Cara Menanam KAKAO di Kebun Agar Cepat Berbuah Lebat
![]() |
Gambar original oleh: guruilmuan.blogspot.com |
Tanaman kakao juga dapat hidup pada lahan yang cukup air (tanah gembur dan mempunyai ketercukupan air). Jenis tanah yang cocok untuk budidaya tanaman kakao yaitu lempung liat berpasir, tanah gembur yang banyak mengandung unsur hara penting demi menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, faktor curah hujan sangat penting untuk menanam kakao. Curah hujan yang dianjurkan yakni kisaran 1.500 - 2.500 mm/tahun. Temperatur maksimum 300-320 derajat celcius, temperatur minimum yakni 180 - 210 derajat celcius, dan temperatur optimumnya yakni 26 derajat celcius. Ketercukupan sinar matahari sangat penting untuk tanaman kakao yang ditanam di kebun. Intensitas cahaya matahari 75% untuk tanaman kakao dewasa, 50% tanaman muda, dan 25% untuk tingkat intensitas cahaya pada tanaman kakao bibit. Sementara itu, untuk tingkat kelembaban udara yakni 80-90 %.
Tanaman kakao menyerupai yang banyak diketahui masyarakat luas banyak mempunyai segudang manfaat yakni dapat dijadikan materi baku pembuatan wafer, cokelat, agar-agar, bubuk skim cokelat, dapat ditambahkan pada biji kopi robusta atau kopi arabika untuk industri coffe, dan banyak lainnya. Buahnya yang sudah matang juga dapat dinikmati secara eksklusif karena daging buahnya terasa sangat manis.
Sentra dan tempat pembudidayaan tanaman kakao banyak dilakukan di daerah-daerah pegunungan di Indonesia. Provinsi Lampung yaitu pusat pembudidayaan tanaman kakao yang sangat besar. Jika Anda bermain ke provinsi Lampung, di setiap ruas jalan dari tempat perbukitan Kalianda - Bandarlampung - Pesawaran - Pringsewu - Liwa, pasti Anda akan menyaksikan ratusan bahkan ribuan pohon kakao ini tumbuh dengan baik di tempat tersebut. Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi dan sepanjang pulau Sumatera banyak dijumpai adanya tanaman kakao baik yang ada dipinggiran jalan lintas sumatera, di tempat pegunungan maupun perbukitannya. Menarik sekali kalau Anda sekali-kali berkunjung ke petani kakao dan bagaimana mereka membudidayakan kakao serta bagaimana proses pengeringan biji kakao hingga siap jual.
Beberapa jenis varietas tanaman kakao yang banyak dibudidaya oleh masyarakat provinsi Lampung diantaranya, Criolo, Forastero, kultivar Lower Amazone Hybrid (LAH), Upper Amazone Hybrid (UAH), dan masih banyak jenis lainnya.
Cara Menanam KAKAO di Kebun Agar Cepat Berbuah Lebat
Untuk memperoleh hasil panen kakao yang melimpah serta memiliki pohon yang berbuah lebat, maka teknik penanaman yang benar penting dilakukan. Karena bagaimanapun juga banyak sedikitnya hasil panen sangat dipengaruhi oleh faktor perawatan tanaman mulai dari proses tanam awal (pembenihan) hingga pada tahap remaja dan pemanenan. Oleh karena itu, mari kita simak bersama bagaimana cara menanam kakao di kebun biar cepat berbuah menyerupai pengalaman yang pernah saya lakukan di kebun milik saya sendiri.
1. Pemilihan Bibit Kakao yang Unggul
Pemilihan bibit kakao yang unggul sangat penting. Bibit kakao sebaiknya dapat dibeli eksklusif dari para petani kakao yang sudah berpengalaman. Ciri bibit kakao yang unggul yakni terbebas dari penyakit, memiliki benih atau bibit yang sehat tidak dimakan tungau (jika pembibitan melalui biji), mempunyai akar, batang, serta daun yang nampak segar dan tidak cacat. Untuk memperoleh bibit kakao dapat diperoleh dari hasil penyemaian biji kakao, atau dapat melaksanakan perkembangbiakan tanaman secara vegetatif yakni menyerupai cangkok batang, stek batang, proses penyilangan (menempel). Setelah bibit disiapkan, mari ikuti langkah selanjutnya. Jika proses penanaman kakao dilakukan dari biji, maka dapat dilakukan perkecambahan biji terlebih dahulu di dalam kantong polibek. Biasanya perkecambahan biji kakao dapat tumbuh selama 1-30 hari dengan intensitas perawatan yang teratur. Pemberian air (penyiaram) yaitu tahapan sangat penting untuk menjaga biar tekstur tanah tetap lembab sehingga mempercepat laju perkecambahan biji. Selanjutnya kalau bibit kakao sudah siap tanam, maka segera ditanam pada lokasi tanam yang tepat.
