Cara Budidaya Kentang di Kebun dan di Sawah dengan Hasil Panen Melimpah Ruah
Di negara Indonesia, pusat dan tempat pembudidayaan tanaman kentang banyak dilakukan di hampir banyak sekali kawasan di Indonesia, mirip di kawasan Malang (Jawa Timur), Jawa Tengah, Lampung (daerah Gisting, Gedongtataan), Liwa (Lampung Barat), Lampung Selatan, Lampung Timur, Sumedang (Jawa Barat), Bogor, Bekasi, Nanggroe Aceh Darusallam, Sumatera Utara, Sulawesi, Kalimantan, dan Tapanuli Selatan. Daerah-daerah tersebut sangat berprospek menghasilkan kentang dengan kualitas terbaik dan bisa memenuhi kebutuhan di dalam negeri.
Karakteristik dan Syarat Tumbuh Tanaman Kentang
Tanaman kentang memiliki karakteristik buah kentang berbentuk bundar lonjong, kadang-kadang bundar sempurna, atau berbentuk oval. Kulit buah berwarna cokelat kekuningan, kulit buah sangat tipis, daging kentang berwarna putih dan adakalanya berwarna cokelat kekuningan. Tanaman kentang memiliki perakaran serabut (umbi akar), merupakan tanaman monokotil, pertulangan daun menyirip-menjari, bunga tersusun tepat dan majemuk, ukuran buahnya cukup besar dengan diameter sekitar 3 cm. Kentang juga memiliki banyak kultivar/varietas dan jenisnya. Setiap varietas kentang tentu memiliki keunggulan masing-masing.
Keadaan iklim merupakan syarat tumbuh tanaman kentang. Iklim yang dianjurkan untuk membudidaya tanaman kentang yaitu berkisar antara suhu 18 - 24 derajat celcius, dan di Indonesia sendiri kentang sebaiknya ditanam pada ketinggian lahan 500 - 3.000 meter di atas permukaan air laut, serta ketinggian optimum lahan berkisar 1.000 - 2.000 meter di atas permukaan air laut. Sebaiknya kentang juga sangat cocok dengan curah hujan cukup yakni 200 - 300 mm per bulannya atau 1.000 mm selama masa pertumbuhannya, pertumbuhan kentang pada awal hingga pertengahan, dikala daun sedang aktif tumbuh sehingga sangat membutuhkan air yang cukup banyak. Sementara itu pada masa pertumbuhan kentang pada periode pertengahan hingga simpulan membutuhkan keadaan lahan yang cukup kering, serta memiliki kelembaban udara berkisar 40 - 60%.
Faktor eksternal mirip intensitas cahaya matahari sebaiknya diberikan setiap harinya. Itulah mengapa para petani kentang sebaiknya menanam kentang di lahan perkebunan atau di sawah supaya proses fotosintesis dan petumbuhan kentang menjadi lebih baik. Sebab, cahaya matahari juga sangat berperan terhadap pertumbuhan dan perkembangan kentang serta bisa meningkatkan produksi panen yang melimpah ruah. Untuk pertumbuhan umbi kentang, ada beberapa jenis kultivar kentang yang memerlukan panjang harian penyinaran (fotoperiodisitas) yang pendek mirip 7 - 9 jam saja perharinya. Sementara untuk pembentukan bunga pada tanaman kentang terkadang membutuhkan waktu fotoperiodisasi panjang antara 16 - 18 jam/hari. Hari panjang sangat menentukan faktor besar kecilnya ukuran kentang yang dihasilkan dikala panen.
Keadaan tanah sangat mensugesti proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman kentang. Dari beberapa rujukan terdahulu menyebutkan bahwa tanaman kentang dapat tumbuh pada tingkat keasaman tanah (pH) tanah berkisar antara 5,00 - 5,56. Tanah yang direkomendasikan untuk menanam kentang yaitu tanah andosol (vulkanik) yang banyak mengandung humus, gembur, dan tanah di kawasan itu diidentifikasi memiliki banyak organisme mirip cacing tanah. Ada beberapa petani kentang yang mengatakan bahwa jikalau tanaman kentang dibudidaya pada tanah lempung berpasir maka kualitas cita rasa umbi kentang terasa lebih enak serta kandungan zat gizi (karbohidrat) sangat tinggi.
