Cara Budidaya Terong dari Biji Secara Organik Agar Berbuah Lebat serta Menguntungkan Bagi Petani
![]() |
Gambar Original Oleh: guruilmuan.blogspot.com |
Ada banyak ragam dan jenis terong yang dibudidaya serta ditanam di Indonesia menyerupai terong lalap, terong kopek, terong gelatik, terong bogor, terong medan hingga terong impor menyerupai terong thailand, terong jepang, dan lainnya. Buah terong mempunyai bentuk buah, corak warna kulit buah yang beragam dan sesuai dengan varietas atau jenisnya masing-masing, sehingga ada yang memiliki kulit buah berwarna ungu, putih, hijau, hingga kuning. Bentuk buah terong juga ada yang lingkaran penuh terutama pada jenis terong lalap kecil, ada juga terong berbentuk lonjong besar hingga lonjong dengan episode ujung buahnya lancip.
Tanaman terong dapat tumbuh dengan baik pada lahan dengan ketinggian di atas 1.200 mdpl, cocok ditanam pada tanah jenis lempung berpasir, tanah liat berhumus, atau tanah jenis aluvial dan grumosol dengan tingkat keasaman tanah (pH tanah) berkisar antara 6,5-7. Keberadaan tanaman terong akan berproduksi secara baik apabila ditanam pada suhu lingkungan 22-30 derajat celcius, dengan kelembaban udara sebanyak 55-75%. Curah hujan yang cukup sangat diperlukan guna menunjukkan kelembaban pada tanah pertanian yang ditanami terong, sehingga konsentrasi air yang ada pada tanah akan terjaga dengan baik. Curah hujan yang diperlukan yakni 2.100 mm/tahun setelah masa kering. Sebaiknya penanaman terong dilakukan pada lahan terbuka yang banyak mendapat penyinaran cahaya matahari penuh selama sehari.
Seperti kita ketahui bahwa terong ialah tanaman yang masih satu marga dengan tanaman lain menyerupai cabe, tomat, maupun kentang. Sebaiknya hindari penanaman tanaman terong bersama dengan tanaman-tanaman tersebut biar tidak terjadinya penyebaran hama dan penyakit yang menyerang tanaman terong. Oleh sebab itu dalam proses penentuan rotasi tanaman, usahakan tidak dengan tanaman-tanaman yang memiliki rumpun marga yang sama.
Cara Budidaya Terong Dari Biji Secara Organik
Pertanian organik dikala ini mulai diminati di kalangan petani dunia, sebab dengan pertanian organik akan meminimalisir adanya pencemaran zat-zat beracun yang berasal dari penggunaan pupuk kimia, pestisida yang berbahaya serta bisa berakumulasi dengan buah dan produk pertanian. Jika buah maupun tanaman sayur tercemari oleh materi kimia berbahaya tersebut, maka akan merugikan organ badan insan dan dapat memicu munculnya banyak sekali macam penyakit, termasuk kanker ialah serangan serius bagi peratanian yang sering menggunakan pestisida secara berlebihan.
Oleh sebab itu, budidaya tanaman terong dari biji secara organik ialah cara terbaik untuk memperoleh hasil panen terong yang bisa menunjang keberlangsungan kesehatan badan manusia, dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan menyerupai yang telah disebutkan di paragraf sebelumnya. Ada beberapa tahapan cara budidaya tanaman terong dari biji secara organik, mari simak pembahasannya pada episode berikut ini:
1. Penyemaian Biji Terong
Benih terong yang baik harus bisa mempunyai daya tumbuh di atas 75%. Dengan begitu, kebutuhan benih untuk satu hektar lahan hanya mencapai 300-500 gram. Sebaiknya belilah benih terong dari biji yang sudah banyak terbukti ampuh menghasilkan buah terong berbuah lebat. Pembelian benih terong dapat dibeli di pasar-pasar tanaman holtikutur atau melalui petani terong yang sudah berpengalaman bertahun-tahun.
Sebelum benih terong ditanam pada lahan terbuka, maka sebaiknya benih terong yang sudah disediakan disemai terlebih dahulu. Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu penyiapan lahan untuk penyemaian benih, yaitu dengan membuat bedengan selebar satu meter dengan tinggi 20 cm. Bedengan dibuat dari campuran tanah, arang sekam, dan kompos dengan perbandingan 1:1:1. Kemudian buat naungan untuk setiap bedengan yang telah dibuat.
