bentuk dilakukan untuk membentuk tajuk gres dan mengatur postur tanaman semoga sinar matahari mampu menembus semua adegan tanaman. Selain dua fungsi itu, pemangkasan bentuk juga terkait dengan estetika.

Salah satu teori umum dalam memangkas bentuk tabulampot yakni 1-3-9. Artinya, dalam setiap 1 batang primer terdapat maksimum 3 batang sekunder dan dalam 1 batang sekunder maksimum terdapat 3 batang tersier. Batang yang dipilih untuk dibiarkan tumbuh yakni yang sehat dan kuat, sekaligus juga memiliki unsur estetika pada tanaman.

Pemangkasan produksi berkaitan dengan fungsi produksi tanaman. Pemangkasan dilakukan terhadap tunas air untuk merangsang pembungaan. Selain itu, pemangkasan dilakukan terhadap batang yang terlihat berpenyakit.

Terakhir pemangkasan peremajaan, dilakukan terhadap tanaman yang telah tua. Pada tabulampot yang sudah bau tanah biasanya dilakukan penggantian media tanam dan pot (repotting). Pada fase ini, beberapa cabang perlu dipangkas. Bahkan pada kasus-kasus tertentu hanya menyisakan batang primer saja.

Pemupukan

Media tabulampot memiliki cadangan nutrisi yang terbatas. Oleh sebab itu pemupukan menjadi hal yang sangat vital. Pemupukan pertama dilakukan satu bulan setelah tanam. Selanjutnya dilakukan setiap 3-4 bulan sekali.

Pupuk yang digunakan sebaiknya pupuk organik. Jenisnya mampu kompos, pupuk sangkar atau pupuk organik cair. Meskipun kandungan haranya tidak seakurat pupuk kimia, pupuk organik memiliki unsur hara yang lebih lengkap. Selain itu penambahan bahan-bahan organik akan merangsang acara biologi dalam media tanam.

Pupuk kimia diharapkan pada saat-saat tertentu saja. Misalnya pada dikala pembungaan dan pembuahan dimana tanaman memerlukan unsur-unsur hara makro ibarat P dan K dalam jumlah banyak. Dan beberapa unsur mikro ibarat Ca, Mn, Fe, dll. Dalam pupuk kimia unsur-unsur tersebut mampu dipastikan takarannya.

Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian hama dan penyakit pada tabulampot sebaiknya dilakukan semenjak dini, yakni semenjak memilih bibit. Bibit unggul biasanya memiliki ketahanan terhadap hama dan penyakit tertentu. Belilah bibit dari sumber yang terpercaya dan memiliki akta bibit.

Pencegahan serangan hama dan penyakit juga mampu dilakukan dengan menjaga kebersihan media tanam dan kebun. Gulma dan semak belukar disekitar kebun mampu menjadi sumber hama dan penyakit.

Bila tabulampot sudah kadung terserang hama atau penyakit, langkah pertama mampu diberantas secara manual. Misalnya dengan memungut ulat yang menyerang atau memangkas dahan yang terkena penyakit.

Pada dikala tabulampot berbuah, lindungi buah dengan plastik atau jaring pelindung. Atau juga mampu dengan memasang perangkap hama, ibarat penggunaan hormon feromon untuk memerangkap lalat buah.

Penyemprotan tabulampot dengan pestisida menjadi dilema. Biasanya tabulampot ditanam di pekarangan yang erat dengan pemukiman. Pestisida kimia tentunya akan sangat berbahaya dan mencemari lingkungan sekitar. Oleh sebab itu, gunakan selalu pestisida organik. Silahkan baca wacana pestisida organik.

Apabila sangat terpaksa, penyemprotan dengan pestisida kimia mampu dilakukan. Lakukan dengan hati-hati, baca aturan dan dosis pakainya secara seksama. Penyemprotan hendaknya dilakukan secara terbatas.

Pergantian media dan pot serta pemangkasan akar

Tabulampot yang telah mencapai ukuran tertentu perlu dipindahkan. Ruang tabulampot harus cukup untuk menopang ruang gerak tanaman. Pemindahan dilakukan sekaligus dengan pergantian media tanam.
Tips: Kepadatan tanah menyebabkan aerasi udara, absorpsi air dan perkembangan akar yang tidak atau kurang sempurna. Untuk itu lakukan penggemburan tanah sebulan sekali dengan peralatan skop kecil atau obeng/batang kayu. Yang perlu diingat ketika sedang menggemburkan tanah jangan hingga melukai akar.
Pergantian media tanam dalam tabulampot tidak hanya berfungsi memindahkan tanaman pada pot yang lebih besar saja. Perlu juga dilakukan pemangkasan peremajaan. Misalnya, pemangkasan akar tanaman. Akar tanaman yang terus tumbuh akan membuat media tanam menjadi padat.

Akar yang panjangnya lebih dari 25 cm harus dipangkas. Kepadatan akar juga harus dikurangi. Bersamaan dengan pemangkasan akar, daun dan batang juga dipangkas untuk mengurangi penguapan.

Penyebab Tabulampot Susah atau Jarang Berbuah
  • Bibit berasal dari biji
  • Kekurangan unsur hara dalam media tanam
  • Pengaruh genetik dari tanaman sendiri
  • Media tanam yang keliru atau tidak sesuai
  • Aplikasi pemupukan yang salah
  • Pengairan yang tidak sesuai, terlalu banyak atau bahkan kekurangan
  • Penempatan pot tanaman yang tidak tepat ibarat terlalu teduh dan kurang sinar matahari
Sumber: alamtani .com dan sumber lainnya