Cara Membuat Pakan Fermentasi Untuk Sapi dan Kambing, Apa Keunggulannya?
Cara Membuat dan Pemanfaatan Pakan Fermentasi Untuk Ternak Kambing.
Umur kebuntingan kambing juga relatif pendek sehingga dalam 1 tahun lebih sedikit kambing bisa beranak hingga 2 kali sedangkan ternak sapi hanya beranak 1 kali dalam setahun bahkan kadang lebih dari setahun. Salah satu permasalahan dalam pengembangan ternak Kambing dan domba ialah ketersediaan pakan, terutama pada demam isu kemarau.Karena itu, perlu suatu trobosan dalam mengatasi dilema pakan.Salah satu upaya trobosan tersebut ialah dengan menggunakan teknologi fermentasi.
Keunggulan dan Keuntungan Pakan Fermentasi
Bahan yang dibutuhkan:
• 1000 Kg : jerami padi atau jerami jagung atau jerami kedelai (titen Jawa)
• 20-25 Lt : tetes bila tidak ada dapat diganti gula
• 6-7 Lt : STARBIO, bila di tempat belum ada dapat diganti dengan EM4.
• 5-6 Kg : Urea untuk menambah kandungan protein makanan
• 250-300 Lt. : Air untuk melarutkan starbiodan tetes/15Lt untuk jerami basah
Peralatan
• Silo tempat untuk fermentasi dapat berupa tembok semen, bis semen, drum sesuai kemampuan dan jumlah ternak
• Alat pemotong sabit atau sejenisnya
• Ember atau timba, gembor, terpal plastik atau karung plastik
Cara Membuat
Sediakan silo dari bis beton disusun dua atau tiga, bila memakai drum episode dalam supaya dicat semoga tidak berkaratJerami kering atau bahan-bahan kering yang telah ada dipotong-potong dengan ukuran kurang lebih 25 cm sejumlah isi silo yang adaLarutkan tetes dan urea serta Satarbio dengan air menjadi satu sesuai perbandingan bahan-bahan di atas.
Siapkan terpal plastik untuk ganjal menjcampur antara jerami dengan campuran tets starbio dan air.Jerami yang sudah dipotong ditaruh di atas terpal sedikit demi sedikit sambil disiram larutan air tetes dan starbio sesuai perbandingan di atas hingga merata dan jerami kelihatan basah.
Setelah jarami benar-benar telah disiram rata dengan larutan tersebut, jerami dimasukkan ke dalam silo sedikit demi sedikit sambil dimampatkan/diinjak-injak supaya padat.Setelah mampat (padat) silo ditutup hingga rapat betul.Setelah 7 hari jerami tersebut gres dapat mulai diberikan pada ternak sesuai dengan kebutuhan dan selama materi tersebut belum habis setelah mengambil materi dari silo supaya ditutup kembali dengan rapat.
Penempatan silo supaya terhindar dari genangan air, terhindar dariterik matahari dan air hujan tidak boleh masuk ke dalam silo.
Pedoman Cara Pemberian Pakan Fermentasi :
• Ditambah makan pelengkap berupa katul yang baik (kualitas I) sebanyak 0,5 kg/ekor
Keterangan :
• Apabila waktu petama kali tenak diberi pakan tersebut tidak eksklusif mau supaya dilatih sedikit demi sedikit hingga mau makan dengan lahap
• Agar ternak cepat gemuk perlu diberi makan lain yang kadar proteinnya tinggi menyerupai bantuan katul konsentrat.
• Air minum supaya tetap tersedia (jangan hingga telat).
Cara Membuat Pakan Fermentasi Jerami Sistem Terbuka
Oleh alasannya ialah itu, ternak ruminansia dapat mengkonsumsi pakan hijauan dalam jumlah yang banyak, menyerupai vegetasi alami, hijauan introduksi, dan produk samping pertanian. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki produk samping pertanian yang cukup banyak dan tersedia sepanjang tahun. Namun, pemanfatan produk samping pertanian tersebut untuk materi pakan ternak ruminansia belum optimal. Penyebabnya ialah kurang disukai ternak dan kualitas gizinya rendah, sementara pakan hijauan lain masih banyak tersedia terutama dari vegetasi alami.