Berbagai Macam Kultivar Tanaman Kentang
Melihat potensi lahan di Indonesia yang sangat baik untuk membudidaya kentang, maka setiap derah tentu memiliki banyak kultivar kentang yang cocok berdasarkan analisis iklim, cuaca dan kondisi tanah di masing-masing wilayah. Berikut ini beberapa kultivar tanaman kentang yang sering dibudidaya/ditanam di Indonesia (mulai dibudidaya pada tahun 1969) mirip kultivar Cosima, Thung, Desiree, Patronas, Radosa, Akira, Ultra, YP-89-070, Catella, Donata dan Rapan. Kemudian kultivar gres yang masuk ke Indonesia dan mulai dibudidaya oleh masyarakat petani mirip kultivar Diamont, Alpha, Narit, Draga, Sponta, Redpantiac, Aquila, Kenebec, Crebella, dan French Fries.
Menurut Sutrisno (2003) tanaman kentang digolongkan ke dalam tiga golongan yakni; (1) Kentang kuning; umbi dan daging kentang ini memiliki tekstur warna kuning, contohnya yaitu kentang kultivar Petrones, Eigenheimer, Thung dan Rapa. (2). Kentang putih, kulit dan daging buahnya berwarna putih, contohnya: kentang dari kultivar Donata dan Radosa. (3). Kentang merah, memiliki daging dan kulit kentang berwarna kemerah-merahan, kentang jenis ini yaitu Desire. Menurut umur panennya, ada yang disebut sebagai kentang genjah (umur panen setidaknya tiga bulan), kentang sedang dengan umur panen 3-4 bulan, dan kentang umur panjang memiliki usia panen sekitar 4 bulanan lebih.
Jenis dan kultivar kentang yang banyak dibudidaya oleh masyarakat Indonesia dan menjadi materi dasar makanan industri yaitu kentang kuning mirip granola, atlantik dan banyak sekali kultivar lain yang masuk ke dalam kultivar ketang kuning.
Cara Budidaya Kentang di Kebun dan di Sawah dengan Hasil Panen Melimpah
Menanam kentang di lahan yang sudah ditentukan akan lebih banyak membutuhkan keseriusan bagi para petani sayur untuk memperhatikan beberapa hal seperti; persiapan lahan, pembibitan kentang, penanaman kentang, pemupukan dan penyiangan, serta tahap panen,pascapanen, dan pendistribusian hasil panen ke pasaran.
1. Persiapan Lahan untuk Budidaya Tanaman Kentang
Tanaman kentang sangat membutuhkan tanah subur, berhumus, dan gembur. Pengelolaan lahan pertanian yang hendak ditanami kentang dapat dilakukan melalui dua tahapan yakni; (1) membajak sawah atau kebun sebanyak dua kali supaya kualitas tanah benar-benar gembur, sehingga nantinya bibit kentang dapat tumbuh dengan baik. (2). Tanah yang hendak ditanami kentang sebaiknya ditambah ketinggian tanahnya yakni dilakukan dengan membajak atau mencangkul. Hal semacam ini dilakukan bukan tanpa alasan, karena meninggikan lahan yaitu upaya untuk meyediakan suplai oksigen bebas di dalam pori-pori tanah hasil bajakan tersebut. Lahan yang hendak ditanami kentang sebaiknya diberi aksesori pupuk kandang/kompos supaya tanah semakin banyak mengandung unsur hara penting yang akan digunakan tumbuhan dalam menunjang acara hidupnya.
2. Pembibitan Tanaman Kentang
Pembibitan tanaman kentang dapat dilakukan dengan menyimpan sebanyak-banyaknya kentang hingga bertunas kurang lebih selama 3-4 bulan. Bibit kentang juga dapat eksklusif Anda peroleh dari penjual bibit kentang dengan petani profesional yang sudah terbukti sukses dalam budidaya tanaman kentang. Keuntungan Anda membeli bibit kentang dengan petani kentang profesional yakni akan meminimalisir banyak sekali penyakit yang muncul terutama pada bibit kentang yang terlalu muda, serta menghindari kualitas bibit yang buruk, serta adanya cacat pada umbi kentang (bibitnya).
