Widget HTML Atas

Budidaya JAHE MERAH Menggunakan Air Kencing Sapi Agar Menguntungkan Bagi Dunia Perkebunan

Budidaya Tanaman Jahe Menggunakan Karung
Budidaya Tanaman Jahe Menggunakan Karung, Foto Orginal Oleh: guruilmuan.blogspot.com


Pertanian jahe merah secara organik dikala ini mulai digemari oleh pekebun dan pencinta tanaman holtikultur. Mereka memilih pertanian jahe organik bukan karena tanpa alasan, karena mereka menganggap bahwa pertanian organik akan jauh lebih paraktis, hemat, dan meminimalisir adanya pencemaran senyawa kimiawi beracun yang terakumulasi di dalam buah, umbi, rhizoma, atau episode organ tanaman. Senyawa kimiawi beracun tersebut bisa berasal dari pestisida yang digunakan dengan dosis berlebih sehingga akan mudah masuk dan terakumulasi di sel-sel pada daun dan organ tanaman lainnya. Secara biologis, salah satu ancaman penggunaan pestisida dan DDT (Dichlorodiphenlytrichloroethane) yaitu dapat menjadikan seorang anak laki-laki yang ibarat perempuan. Hal ini dapat terjadi pada kebanyakan anak yang mengonsumsi sayur maupun buah yang terkontaminasi senyawa kimia racun dari pestisida dan DDT. Prosesnya sangat kompleks yaitu melibatkan proses mutasi gen. Untuk tidak menginginkan hal ini, maka pertanian organik dengan melibatkan pupuk kandang/kompos akan jauh lebih aman apabila digunakan untuk menanam jahe merah secara ramah lingkungan.

Jahe merah sudah banyak ditemukan di banyak sekali kawasan di Indonesia. Jahe merah dengan nama ilmiah Zingiber officinale var rubrum rhizoma, merupakan tanaman herbal alami dari famili Zingiberaceae, yang bisa digunakan untuk menyembuhkan banyak sekali jenis penyakit serta gejala-gejala yang nampak pada orang yang terkena pnyakit akhir demam, diare, kontipasi, meriang, dan yang lainnya. Tanaman jahe ini sangat praktis kalau dibudidaya di halaman rumah, halaman kantor/sekolah/kampus, di lingkungan perkebunan, tegalan dan area persawahan. Sebab, tanaman ini bisa menyesuaikan diri secara baik dengan lingkungan yang ekstrem.

Manfaat Jahe Merah Yang Harus Kamu Ketahui

Beberapa manfaat dari tanaman jahe selain sebagai tanaman herbal yakni dapat digunakan sebagai resep dalam memberi cita rasa pada makanan jenis bubur, sebagai penyedap rasa alami untuk banyak sekali keperluan masakan (masak-memasak), untuk menambah nafsu makan, memberi rasa pedas pada minuman, serta bisa menghangatkan tubuh ketika cuaca di luar rumah kurang akrab (dingin). Jahe secara medis, sangat baik untuk memelihara sistem imunitas (sistem pertahanan tubuh) terhadap banyak sekali jenis penyakit patogen (akibat bakteri, virus, kuman, dan mikroba lainnya). Konsumsi jahe secara teratur sewaktu akan berangkat beraktivitas kerja akan bisa memperlihatkan sumbangsih energi yang memadai. Caranya, buatlah jus jahe setiap pagi dan malam hari, lalu tambahkan madu dan gula merah (lalu aduk ketiga materi ini secara merata), kemudia minum, maka hal ini akan semakin membuat tubuh Anda sehat bugar, mencegah loyo, menambah vitalitas pria menjadi lebih perkasa, menambah suplai cairan tubuh sebagai kofaktor dalam banyak sekali acara metabolisme tubuh harian, serta bisa menjaga berat tubuh biar ideal dan mencegah meriang (sakit demam), flu/pilek, dan batuk.

Karakteristik Tanaman Jahe Merah

Jahe merah sudah terkenal di selurh penjuru dunia, termasuk di Indonesia. Hampir semua materi baku herbal alami yang dibuat dalam bentuk sachset plastik menggunakan materi baku jahe. Jahe merah mempunyai karakteristik batang berupa herba (tidak berkayu), merupakan tumbuhan monokotil, sebelum berumbi episode akarnya masih dalam keadaan serabut, daun berbentuk pedang dengan episode ujungnya lancip, daun berwarna hijau tua, bunganya kadang berwarna kuning kecokelatan, serta daunnya menempel pada batang herba secara selang-seling, serta mempunyai rhizoma berwarna merah-keunguan. Tanaman jahe dapat dikembangbiakan dengan cara mengambil tunas adventif pada umbi. Dalam satu lahan taman jahe yang sukses, dapat ditumbuhi jahe seluas satu hektar dengan produksi panen yang tiada henti setiap bulannya. Sehingga melihat prospek ini, maka tidak ada salahnya apabila kita mencoba untuk menanam jahe dalam skala besar.