2. Pengolahan Tanah dan Pembuatan Lubang Tanam
Seperti yang telah dijelaskan di atas, tanah yang cocok untuk menanam kakao di kebun biar berbuah lebat yakni tanah yang gembur, memiliki banyak unsur hara, serta tanahnya jenis tanah liat lempung berpasir. Buatkan lubang tanam ukuran 50x50 cm (panjang x lebar). Serta ketinggian lubang tanam yakni 25-30 cm. Sebelum ditanam, sebaiknya di episode dasar lubang tanam diberikan pupuk sangkar yang sudah dicampur tanah dengan perbandingan 1:1 dan dapat ditambahkan pupuk TSP 1-3 gram per lubang tanamnya.
3. Menanam Bibit Kakao dan Pengajiran
Penanaman bibit kakao dapat dilakukan di area tempat ternaung atau secara tumpangsari di area penanaman tumbuhan lain. Jika bibit kakao diperoleh dari biji, maka proses penanamannya yaitu pertama kali melepas bibit tanam dari pot polybek secara perlahan dan usahakan tidak ada episode akar yang tertinggal. Ambil bibit tanam dari polybek tersebut bersama dengan tanahnya, kemudian masukan episode akarnya ke dadar lubang tanam, lalu timbun dengan tanah yang sudah dicampurkan pupuk sangkar dan pupuk TSP tadi. Pastikan episode tunas batang dan daun berada pada episode permukaan tanah dan tidak tertutup tanah. Selanjutnya, apabila penanaman bibit kakao dilakukan melalui cara vegetatif menyerupai mencangkok, menyambung, stek batang dan lainnya, maka caranya yaitu mengubur episode akar bibit vegetatif tersebut di dalam lubang tanam yang sudah disiapkan, kemudian timbun dengan tanah yang sudah dicampuri pupuk TSP dan pupuk kandang. Selanjutnya masing-masing lubang tanam yang sudah ditanami kako dibuatkan ajir yang terbuat dari bambu setinggi 80-100 cm biar tanaman dapat terlindungi dari hewan herbivora menyerupai sapi atau kambing. Kemudian terakhir yaitu tanah di sekitar lokasi penanaman bibit kakao disiram dengan air bersih rutin setiap pagi dan sore, serta pastikan bahwa tanah selalu lembab dan tidak kering.
4. Perawatan Dasar Bibit Kakao Hingga Dewasa
![]() |
Pohon Kakao, Foto Asli Dibidik Oleh: guruilmuan.blogspot.com |
Perawatan dasar bibit tanaman kakao pada dasarnya sama dengan tanaman lainnya, yaitu meliputi penyiraman rutin selama proses tanam yaitu 1-2 kali dalam sehari, kemudian proses pemupukan yang dilakukan tiap 1 bulan sekali menggunakan pupuk sangkar dan pupuk TSP atau Urea secara bergantian, yaitu dengan membuat lubang pupuk di sekitar tanaman kakao dengan cara di koak, caranya pupuk tersebut dimasukan ke dalam lubang pupuk lalu ditutup kembali. Selanjutnya, proses penyiangan tanaman kakao, yaitu memastikan bahwa tidak ada gulma (rumput liar) yang tumbuh di sekitar tanaman. Apabila terdapat rumput liar segera cabut hingga kebagian akar biar tidak menghambat pertumbuhan tanaman kakao. Untuk memperoleh tanaman kakao dengan buah yang banyak, maka dapat dilakukan proses pemangkasan pada episode ranting, atau sebagian batangnya. Pemangkasan ditunjukan untuk pembentukan cabang yang seimbang dan pertumbuhan vegetatif yang baik. Pemangkasan ada beberapa macam yaitu;
- Pangkas Bentuk, yakni dilakukan pada umur satu tahun setelah munculnya cabang primer (jorquet) atau hingga dengan umur tanam 2 tahun dengan meninggalkan tiga cabang primer yang baik dan letaknya simetris;
- Pangkas Pemeliharaan, yakni bertujuan untuk mengurangi pertumbuhan vegetatif tanaman yang berlebihan dengan cara menghilangkan tunas air (wiwilan) pada batang pokok atau cabangnya;
- Pangkas Produksi, yakni betujuan biar sinar matahari dapat masuk dan mengenai seluruh atau sebagian tanaman sehingga proses pembungaan kakao lebih efektif yang terbentuk. Pangkas jenis produksi tergantung keadaan dan musim. Sehingga ada juga isitilah pangkas ringan dilakukan dikala trend kemarau, dan pangkas berat dilakukan pada trend hujan;
- Pangkas Restorasi, yakni memotong episode ranting atau percabangan batang, daun yang telah rusak dan memelihara tunas air atau dapat dilakukan dengan side budding.