Bibit kentang yang baik dan sehat sebaiknya hal yang penting diprioritaskan. Selain itu, bibit kentang yang rupawan memiliki berat rata-rata 40-80 gram dan bibit kentangnya mirip telur bebek. Bibit kentang yang baik yaitu yang memiliki tunas tumbuh sebanyak 3-5 dan ukuran tinggi tunas berkisar 2-3 cm.
3. Penanam Bibit Kentang di Lahan Kebun dan di Sawah
Menanam bibit kentang baik di kebun maupun di sawah pada dasarnya yaitu sama. Setelah lahan untuk menanam kentang dipersiapkan dengan baik (baik lahan berbentuk bedengan), kini saatnya menanam bibit kentang. Langkah pertama yang harus dilakukan yakni; (1) Mengubur bibit kentang setinggi 7-8 cm di bawah permukaan tanah, sebaiknya kentang juga jangan terlalu terkubur di dalam tanah, (2). Memastikan bahwa tunas kentang menjulang di atas tanah dan semprotlah tunas tersebut dengan pestisida jenis insektisida (pestisida pembunuh serangga) dengan 500 Liter larutan per hektarnya supaya tunas terbebas dari serangan predator mirip laba-laba, semut, serta hewan tanah lainnya.
4. Pemupukan dan Penyiangan Tanaman Kentang
Pemupukan tanaman kentang dilakukan setiap 20 hari sekali. Pemberian pupuk NPK atau UREA dilakukan ketika umbi sudah mulai tumbuh ke arah cukup umur yaitu sekitar usia 30 hari semenjak penanaman. Usia tumbuh kentang selama 40 - 90 hari diberi pupuk NPK secara rutin dengan takaran diubahsuaikan dengan luas lahan. Selain memupuk, acara lain mirip penyiangan tanaman kentang yaitu hal mutlak yang dapat dilakukan oleh petani yaitu dengan mematikan/mencabut rumput-rumput liar (gulma) yang tumbuh di sekitaran akar tanaman kentang. Karena gulma ini tentunya akan mensugesti pertumbuhan kentang alasannya yaitu gulma akan mengambil nutrisi tanah dan air di akar tanaman kentang.
4. Kegiatan Panen, Pascapanen, dan Pendistribusian Kentang
Kentang dapat dipanen ketika menginjak usia di atas 80 hari semenjak usia tanam. Kentang yang dapat dipanen biasanya memiliki buah dengan ukuran mirip telur angsa atau telur angsa (namun diubahsuaikan dengan kultivarnya masing-masing). Kegiatan pascapanen yaitu membersihkan gulma liar di kawasan lahan yang gres ditanami kentang, serta melaksanakan pemuliaan tanah dengan cara dibajak ulang untuk menghindari kegersangan lahan akhir tidak diolah kembali dengan benar. Pendistribusian kentang dapat eksklusif dilakukan ke rumah-rumah warga, ke pasar swalayan, serta di pasar-pasar tradisional. Kentang yang hendak dipasarkan, sebaiknya dimasukkan ke dalam karung goni besar, dan tentu hal ini akan jauh lebih baik mengingat bobot kentang sangat tinggi maka ukuran dan ketebalan karung sangat menentukan pada dikala proses distribusi ke pasaran menggunakan kendaraan beroda empat box, dan yang lainnya. Kentang di pasaran (di Kota Bandarlampung) harganya cukup tinggi berkisar Rp. 8.000,00-, hingga 12.500,00-, per kilogramnya. Tentunya harga ini bukan patokan umum karena di setiap kawasan memiliki tingkat harga yang berbeda-beda.
Demikian artikel wacana "Cara Budidaya Kentang di Kebun dan di Sawah dengan Hasil Panen Melimpah Ruah". Semoga bermanfaat. Mari menanam dan jayalah petani di negeriku, INDONESIA.