Syarat Tumbuh Tanaman Jahe Merah

Jahe merah sanagat cocok tumbuh di kawasan berdataran rendah maupun berdataran tinggi, dari mulai ketinggian lahan 100 - 1.200 meter di bawah permukaan air laut (mdpl). Jahe merupakan tanaman tidak manja dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ekstrem (panas, kering, dan curah hujan tinggi). Jenis tanah yang paling cocok untuk budidaya tanaman jahe merah yaitu tanah yang mempunyai kandungan unsur hara mikro yang banyak semisal terdapat pada tanah lempung berpasir, tanah cokelat, tanah humus, tanah bekas pembakaran sampah organik, tanah grumosol, latosol, tanah andosol, serta tanah padsolik merah. Derajat keasaman tanah (pH) tanah ideal ialah 5,5 - 7,0. Curah hujan yang cukup (1.000 mm/tahun),  dan tingkat kelembaban udara (79%) merupakan syarat tumbuh-kembang jahe secara baik dan bisa menghasilkan panen berlimpah ruah. Tanaman jahe sangat baik ditanam di lahan terbuka dengan ketercukupan sinar matahari penuh sepanjang hari. Jangan sekali-kali menanam jahe pada lahan tertutup dan sama sekali tidak mempunyai penyinaran yang cukup, alasannya akan menjadikan tanaman jahe mengalami etiolasi secara permanen (kondisi dimana tanaman jahe mempunyai batang yang tinggi, kurus, serta mempunyai bakal rhizoma (umbi) yang sedikit, yang tentunya hal ini akan menghipnotis produktivitas hasil pertanian jahe.

Cara Budidaya Jahe Merah Secara Organik

Budidaya tanaman jahe secara organik terbilang sangat gampang sekali. Namun, dalam kenyataannya banyak para petani yang gagal dalam budidaya jahe karena disebabkan mereka kurang mengetahui bagaimana proses penanaman yang benar, mulai dari pemilihan bibit, pemerlakukan bibit, pengolahan lahan, perawatan dasar, hingga proses pemanenan dan kegiatan pemasaran hasil panen kepada masyarakat. Karena bagaimanapun juga kebenaran dan ketepatan dalam bercocok tanaman jahe merah dengan baik dan benar mutlak diketahui oleh semua pekebun untuk menerima hasil panen optimal dan menguntungkan. Namun, pada dasarnya untuk menanam jahe merah juga dapat dilakukan dengan menggunakan media apapun termasuk pot polybag, karung, serta bejana bekas. Namun, penulis lebih menyarankan biar penanaman jahe merah dilakukan di lahan terbuka mirip area perkebunan, ladang, sawah, atau halaman rumah, karena terbilang lebih sukses menghasilkan panen jahe melimpah ruah. Untuk menjawab kegagalan panen jahe merah yang selama ini dirasakan oleh petani, mari ikuti kiat sukses biar budidaya jahe dapat menghasilkan panen yang melimpah.

1. Pemilihan Bibit Jahe Merah

Bibit jahe merah dapat diperoleh pribadi dari petani jahe yang sudah terbilang sukses dan terbukti bisa menghasilkan jahe dalam skala besar. Pastikan bahwa bibit jahe benar-benar terbebas dari penyakit akhir mikroorganisme tanah atau luka lecet dan memar. Setelah bibit diperoleh, lalu basuh bibit dan diamkan selama 1 Minggu sebelum ditanam (sebagai masa dormansi pada bibit). 2 hari sebelum ditanam, sebaiknya bibit direndam selama 48 jam dengan air kencing sapi secukupnya, artinya diadaptasi dengan banyaknya bibit yang hendak ditanam. Karena berdasarkan pengalaman, bibit jahe yang direndam pada air kencing sapi setelah panen menghasilkan umbi (rhizoma) jahe yang sangat banyak (mampu bersaing dengan harga pasar) bahkan jahe-jahe tersebut dapat dibudidaya kembali hingga berhektar-hektar lahan. Setelah direndam, lalu jahe pribadi ditanam dalam keadaan basah. Ikuti proses penanaman pada episode berikut ini.

2. Pengolahan Lahan Tanam

Pengolahan lahan tanam jahe merah sangat paraktis. Apabila bibit jahe akan ditanam dalam lahan terbuka (kebun, sawah, ladang, kawasan perkebunan/halaman rumah), maka cara paling efektif ialah mencangkul/membajak lahan kemudian dibuat beberapa bedengan diadaptasi luas lahan yang ada. Bedengan dapat dibuat dengan ukuran bervariasi (luas maupun panjang bedengannya), namun untuk ketinggian bedengan tidak boleh lebih rendah dari 40 cm, ketinggian lubang tanam jahe yakni 10 - 15 cm. Kemudian buatlah masing-masing lubang tanam pada bedengan dengan jarak tanam 30 - 40 cm. Anda dapat menambahkan kapur/dolomit apabila lahan memiliki pH asam di bawah 5,5. Penanaman pada lahan terbuka ini dapat dilakukan dengan membenamkan 1 - 2 rimpang bibit jahe ke masing-masing lubang tanam, lalu ditutup dengan menggunakan pupuk kompos/kandang (dosis 2 genggam tangan, atau sesuaikan dengan kebutuhan). Setelah itu siram bibit hingga tumbuh tunas-tunas gres yang siap menjadi tanaman jahe dewasa.

