Widget HTML Atas

Proses Pertumbuhan Ternak Sapi Potong, Fase Demi Fase

Urutan Proses Perkembangan dan Pertumbuhan Dalam Pemeliharaan Sapi Potong

Seorang peternak sapi apalagi yang menekuni usaha penggemukan sapi tentu ingin menerima pertambahan berat tubuh yang mengagumkan selama masa pemeliharaan atau masa penggemukkan sapinya. Salah satu yang sangat diharapkan ialah fase pertumbuhan dipercepat atau kompensatori gain. Apa maksud dan arti dari kompensatory gain?
Kompensatory Gain. Pertumbuhan yang cepat tidak berarti selalu harus pada kondisi ternak sebelum pubertas, karena ternak dewasapun dalam keadaan sehat namun memiliki kondisi tubuh kurus yang diakibatkan mengalami stress karena pengaruh makanan, iklim dsb., dapat pula tumbuh dengan cepat setelah menerima perbaikan. Hal ini dikenal dengan istilah pertumbuhan dipercepat atau pertumbuhan kompensasi (Compensatory growth).
Proses pertumbuhan merupakan suatu proses pertambahan berat hidup pada seekor ternak yang dimulai semenjak terjadinya fertilisasi, yaitu ketika bersatunya sel telur dengan spermatozoa sehingga terbentuk zygote, kemudian tumbuh menjadi embrio, foetus, dan selanjutnya lahir sebagai anak serta berakhir pada ketika mengalami janjkematian yang alami sebagai akhir  proses penuaan .



Pada proses pertumbuhan dapat dibedakan dalam 2 (dua) pengertian, yaitu :

Pertambahan (growth), Ukuran dan Berat Badan
Pertumbuhan dalam arti pertambahan (growth) mempunyai pengertian sebagai pertambahan yang meliputi ukuran dan bobot dari suatu jaringan, misalnya jaringan daging, jaringan tulang dan jaringan syaraf. Dalam proses pertambahan ini gejala pertumbuhan dari suatu organ atau individu ditandai dengan sel-selnya bertambah banyak jumlahnya (proses perbanyakan sel) yang sering disebut dengan istilah hyperplasia dan bertambah besar sel-selnya atau proses prubahan bentuk sel, yang disebut dengan istilah hyperthropia.

Perkembangan (development), Perubahan Bentuk Badan
Pertumbuhan dalam arti perkembangan (development) mempunyai pengertian sebagai perubahan dari bentuk tubuh (body shape) atau konformasinya. Hal ini dapat terlihat terperinci pada mahluk berderajad tinggi, misalnya perkembangan mental yang diikuti dengan perkembangan bentuk tubuhnya. Dengan kata lain, secara singkat proses perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan bentuk, struktur dam konformasinya.

Pola pertumbuhan secara keseluruhan, yaitu semenjak fase embrional hingga dengan pertumbuhan yang maksimum yaitu pada ketika dicapainya remaja tubuh merupakan proses yang cepat dan mempunyai pola yang tetap dan apabila digambarkan dalam suatu diagram atau kurva maka akan berbentuk sigmoid ( letter S; S Shape Curve). Kurva sigmoid akan dapat terjadi apabila seekor ternak tumbuh dalam lingkungan yang optimal, namun apabila seekor ternak yang pada waktu masih muda pernah mengalami kekurangan makanan, maka pertumbuhannya akan terhambat dan pertambahan berat badannya rendah, sehingga kurva sigmoid tidak akan tercapai. Kurva sigmoid tersebut dapat digambarkan apabila dilakukan penimbangan berat tubuh dari seekor ternak pada selang waktu tertentu dan perubahan berat tubuh tersebut digambar dalam suatu diagram maka akan terlihat sebagai kurva yang berbentuk sigmoid.