5. Proses Pemanenan dan Pemasaran Buah Kakao
![]() |
Gambar original oleh: guruilmuan.blogspot.com |
Buah kakao yang sudah siap panen umumnya memiliki buah matang dengan ciri: Kulit buah sudah berwarna kuning orange atau kalau dari varietas kakao merah, maka kulit buah sudah terlalu berwarna merah tua, tangkainya sudah agak berwarna cokelat dan siap petik. Kakao dapat diambil bijinya kalau sudah matang, sementara daging buahnya dapat dimakan eksklusif dengan cara diemut. Rasa daging buah kakao yang sudah matang terasa manis sekali, tak heran kalau muda-mudi serta bawah umur yang gemar memakan buah cokelat (kakao). Pemanenan kakao yaitu memetik buah yang sudah matang. Potong tangkai buah dengan menyisahkan 1/3 episode tangkai buah. Pemetikan hingga pangkal buah akan merusak ganjal bunga sehingga menimbulkan pembentukan bunga terganggu, dan kalau hal ini dilakukan secara terus-menerus maka produksi buah kakao akan menurun. Buah yang dipetik biasanya memiliki umur 5,5 - 6 bulan semenjak dari proses pembungaan awal. Buah yang dipetik dimasukan dalam keranjang buah atau bakul, karung dan selanjutnya buah yang terkumpul tersebut dikumpulkan akrab rorak. Proses pemanenan kakao dilakukan pada pagi hari, dan pemecahan buah kakao siang hari. Kemudian biji kakao dikeluarkan dan dimasukan ke dalam karung, sedangkan kulit buahnya dimasukan ke dalam rorak yang tersedia.
Di pasaran harga kakao cukup melambung tinggi seiring dengan minat di pasaran industri makanan. Harga biji kakao kering di Lampung tiap kilogramnya dibandrol harga berkisar Rp. 24.000,00-, hingga Rp.30.000,00,-. Tentu harga ini tidak selamanya berlaku untuk wilayah lain di Indonesia. Kakao dapat didistribusikan secara eksklusif di aneka macam industri cokelat dan makanan ringan, industri minuman, wafer, dan lainnya. Kakao juga dapat eksklusif diproduksi oleh petani kakao sendiri yaitu membuatnya menjadi bubuk ceffe cacao yang proses pembuatannya sama dengan membuat bubuk kopi robusta maupun kopi arabika. Coffe cacao di provinsi Lampung banyak dijumpai mengingat banyak sekali petani kakao yang membuat bubuk kakao tersebut setiap usai panen.
6. Pengelolaan Hasil Panen Buah Kakao (Cokelat)
Proses pengelolaan biji kakao dapat ditempuh melalui beberapa tahapan menyerupai berikut ini:
- Fermentasi yaitu tahap pengelolaan biji kakao, yakni bertujuan untuk menghilangkan pulp kakao (lendir pada episode biji), menghilangkan daya tumbuh biji, merubah warna biji, serta untuk memperoleh cita rasa yang enak dan aroma yang menggiurkan;
- Pengeringan biji kakao, yaitu mengeringkan biji kakao yang sudah difermentasi di bawah terik matahari. Tujuan dari pengeringan biji yakni untuk menghambat pertumbuhan mikroba, jamur, dan kuman patogen berbahaya. Pengeringan biji dapat eksklusif dilakukan di bawah terik matahari selama 7-9 jam atau menggunakan kompor pemanas dengan perkiraan suhu 60-700 derajat celcius selama 60-80 jam. Kadar air yang baik setelah pengeringan yaitu 6%;
- Sortasi, bertujuan untuk memperoleh ukuran tertentu dari biji kakao yang dikelompokkan berdasarkan besarnya biji sesuai undangan pasar. Adapun syarat mutu biji kakao berkualitas yaitu tidak terfermentasi maksimal 3%, kadar air maksimal 7%, serangan hama penyakit 3% dan tentunya bebas dari kotoran.
Demikian tutorial tentang: "Cara Menanam KAKAO di kebun Agar Cepat Berbuah Lebat". Semoga bermanfaat. Terimakasih sudah menyimak, dan silakan ikuti langkah-langkah di atas untuk memperoleh hasil panen yang menguntungkan. Salam budidaya, ayo menanam dan jayalah petani negeriku.