Penyakit Jembrana, Penyebab dan Kasus Serangan Terbaru
Penyebab Penyakit Jembrana, Tanda-tanda Klinis, Cara Mencegah dan Mengobatinya
Sapi yang terserang penyakit jembrana akan mengalami penurunan nafsu makan, sehingga pertumbuhannya secara umum termasuk kenaikan berat badannya terhambat. Penyakit ini bahkan dapat menyebabkan maut sapi terlebih jikalau terlambat penanganannya. Selain itu penyakit jembrana menyebabkan tidak diizinkannya penjualan bibit sapi bali dari bali ke luar pulau, karena kekhawatiran akan penyebaran penyakit jembrana ke wilayah yang lebih luas di indonesia Hambatan prnjualan sapi bibit ini tentu menghambat peningkatan harga sapi bali.
Dan yang lebih mengkhawatirkan lagi, jikalau penyakit jembrana tidak ditanggulangi secara serius maka akan terjadi kepunahan habisnya sapi bali. Padahal sapi bali merupakan sapi ras asli indonesia yang mempunyai banyak keunggulan, di antaranya dapat hidup dan tumbuh dengan baik di daerah-daerah kurang subur/marginal karena mempunyai daya cerna yang yang indah terhadap pakan. Jika sapi bali punah, maka indonesia khususnya Bali akan Kehilangan sumberdaya ternak yang membanggakan. Itulah alasan pentingnya jadwal penanggulangan penyakit jembrana.
Penanggulangan penyakit secara umum dilakukan dengan cara pencegahan dan pengobatan. Pencegahan dilakukan bagi hewan yang sehat semoga tidak hingga tertular penyakit, sedangkan pengobatan dilakukan untuk mengobati hewan yang sakit supaya segera sembuh dari penyakitnya dan tidak menjadikan kerugian terlalu besar bagi peternak.Tindakan pencegahan, yaitu mengupayakan semoga virus tidak menyebar, tindakan tersebut meliputi:
1) Karantina. Memelihara secara terpisah sapi yang gres datang dari lingkungan lain ke lokasi peternakan untuk beberapa hari, setelah itu jikalau sapi gres tersebut ternyata sehat maka dapat dipelihara bersama dengan sapi yang telah ada di lokasi.
2) Isolasi. Mengandakan secara terpisah sapi yang sakit hingga sapi tersebut sembuh.
3) Sanitasi. Membersihkan sangkar dan lingkungannya setiap hari, spaya tidak ada sampah dan limbah menumpuk di sekitar kandang, karena tumpukan sampah dan limbah merupakan tempat persembunyian dan pembiakan serangga. Sebaiknya sampah dan limbah segera diproses menjadi pupuk/kompos, karena proses pengomposan dapat memayikan telur dan larva serangga yang ada didalamnya.
4) Spraying. Menyemprot sangkar dengan anti serangga secara terencana sesuai dengan aturan dan rekomendasi dinas peternak.
5) Memelihara sapi secara baik, memberinya cukup pakan dan menyediakan sangkar yang layak supaya tubuh sapi menjadi berpengaruh alasannya yakni tubuh yang berpengaruh akan dapat bertahan dan bisa melawan penyakit/virus yangmenyerangnya.
6) Vaksinasi. Memberikan vaksin jembrana sesuai dengan aturan kepada semua sapi yang sehat, supaya pada setiap sapi terbentuk kekebalan terhadap penyakit jembrana.
Selanjutnya dilakukan tindakan pengobatan, yaitu mengupayakan sapi yang sakit semoga segera sembuh, dengan memperlihatkan obat kepada sapi. Ini bisa dilakukan oleh dokter hewan, supaya sapi menerima obat yang sempurna dalam takaran yang sesuai dengan tingkat keparahan penyakit dan kondisi sapi.
Kasus Serangan Penyakit Jembrana di Luar Pulau Bali
Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Pekanbaru mencatat 134 ekor sapi bali mati akhir terjangkit penyakit jembrana. Angka tersebut tercatat mulai Desember 2016 hingga Maret 2017 ini.
"Kematian sapi akhir jembrana ini merupakan kasus tertinggi terjadi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Pekanbaru El Syabrina di Pekanbaru. Demikian dikutip dari Antara, Kamis (9/3).