Selanjutnya apabila penanaman jahe merah dilakukan dengan menggunakan pot polybag, karung, atau bejana bekas, dan media tanam pot lainnya, maka cara penanamannya yaitu: Pertama, masukkan campuran tanah + pupuk kandang/kompos dengan perbandingan 1:1 ke dalam masing-masing media pot/karung yang sudah disiapkan sebelumnya (buat lubang tanam pada tanah campuran tersebut). Setelah itu, benamkan 1 - 2 rimpang bibit jahe pada masing-masing wadah pot/karung tersebut, kemudian siram rutin setiap hari (pagi dan sore hari).

3. Perawatan Dalam Budidaya Jahe Merah Menggunakan Air Kencing Sapi

Perawatan dasar dalam budidaya jahe merah menggunakan air kencing sapi diantaranya yaitu proses penyulaman, pendangiran/penggemburan lahan, penyiangan dan pembabatan, serta proses pemupukan dengan POC.

  • Penyulaman: Penyulaman dilakukan paling lambat 1 - 1,5 bulan, dari semenjak tanam awal. Penyulaman ini bertujuan untuk mengganti bibit yang tidak tumbuh, bibit yang mati, rusak, atau tanaman muda yang terserang organisme pengganggu tanaman (OPT);
  • Penyiangan dan pembabatan: Bertujuan untuk membunuh gulma atau rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman jahe merah. Caranya yaitu mencabut hingga ke episode akar gulma biar tidak merugikan unsur hara penting yang seharusnya ada untuk tanaman jahe. Sembari melaksanakan penyiangan gulma, maka petani juga dapat melaksanakan pembabatan pada daun jahe yang terlihat rusak, daunnya menguning atau ada beberapa daunnya yang terserang penyakit tanaman. Cara pembabatannya dapat menggunakan arit atau pisau carter.
  • Penggemburan lahan/pendangiran: Dilakukan setelah tanaman tumbuh baik dan mempunyai organ tanaman yang lengkap, tujuan pendangiran ini untuk memperbanyak rimpang jahe dan mempercepat laju pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman jahe, serta akan membuat aerasi di dalam tanah semakin baik sehingga kadar Oksigen tanah tercukupi yang nantinya akan membantu dalam pengangkutan nutrisi (unsur hara) ke episode organ tanaman jahe;
  • Pemupukan dngan menggunakan POC: POC ialah Pupuk Organik Cair yang diperoleh dari proses fermentasi anaerob (fermentasi tanpa oksigen) dengan menggunakan air kencing sapi, air kencing kelinci dan kambing atau menggunakan hewan kotoran hewan ternak. Kemudian hasil dari fermentasi tersebut yaitu larutan POC yang akan disemprotkan pada organ tanaman (pada akar, batang, daun). Tujuan disemprotkan POC pada tanaman untuk merangsang pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik.
3. Kegiatan Panen dan Pemasaran Jahe Merah

Kegiatan panen jahe merah biasanya dilakukan pada dikala umur 8 - 10 bulan semenjak tanam awal. Cepat dan lambatnya proses pemanenan tergantung dari seberapa intensif dalam perawatan tanaman. Semakin mengagumkan proses perawatan tanaman, maka akan memberi peluang waktu panen relatif cepat serta hasil panen akan melimpah. Dalam satu hektar lahan tanam jahe setidaknya dapat menghasilkan 23 - 30 ton jahe untuk setiap kali panen. Melihat prospek yang menjanjikan ini, maka tidak ada salahnya kalau Anda mencoba untuk membudidaya jahe merah di lahan terbuka atau menggunakan pot kalau akan ditanam pada lahan yang sempit.

Pemanenan jahe dilakukan dengan cara mencabut (menggorek rimpang) menggunakan cangkul seperlunya, sebaiknya sisakan beberapa rimpang biar tumbuh kembali menjadi tanaman dewasa. Rimpang kemudian dimasukkan ke dalam bakul yang terbuat dari anyaman bilah-bilah bambu atau dapat menggunakan karung goni. Jahe yang sudah dikumpulkan kemudian dimasukan ke dalam box kendaraan beroda empat atau diangkut secara manual (dibopong). 

Di pasaran, harga jahe merah sangat tinggi sekali. Di kota Bandarlampung, harga jahe merah perkilogramnya dijatuhkan harga mulai Rp. 50.000,00 - Rp. 95.000,00,-. Harga ini tentunya tidak berlaku untuk wilayah lain, mengingat setiap kawasan di Indonesia memberlakukan harga jahe merah yang berbeda-beda.

Apabila Anda tertarik untuk membudidaya tanaman jahe merah di halaman rumah, kebun, dan area lainnya, maka Anda dapat mengikuti pedoman/cara: "Budidaya Jahe Merah Menggunakan Air Kencing Sapi Agar Menguntungkan Bagi Duni Perkebunan". Semoga apa yang sudah di jelaskan bermanfaat. Salam budidaya pertanian, ayo menanam.