Perbandingan Budidaya Ayam Ras Petelur dengan Ayam Kampung
Kalau ayam ras bisa bertelur sampai 250 butir / tahun maka ayam kampung hanya 30 – 80 / tahun. Perbandingan produksi telur ayam ras dan ayam kampung ini memang terlihat begitu jauh berbeda , tapi bila kita kalulasikan sesuai harga jual maka perbedaannya tidak begitu jauh , yakni:
Saya mengatakan pendapatan/ omset Rp. 250 ribu tidak terlalu beda dengan Rp. 160 ribu mengingat biaya perawatan ayam ras jauh lebih mahal bila dibandingkan dengan perawatan ayam kampung.
Selain itu harga jual ayam kampung afkir juga jauh lebih mahal daripada ayam ras petelur afkir. Bahkan jikalau kita menerapkan administrasi peternakan yang sama pada keduanya bukan tidak mungkin bahwa ternyata perjuangan ayam kampung lebih menguntungkan. Apalagi dikala ini sudah banyak jenis ayam kampung yang tergolong memiliki produksi telur tinggi menyerupai ayam Arab contohnya.
Teknologi administrasi perkandangan yang lebih efisien tentu bisa menghemat biaya produksi. Dulu orang memelihara ayam kampung secara sampingan dan seadanya saja , pagi di lepas sore dikurung. Tapi penerapan metode full sangkar yang diterapkan di BBPP Batu contohnya , ternyata hasinya jauh lebih produktif dengan hasil berlipat dari administrasi tradisional , banyak juga penelitian perihal cara meningkatkan produksi telur yang tentunya bisa diterapkan pada peternakan buras petelur.
Usaha ayam kampung seharusnya tidak lagi menjadi sekedar perjuangan sampingan saja , mengingat harga telur dari waktu ke waktu selalu meningkat tidak pernah turun. Tidak pernah kita dengar ada berita penurunan harga telur ayam kampung.
Sudah banyak kita lihat masyarakat peternak membudidayakan ayam kampung secara komersil dan intensif. Hasilnya , menurut mereka sangat menguntungkan dan lebih mudah perawatannya bila dibandingkan dengan ayam ras petelur.
Orientasi urusan ekonomi kita sudah tidak selayaknya lagi hanya sekedar pada angka-angka omset yang didapat , tapi jauh dari itu adalah keuntungan yang diperoleh beserta efisiensi budidaya. Kalau kita melihat jumlah omset peternak ayam ras petelur tentu saja mereka memiliki omset yang jauh lebih tinggi , tapi kalau kita lihat keuntungan yang didapat ternyata hampir tidak ada perbedaan dengan peternak ayam kampung petelur.
Begitulah perbedaan perjuangan ayam ras dengan ayam kampung petelur , dalam hal ini author hanya memberikan pendapat berdasarkan pengetahuan dan data-data kepustakaan belaka. Kalau di lapangan ada perbedaan konkret , seyogyanya kita diskusikan pada komentar dibawah. Semoga bermanfaat.
- Ayam ras: 250 x Rp.1000 = Rp. 250.000/ ekor / tahun
- Ayam kampung: 80 x Rp. 2000 = Rp. 160.000/ekor / tahun
Saya mengatakan pendapatan/ omset Rp. 250 ribu tidak terlalu beda dengan Rp. 160 ribu mengingat biaya perawatan ayam ras jauh lebih mahal bila dibandingkan dengan perawatan ayam kampung.
Selain itu harga jual ayam kampung afkir juga jauh lebih mahal daripada ayam ras petelur afkir. Bahkan jikalau kita menerapkan administrasi peternakan yang sama pada keduanya bukan tidak mungkin bahwa ternyata perjuangan ayam kampung lebih menguntungkan. Apalagi dikala ini sudah banyak jenis ayam kampung yang tergolong memiliki produksi telur tinggi menyerupai ayam Arab contohnya.
Teknologi administrasi perkandangan yang lebih efisien tentu bisa menghemat biaya produksi. Dulu orang memelihara ayam kampung secara sampingan dan seadanya saja , pagi di lepas sore dikurung. Tapi penerapan metode full sangkar yang diterapkan di BBPP Batu contohnya , ternyata hasinya jauh lebih produktif dengan hasil berlipat dari administrasi tradisional , banyak juga penelitian perihal cara meningkatkan produksi telur yang tentunya bisa diterapkan pada peternakan buras petelur.
Usaha ayam kampung seharusnya tidak lagi menjadi sekedar perjuangan sampingan saja , mengingat harga telur dari waktu ke waktu selalu meningkat tidak pernah turun. Tidak pernah kita dengar ada berita penurunan harga telur ayam kampung.
Sudah banyak kita lihat masyarakat peternak membudidayakan ayam kampung secara komersil dan intensif. Hasilnya , menurut mereka sangat menguntungkan dan lebih mudah perawatannya bila dibandingkan dengan ayam ras petelur.
Orientasi urusan ekonomi kita sudah tidak selayaknya lagi hanya sekedar pada angka-angka omset yang didapat , tapi jauh dari itu adalah keuntungan yang diperoleh beserta efisiensi budidaya. Kalau kita melihat jumlah omset peternak ayam ras petelur tentu saja mereka memiliki omset yang jauh lebih tinggi , tapi kalau kita lihat keuntungan yang didapat ternyata hampir tidak ada perbedaan dengan peternak ayam kampung petelur.
Begitulah perbedaan perjuangan ayam ras dengan ayam kampung petelur , dalam hal ini author hanya memberikan pendapat berdasarkan pengetahuan dan data-data kepustakaan belaka. Kalau di lapangan ada perbedaan konkret , seyogyanya kita diskusikan pada komentar dibawah. Semoga bermanfaat.