Rendam benih terong dalam air hangat selama 10-15 menit, kemudian bungkus benih dengan kain berair dan diamkan selama 24 jam/satu hari. Buatkan alur berjarak 5-10 cm di atas bedengan untuk menyebar benih, kemudian tebarkan benih dan selanjutnya tutup dengan tanah tipis-tipis. Setelah itu, tutup bedengan daerah penyemaian benih terong dengan menggunakan naungan daun pisang atau karung goni basah. Sebaiknya siram secara rutin bedengan daerah dimana benih disemai dengan menggunakan air bersih, tujuannya biar tanah tetap lembab dan tidak kering. Jika tanah lembab dan terjaga konsentrasi air dalam pori-pori tanahnya dengan baik, maka akan mempercepat proses perkecambahan pada biji terong.
Setelah 2-3 hari, bibit terong yang disemai sudah berkecambah dan tumbuh menjadi bibit tanaman secara maksimal, selanjutnya buka karung goni atau daun pisang tadi. Kemudian siram tanaman terong muda tersebut dengan air setiap pagi dan sore hari. Setelah tanaman berumur 10-15 hari, pindahkan bibit tanaman ke dalam bumbunan daun pisang atau polybag kecil ukuran 9x10 cm, satu polybag untuk satu tanaman. Isi polybag atau bumbunan daun pisang dengan tanah dan kompos, dengan perbandingan 1:1. Selanjutnya sirami tanaman di dalam polybag atau bumbunan daun pisang secara teratur setiap harinya hingga tanaman siap dipindahkan pada lahan terbuka. Biasanya tanaman yang siap dipindahkan pada lahan tebuka, bibit tanaman terongnya setidaknya memiliki 4 helaian daun pada usia 1-1,5 bulan.
2. Pengolahan Tanah dan Penanaman Bibit Tanam Terong
Pengolahan tanah ialah episode penting dalam memulai budidaya tanaman terong dengan biji secara organik. Lahan untuk penanaman terong dibersihkan dari rumput liar yang mengganggu, batu-batuan yang mengganggu di dalam tanah, kemudian lahan dibajak hingga tanahnya menjadi gembur dan halus. Selanjutnya membuat bedengan dengan lebar satu meter dan ketinggiannya 30 cm serta panjang bedengannya diubahsuaikan dengan bentuk dan ketersedian lahan. Jarak antar bedeng yakni 40 cm.
Gunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar, bisa berupa pupuk kompos atau pupuk sangkar sebanyak 15 ton perhektar lahan tanam. Taburkan pupuk organik tersebut di atas bedengan dan aduk hingga merata (atau bercampur dengan tanah pada masing-masing bedengan). Budidaya terong menghendaki tingkat keasaman tanah berkisar 5-6,6. Apabila pH tanah kurang di bawah 5, maka dapat ditambahkan dolomit sebanyak 1-2 ton per hektar lahan tanam, dan diberikan satu ahad sebelum masa tanam.
![]() |
Foto Original Dibidik Oleh: guruilmuan.blogspot.com |
Buatlah lubang tanam secara berbaris, satu bedengan sebanyak dua baris. Jarak tanam antar lubang tanam yakni 50-60 cm dan jarak antar baris leleran yakni 70 cm. Lebar dan ketinggian lubang tanam pada bedengan diubahsuaikan dengan ukuran polybag bibit.
Sebelum bibit dari polybag dipindahkan ke lubang tanam pada area bedengan, maka siram terlebih dahulu lahan bedengan dengan air secukupnya hingga tanah pada bedengan benar-benar gembur dan lembab. Karena tanaman terong yang gres saja ditanam sangat sensitif dengan cuaca panas (kekeringan), dan daunnya mudah layu. Pindahkan bibit untuk satu lubang tanam dengan satu tanaman bibit pada polybag, tidak boleh lebih. Hati-hati dikala memindahkan tanaman bibit dari wadah polybag ke lubang tanam pada bedengan. Jaga dengan baik biar akar dan batang tanaman tidak putus atau rusak. Selanjutnya tutup lubang tanam bedengan yang sudah diisi tanaman, lalu biarkan hingga tumbuh menjadi tanaman terong biasa. Rawatlah tanaman terong tersebut secara intensif, tekun dan teratur.
3. Perawatan Budidaya Tanaman Terong
Perawatan dalam budidaya terong meliputi beberapa hal-hal mendasar seperti; Penyulaman, pemupukan, pemasangan ajir, penyiraman, penyiangan. Karena telah disepakati bersama oleh seluruh petani Indonesia bahwa perawatan tanaman yang baik akan menghasilkan produktivitas hasil pertanian yang baik pula. Maka langkah dalam perawatan tanaman terong ialah hal mutlak bagi para petani dan pekebun untuk tidak lengah dalam mewujudkan panen buah terong yang lebat dan bisa bersaing dengan harga di pasaran.