Fase-fase Pertumbuhan Ternak Potong
Pada proses pertumbuhan  yang berlangsung mulai dari ketika fertilisasi hingga dengan ternak mengalami janjkematian sebagai akhir proses penuaan dapat terbagi dalam 3 (tiga) fase berdasarkan pada kecepatan pertumbuhannya, yaitu :

Fase stasioner/ fase initial/ fase latent.
Pada fase ini dimulai dari masa embrional hingga dengan foetus berumur 2/3 masa kebuntingan, misalnya untuk sapi hingga foetus berumur 6 bulan dalam kandungan. Dalam fase ini belum terlihat dengan terperinci pertumbuhannya apabila dibandingkan dengan pertumbuhan secara keseluruhan akan tetapi persentase kecepatan tumbuh  (persentage growth rate) ialah tinggi. Hal ini disebabkan bahwa walaupun rata-rata pertambahan berat harian (Average Daily Gain) relatif rendah tetapi berat hidupnya juga rendah sehingga perbandingan antara rata-rata pertambahan berat harian (Average Daily Gain) dengan berat hidupnya menjadi tinggi.

Fase eksponensial/ fase logaritmis.
Fase ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu (a) adegan pertama, dimulai dari umur foetus 1/3 selesai masa kebuntingan hingga dengan dicapainya umur remaja kelamin (pubertas), misalnya pada sapi dari umur 3 bulan menjelang lahir hingga dengan umur pubertas yaitu 7-8 bulan. Pada fase adegan ini merupakan fase pertumbuhan yang memiliki kecepatan tumbuh paling cepat sehingga dapat dilihat dengan terperinci kecepatan pertumbuhannya. Pada umumnya rata-rata pertambahan berat tubuh harian (Average Daily Gain) maksimum dicapai pada ketika menjelang pubertas yang disebut maximum growth rate, (b) adegan kedua, dimulai ketika pubertas hingga tercapainya ukuran tubuh yang maksimal, yaitu pada sapi hingga umur 7-8 tahun. Pada fase adegan ini merupakan fase yang proses pertumbuhannya berangsur-angsur kecepatannya berkurang  hingga suatu ketika tidak terjadi proses pertumbuhan.

Rata-rata pertambahan berat tubuh harian (Average Daily Gain) akan mencapai titik nol (ADG = 0) pada ketika remaja tubuh maksimum dan pada ketika itulah ternak tidak mengalami kenaikan berat tubuh lagi bahkan dapat terjadi penyusutan berat badan. Pada fase eksponensial/logaritmis ini grafik persentase kecepatan tumbuh (persentage growth rate) pertanda kecenderungan menurun dan hal ini disebabkan meskipun  rata-rata pertambahan berat tubuh harian (Average Daily Gain) besar tetapi berat hidupnya mempunyai kenaikan yang lebih besar dibandingkan dengan Rata-rata pertambahan berat tubuh harian (Average Daily Gain) itu sendiri.

Fase regresi.
Fase ini merupakan kelanjutan dari fase sebelumnya dan berakhir hingga dengan terjadinya janjkematian yang alami. Pada fase ini tidak terjadi pertumbuhan, bahkan memungkinkan terjadi adanya suatu penyusutan berat atau ukuran sehingga dikatakan fase regresi. Setelah pertumbuhan maksimum dicapai, maka proses pertumbuhan dapat dikatakan berhenti tetapi dilanjutkan dengan proses lain dari kehidupan yang meliputi proses regenerasi, reparasi, reproduksi, dll. Pada ketika berat maksimal dicapai, berat tersebut bertahan hingga kemudian berkurang dan apabila mulai berumur sangat bau tanah terlihat mengalami penyusutan berat yang kasatmata dan ketika itulah terjadi kecepatan pertumbuhan yang negatif.

Proses pertumbuhan apabila ditinjau dari ruang lingkup kehidupan ternak, maka  dapat dibagi dalam 2 (dua) periode waktu yaitu :

Pertumbuhan pre-natal.
Pertumbuhan pre-natal merupakan pertumbuhan pada periode waktu selama masih embrio, yang kemudian tumbuh menjelma foetus. Dengan kata lain, pertumbuhan pre-natal merupakan pertumbuhan pada periode waktu hidup dalam kandungan.  Pada periode ini pertumbuhan foetus yang terbesar mulai dari 2/3 selesai masa kebuntingan, oleh karena itu hendaknya mulai ketika itu pertolongan makanan induk diusahakan sebaik mungkin karena pada pertumbuhan pre-natal ini banyak dipengaruhi oleh kondisi induk melalui fungsi dari placenta. Sebagai teladan pada induk ternak perah yang sedang bunting akan dilakukan suatu periode kering sangkar (tidak diperah) mulai umur kebuntingan 7 bulan dengan maksud semoga air susu tidak diperah lagi dan energi dari air susu dipergunakan untuk memulihkan kondisi serta untuk mensuplai makanan foetus yang relatif pertumbuhannya cepat.