Dia menduga, tingginya kasus maut tersebut karena diduga sapi sudah idap penyakit jembrana sebelum masuk ke Pekanbaru melalui pembelian oleh peternak. Jumlah ini berbanding sangat jauh dengan tahun lalu.
"Tahun lalu hanya ada dua ekor yang mati karena jembrana, tidak sebanyak sekarang," katanya lagi.
Mencegah kasus ini tidak meluas, dinas setempat sudah menerbitkan edaran pelarangan perdagangan sapi bali baik ke dalam maupun ke luar kawasan Pekanbaru. Tujuannya, mencegah penyebarluasan penyakit sapi jembrana.
Ia juga menjelaskan indikasi penularan jembrana ke Pekanbaru berasal dari kawasan sekitarnya yang sudah terjangkit terlebih dahulu ibarat Pelalawan atau Siak. Kemudian sapi tersebut dijual dengan harga murah ke peternak, karena tergiur maka peternak Pekanbaru membeli.
El juga menambahkan virus jembrana ini tidak ubahnya dengan penyakit HIV pada manusia. Penyakit ini sama-sama menyerang sistem kekebalan tubuh hewan yakni sapi. Ciri penyakit yang pertama kali muncul di wilayah Jembrana, Bali ini yakni sapi mengeluarkan keringat darah. Sapi yang terserang virus jembrana akan mudah sakit dan gangguan pencernaan hingga mati.
"Untuk mencegah penyebaran virus semoga tidak lebih luas lagi. Kita sudah memperlihatkan vaksin kepada sapi," ucapnya pula. Selain itu juga dilakukan sosialisasi bagaimana merawat dan menghindarkan sapi dari penyakit. Pembersihan sangkar dan sebagainya.
Sapi yang terserang penyakit jembrana akan mengalami penurunan nafsu makan, sehingga pertumbuhannya secara umum termasuk kenaikan berat badannya terhambat. Penyakit ini bahkan dapat menyebabkan maut sapi terlebih jikalau terlambat penanganannya.Penyakit Jembrana disebabkan oleh virus dan hanya menyerang sapi bali. Sapi yang terserang berumur lebih dari 1 tahun dan yang terbanyak berumur 4-6 tahun yakni :
Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit jembrana yakni : demam (suhu tubuh sapi tinggi, berkisar antara 39° C-41,5° C), pembengkakan mahir kelenjar limfe, abrasi (luka-luka) pada selaput lendir mulut, diare yang sering bercampur darah dan sering terjadi sapi mengalami berkeringat darah.Penularan penyakit jembrana dari sapi ke sapi lainnya diperkirakan oleh serangga penghisap darah ibarat lalat (lalat tapis) caplak dan nyamuk. Serangga-serangga tersebut merupakan serangga penghisap darah. Jika serangga menggigit dan menghisap darah sapi yang sakit.
Sapi yang terserang penyakit jembrana akan mengalami penurunan nafsu makan, sehingga pertumbuhannya secara umum termasuk kenaikan berat badannya terhambat. Penyakit ini bahkan dapat menyebabkan maut sapi terlebih jikalau terlambat penanganannya. Selain itu penyakit jembrana menyebabkan tidak diizinkannya penjualan bibit sapi bali dari bali ke luar pulau, karena kekhawatiran akan penyebaran penyakit jembrana ke wilayah yang lebih luas di indonesia Hambatan prnjualan sapi bibit ini tentu menghambat peningkatan harga sapi bali.
Dan yang lebih mengkhawatirkan lagi, jikalau penyakit jembrana tidak ditanggulangi secara serius maka akan terjadi kepunahan habisnya sapi bali. Padahal sapi bali merupakan sapi ras asli indonesia yang mempunyai banyak keunggulan, di antaranya dapat hidup dan tumbuh dengan baik di daerah-daerah kurang subur/marginal karena mempunyai daya cerna yang yang indah terhadap pakan. Jika sapi bali punah, maka indonesia khususnya Bali akan Kehilangan sumberdaya ternak yang membanggakan. Itulah alasan pentingnya jadwal penanggulangan penyakit jembrana.