Penyulaman sebaiknya dilakukan satu ahad dengan mengganti tanaman yang mati, layu, rusak pada organ batang, akar maupun daunnya dengan menggantinya menggunakan bibit tanam yang baru.
![]() |
Foto Asli Dibidik Oleh: guruilmuan.blogspot.com |
Pemupukan pelengkap dilakukan mulai dari umur tanaman di atas dua ahad setelah bibit ditanam pada lahan bedengan. Untuk budidaya terong non-organik, berdasarkan pengalaman biasanya membutuhkan pupuk Urea dengan dosis 80 kg/ha, dan pupuk KCl 45 kg/ha. Sedangkan untuk budidaya terong secara organik sebaiknya berikan pupuk kompos atau pupuk sangkar dari kotoran hewan ternak, masing-masing satu kepal tangan atau kira-kira 0,5 kg untuk masing-masing tanaman. Pemberian pupuk dapat eksklusif di sebar di sekitar area tanaman, namun jangan terlalu akrab dengan akar tanaman biar tanaman tidak mati. Pemberian pupuk anorganik juga sebisa mungkin jangan mengenai episode daunnya, biar daun tidak lecet atau rusak dan berubah warna (mengalam nekrosis).
Pemasangan ajir/dengan bilah bambu berfungsi untuk menopang tanaman terong biar tidak rebah/roboh dan mudah lunglai apabila tertiup angin yang cukup kencang. Pemberian ajir pada tanaman sebaiknya diberikan dikala tanaman berusia setidaknya 3-3,5 Minggu. Penancapan ajir hendaknya berjarak 5-7 cm dari pangkal batang tanaman dan dapat diluruskan antar satu ajir dengan ajir lainnya menggunakan benang nilon. Ingat bahwa jangan hingga penancapan ajir melukai akar tanaman. Ikat tanaman pada ajir dengan menggunakan tali rafia.
Apabila tidak turun hujan (masa kemarau), maka penyiraman harus rutin dilakukan sebayak tiga kali dalam sehari hingga tanaman terong benar-benar sudah berbunga. Setelah tanaman terong berbunga lebat, tingkatkan frekuensi penyiraman hingga dua hari sekali saja.
4. Kegiatan Pemanenan Buah Terong Organik
Pemanenan buah terong yang ideal umumnya dilakukan setelah umur tanaman 70-80 hari semenjak bibit ditanam. Selanjutnya pemanenan terong dilakukan tiap 3-7 kali perminggu, dan tentunya melihat kondisi dan bentuk terongnya. Apabila terong sudah berukuran ideal dan banyak diminati konsumen, sebaiknya terong sudah dapat dipetik. Dalam satu kali demam isu tanam, dapat melaksanakan pemanenan buah terong sebanyak 14-16 kali, bahkan bisa lebih tergantung varietas atau jenis terong yang ditanam.
Waktu yang paling sempurna untuk memanen terong ialah pagi dan sore hari. Pemanenan dilakukan dengan cara memetik buah beserta tangkainya. Buah terong tidak dapat tahan lama, sehingga setelah pemetikan, dapat eksklusif segera dipasarkan. Pilih (sortir) buah terong yang bagus untuk dijual di pasaran, sementara itu buah terong yang dijual dipasaran dapat diikat-ikat dengan jumlah tertentu menggunakan tali rafia atau tali yang berasal dari bambu.
Harga buah terong di pasaran terbilang realif mahal dan cukup baik. Di pasar-pasar tradisional harga terong perikat (biasanya isinya 4 buah terong) diberikan harga berkisar Rp. 3.000,00,- hingga Rp. 4.500,00,-, dan tentunya harga ini tidak berlaku secara mutlak untuk wilayah lain di Indonesia.
Jika Anda tertarik dan ingin melaksanakan budidaya terong dari biji secara organik, maka dapat mengikuti aliran dan cara tanam menyerupai yang telah dijelaskan di atas. Mudah-mudahan artikel perihal aliran tentang: "Cara Budidaya Terong Dari Biji Secara Organik Agar Berbuah Lebat Serta Menguntungkan Bagi Petani" dapat bermanfaat bagi kita semua, sehingga prospek usaha untuk membudidaya tanaman terong dapat dicoba oleh Anda sebagai pecinta pertanian dan perkebunan holtikultur. Selamat mempraktekan semoga berhasil. Ayo menanam, dan warnai Indonesia dengan pertanian holtikultur. Hidup petani Indonesia.