Pertumbuhan post-natal
Pertumbuhan post-natal dimulai dari ketika dilahirkan hingga dengan terjadinya janjkematian secara alami. Pada ketika lahir hingga dengan ketika penyapihan terjadi pertumbuhan yang relatif cepat dan kemudian setelah umur sapih mengalami penurunan sedikit. Kecepatan pertumbuhan anak semenjak dilahirkan hingga dengan disapih sangat bergantung kepada atau banyak ditentukan oleh produksi air susu induk, disamping adanya pengaruh dari  makanan dan lingkungan. Dengan kata lain, pertumbuhan selama periode laktasi banyak dipengaruhi oleh faktor induk (maternal factor). Pada ketika menjelang remaja kelamin (pubertas) terjadi pertumbuhan yang cepat kembali, sedang pada ketika menjelang remaja tubuh (mature), laju pertumbuhan relatif lambat dan sesudah itu pemeliharaan ternak potong pada umumnya sudah tidak menghasilkan kenaikan berat tubuh lagi. Pada ternak sapi remaja kelamin (pubertas) dicapai pada umur lebih kurang 8 bulan, sedangkan remaja tubuh (mature) dimana maksimum  ukuran tubuhnya tercapai yaitu kira-kira pada umur 6-8 tahun.


Kecepatan pertumbuhan ternak perlu diketahui karena dapat digunakan untuk menentukan produksi daging dan terutama sangat penting sebagai fatwa atau kriteria seleksi untuk ternak bakalan yang akan digemukkan. Sebagai teladan pada ternak sapi didapat keterangan dari kurva pertumbuhannya, yaitu bahwa semoga memperoleh hasil yang baik untuk memproduksi daging maka hendaknya dipilih sapi yang setidaknya masih dalam proses pertumbuhan, yaitu sapi-sapi yang umurnya berkisar antara 1 – 3 tahun.
Perubahan Yang Terjadi Saat Ternak Bertumbuh, Tanda-tandanya:
 
Pertumbuhan selalu terjadi dalam setiap mahluk hidup dan dimulai dari ketika pembuahan serta berakhir hingga dengan ketika mahluk mengalami janjkematian yang alami. Ditinjau dari aspek produksi, maka terjadinya pertumbuhan dapat ditunjukkan dengan terjadinya perubahan-perubahan, antara lain :
  1. Perubahan ukuran badan, yaitu apabila ternak terlihat semakin bertambah tinggi dan panjang. Misal seekor sapi pada ketika dilahirkan tingginya 75 cm dan pada ketika umur sapih tingginya mencapai 105 cm, maka terjadi pertambahan tinggi tubuh 30 cm.
  2. Perubahan berat badan, yaitu ternak akan selalu bertambah berat yang dapat diketahui apabila dilakukan penimbangan dalam periode waktu tertentu. Misalnya seekor sapi pada ketika lahir berat badannya 25 kg dan ketika mencapai umur sapih memiliki berat tubuh 90 kg, maka terjadi pertambahan berat tubuh 65 kg.
  3. Perubahan bentuk tubuh ternak, yang dapat diketahui apabila dilakukan pengamatan pertumbuhan pada seekor ternak dimana seekor ternak pada waktu masih kecil terlihat bahwa kakinya panjang, tetapi setelah remaja terlihat kakinya lebih pendek, dsb.
Faktor-faktor Penting Yang Berpengaruh Terhadap Pertumbuhan Ternak Potong
 
Kecepatan  pertumbuhan untuk masing-masing ternak tidak akan selalu sama dan  hal ini disebabkan pengaruh dari beberapa faktor, antara lain :