Penanggulangan penyakit secara umum dilakukan dengan cara pencegahan dan pengobatan. Pencegahan dilakukan bagi hewan yang sehat semoga tidak hingga tertular penyakit, sedangkan pengobatan dilakukan untuk mengobati hewan yang sakit supaya segera sembuh dari penyakitnya dan tidak menjadikan kerugian terlalu besar bagi peternak.Tindakan pencegahan, yaitu mengupayakan semoga virus tidak menyebar, tindakan tersebut meliputi:
1) Karantina. Memelihara secara terpisah sapi yang gres datang dari lingkungan lain ke lokasi peternakan untuk beberapa hari, setelah itu jikalau sapi gres tersebut ternyata sehat maka dapat dipelihara bersama dengan sapi yang telah ada di lokasi.
2) Isolasi. Mengandakan secara terpisah sapi yang sakit hingga sapi tersebut sembuh.
3) Sanitasi. Membersihkan sangkar dan lingkungannya setiap hari, spaya tidak ada sampah dan limbah menumpuk di sekitar kandang, karena tumpukan sampah dan limbah merupakan tempat persembunyian dan pembiakan serangga. Sebaiknya sampah dan limbah segera diproses menjadi pupuk/kompos, karena proses pengomposan dapat memayikan telur dan larva serangga yang ada didalamnya.
4) Spraying. Menyemprot sangkar dengan anti serangga secara terencana sesuai dengan aturan dan rekomendasi dinas peternak.
5) Memelihara sapi secara baik, memberinya cukup pakan dan menyediakan sangkar yang layak supaya tubuh sapi menjadi berpengaruh alasannya yakni tubuh yang berpengaruh akan dapat bertahan dan bisa melawan penyakit/virus yangmenyerangnya.
6) Vaksinasi. Memberikan vaksin jembrana sesuai dengan aturan kepada semua sapi yang sehat, supaya pada setiap sapi terbentuk kekebalan terhadap penyakit jembrana.
Selanjutnya dilakukan tindakan pengobatan, yaitu mengupayakan sapi yang sakit semoga segera sembuh, dengan memperlihatkan obat kepada sapi. Ini bisa dilakukan oleh dokter hewan, supaya sapi menerima obat yang sempurna dalam takaran yang sesuai dengan tingkat keparahan penyakit dan kondisi sapi.
Kasus Serangan Penyakit Jembrana di Luar Pulau Bali
Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Pekanbaru mencatat 134 ekor sapi bali mati akhir terjangkit penyakit jembrana. Angka tersebut tercatat mulai Desember 2016 hingga Maret 2017 ini.
"Kematian sapi akhir jembrana ini merupakan kasus tertinggi terjadi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Pekanbaru El Syabrina di Pekanbaru. Demikian dikutip dari Antara, Kamis (9/3).
Dia menduga, tingginya kasus maut tersebut karena diduga sapi sudah idap penyakit jembrana sebelum masuk ke Pekanbaru melalui pembelian oleh peternak. Jumlah ini berbanding sangat jauh dengan tahun lalu.
"Tahun lalu hanya ada dua ekor yang mati karena jembrana, tidak sebanyak sekarang," katanya lagi.
Mencegah kasus ini tidak meluas, dinas setempat sudah menerbitkan edaran pelarangan perdagangan sapi bali baik ke dalam maupun ke luar kawasan Pekanbaru. Tujuannya, mencegah penyebarluasan penyakit sapi jembrana.
Ia juga menjelaskan indikasi penularan jembrana ke Pekanbaru berasal dari kawasan sekitarnya yang sudah terjangkit terlebih dahulu ibarat Pelalawan atau Siak. Kemudian sapi tersebut dijual dengan harga murah ke peternak, karena tergiur maka peternak Pekanbaru membeli.
El juga menambahkan virus jembrana ini tidak ubahnya dengan penyakit HIV pada manusia. Penyakit ini sama-sama menyerang sistem kekebalan tubuh hewan yakni sapi. Ciri penyakit yang pertama kali muncul di wilayah Jembrana, Bali ini yakni sapi mengeluarkan keringat darah. Sapi yang terserang virus jembrana akan mudah sakit dan gangguan pencernaan hingga mati.
"Untuk mencegah penyebaran virus semoga tidak lebih luas lagi. Kita sudah memperlihatkan vaksin kepada sapi," ucapnya pula. Selain itu juga dilakukan sosialisasi bagaimana merawat dan menghindarkan sapi dari penyakit. Pembersihan sangkar dan sebagainya.