Aspek/Faktor genetik
Bangsa ternak yang dikategorikan sebagai bangsa yang besar maka akan memiliki kecepatan  tumbuh yang lebih besar dibandingkan dengan bangsa ternak yang tergolong kecil. Perbedaan dalam tingkat sel antara embrio dari bangsa kecil (lokal) dengan bangsa besar (unggul) sudah terjadi 48 jam setelah fertilisasi. Beberapa teladan bangsa sapi yang dikategorikan sebagai bangsa sapi unggul yang terdapat diIndonesia, antara lain sapi simmental,hereford, angus,limousin, brahman.
Aspek genetik juga mampu dipengaruhi dengan metode rekayasa genetik. Salah satu teladan sapi hasil rekayasa genetik yang telah berhasil ialah rekasaya genetik pada sapi Belgian blue yang merupakan sapi hasil persilangan dari sapi-sapi jenis unggul yang diseleksi selama bertahun-tahun hingga menghasilkan jenis sapi yang memiliki double muscling sehingga penampakan fisik sapi ini menjadi terlihat sangat berotot, memiliki sedikit lemak dan memiliki sifat yang jinak, berikut penampakan sapi belgian blue:

Sapi Belgian Blue
Faktor/Aspek Pakan Ternak
Pertumbuhan ternak secara optimum dapat tercapai apabila faktor makanan  mengandung semua zat gizi (nutrisi; nutrient) yang diharapkan oleh tubuh (protein, energi, vitamin, mineral) serta diberikan dalam jumlah yang cukup dan seimbang sesuai dengan jenis ternak, periode pertumbuhannya (umur, berat) dan tujuan pemeliharaan. Perbedaan tingkat pertolongan nutrisi pada semua umur semenjak fase foetus bukan hanya mengubah pertumbuhan secara umum, tetapi juga menghipnotis jaringan dan banyak sekali organ. Dengan demikian, ternak dengan tingkat pertolongan nutrisi yang berbeda walaupun bangsa, umur dan beratnya sama akan sangat berbeda dalam bentuk dan konformasinya. Ternak yang diberi makanan dibawah tingkatan kebutuhan hidup pokoknya (submaintenance) maka banyak sekali jaringan dalam tubuh akan dipakai untuk mensuplai energi dan protein untuk hidup pokoknya.

Faktor Hormonal
Pertumbuhan diatur oleh hormon pertumbuhan yang mempunyai fungsi untuk memacu sel tubuh semoga berkembang dan membesar. Hormon pertumbuhan dari pituitary akan merangsang pertumbuhan yang pengaruhnya melalui sejumlah peptida serum dan somatomedium, sedangkan hormon lainnya yang menghipnotis pertumbuhan misalnya androgen, estrogen, hormon tiroid dari glukokortikoid bekerjanya dengan mengubah produksi dan acara somato medium.

Faktor Jenis kelamin
Hormon kelamin dapat berfungsi sebagai hormon pertumbuhan dengan memacu sel tubuh semoga berkembang dan membesar sebagaimana hormon pertumbuhan lainnya. Hasil penelitian menyampaikan bahwa pertumbuhan urat daging ternak jantan cenderung lebih besar daripada pertumbuhan urat daging ternak betina. Hal ini merupakan refleksi perbedaan dalam ukuran tubuh secara keseluruhan dipengaruhi oleh jenis kelamin.

Faktor Lingkungan
Suhu lingkungan yang secara normal dapat ditoleransi oleh organisme berkisar antara 0 – 40o C, tetapi kisaran suhu lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan ternak secara optimal ialah 18 – 22o C. Persoalan regulasi panas pada ternak mempunyai kepentingan ekonomis, dimana sapi dan domba cenderung mempertahankan suhu tubuhnya pada level konstan yang optimum untuk acara biologisnya. Mengekpos ternak pada suhu panas atau masbodoh dalam waktu yang lama akan melibatkan perubahan hormon yang spesifik terhadap kedua stress tersebut, tetapi mengekpos ternak secara mendadak terhadap suhu panas dan masbodoh sangat berbahaya karena akan menjadikan reaksi yang kompleks dari sistem endokrin yang disebut general adaptation syndrome.



Perbedaan Fisik Ternak Sapi dari Daerah Dingin dan Daerah Panas
 
Ternak sapi yang tinggal di kawasan beriklim dingin pada umumnya akan memiliki tubuh yang kompak dengan kaki dan leher yang pendek dan ditutupi oleh bulu yang panjang. Ternak sapi yang dipelihara di kawasan beiklim sedang akan mempunyai kerangka yang relatif kurang kompak.

Ternak sapi yang berasal dari kawasan panas (tropis) akan mempunyai kerangka persegi, anggota tubuh yang lebih besar dan terdapat lipatan kulit yang menggantung antara kerongkongan dan dada serta memiliki bulu yang sangat pendek.