Namun demikian pada demam isu kemarau, ketersediaan vegetasi alami makin berkurang sehingga perlu diupayakan pemanfaatan sumber pakan lain menyerupai produk samping pertanian. Jerami padi merupakan salah satu produk samping pertanian yang tersedia cukup melimpah. Namun, jerami padi tergolong materi pakan yang berkualitas rendah, alasannya ialah kandungan protein kasarnya rendah sementara kandungan serat kasarnya tinggi. Oleh alasannya ialah itu, penelitian dan pengembangan terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas jerami padi semoga dapat dimanfaatkan sebagai materi pakan secara optimal, terutama untuk ternak ruminansia. Balai Penelitian Ternak (Balitnak) di Ciawi, Bogor telah berhasil meningkatkan nilai gizi jerami dengan cara yang sederhana, yaitu fermentasi dan amoniasi
Proses Pembuatan Jerami Padi Fermentasi
Fermentasi dan amoniasi jerami dimaksudkan semoga kualitas biomassa/ jerami padi meningkat dan dapat disimpan lebih lama. Pembuatan jerami padi fermentasi dilakukan secara terbuka selama lebih kurang 21 hari. Proses fermentasi dilakukan di bawah naungan semoga terhindar dari hujan dan sinar matahari langsung.
Proses fermentasi dilakukan dua tahap, yaitu tahap fermentasi serta tahap pengeringan dan penyimpanan. Agar proses fermentasi berlangsung dengan baik perlu ditambahkan urea, sedangkan untuk membantu memecahkan komponen serat yang terdapat dalam jerami
dapat ditambahkan probion (salah satu produk Balitnak).
Setiap 1 ton jerami segar memerlukan urea dan probion masing-masing 2,5 kg. Jerami padi yang gres dipanen (mengandung air 60%) dikumpulkan pada suatu tempat yang telah disediakan. Jerami ditimbun setinggi ±20 cm, selanjutnya ditaburi urea dan probion, ditumpuk lagi
hingga tinggi tumpukan sekitar 3 m. Tumpukan jerami dibiarkan selama 21 hari semoga proses fermentasi berlangsung dengan baik.
Setelah melewati tahap fermentasi, jerami dikeringkan di bawah sinar matahari atau dianginkan pada tempat yang terbuka. Jerami padi fermentasi yang telah kering dapat dimanfaatkan sebagai materi pakan dasar pengganti rumput untuk sapi, kerbau, kambing dan domba. Sisanya disimpan pada tempat yang terlindung. Jerami kering ini dapat disimpan hingga 3 bulan. Proses pembuatan jerami padi fermentasi cukup sederhana, mudah dan murah sehingga dapat diaplikasikan
di tingkat petani-ternak di pedesaan.
Nilai Gizi dan Pemanfaatannya
Jerami padi yang telah difermentasi memiliki penampakan warna kecoklat-coklatan dan tekstur lebih lunak. Kandungan zat gizinya juga lebih tinggi dibanding jerami tanpa fermentasi, serta lebih disukai ternak. Berdasarkan hasil penelitian,jerami padi fermentasi memiliki nilai gizi hampir sebanding dengan rumput gajah.
Pemeliharaan sapi perah dengan memanfaatkan jerami padi fermentasi dan dedak padi sebagai pakan memperlihatkan keuntungan sekitar Rp11.000/ekor/hari dari penjualan susunya saja. Dengan teknologi ini, seekor sapi perah yang memproduksi susu 8-10 liter/hari hanya memerlukan biaya pakan senilai penjualan 3 liter susu. Pemanfaatan jerami padi fermentasi sebagai ransum dasar untuk sapi potong telah banyak diaplikasikan dan cukup menjanjikan
Cara Membuat dan Menyusun Ramuan Pakan Komplit dengan hijauan
Selain penerapan fermentasi materi utama pakan hijauan, ketika ini sudah berkembang pembuatan pakan komplit untuk kambing dan domba. Teknologi ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan materi pakan ternak yang biasanya berkualitas rendah (kurang protein dan energi) serta kurang ramah lidah.Jerami padi, tongkol jagung, tebon jagung (batang dan daun jagung sisa panen), jerami kacang tanah, kulit buah, bungkil kelapa dan ampasnya merupakan beberapa materi pakan yang dapat digunakan sebagai sumber pakan berkualitas bagi ternak kambing dan domba.
Berikut ini rujukan pembuatan pakan komplit untuk ternak Kambing dan Domba
Bahan :
Bahan berasal dari sumber daya lokal yang tersedia, terdiri atas limbah pertanian menyerupai tebon jagung , jerami dan dedak padi. Berikut ini ialah formula pakan lengkap (berdasarkan materi kering) dari IPTEKDA-LIPI Fakultas Peternakan Universitas Jendral Sudirman :
Tebon jagung yang sudah kering atau layu 71 kg, onggok kering 15 kg, dedak padi halus 10 kg, molasses (dapat diganti air gula kelapa) 1,5%, serta garam 2%.
Cara membuat :
Penggunaan hijauan fermentasi juga dapat menghilangkan efek buruk yang sering menyertai bantuan hijauan segar. Contohnya, rumput yang terlalu muda atau yang berair terkena air hujan sering membuat kambing mencret. Kambing sering kembung kalau memakan legum muda atau jenis tertentu. Tak kalah penting, beberapa peternak menandakan kasus cacingan menurun sejak menggunakan pakan fermentasi.Dibandingkan dengan peternakan sapi, perkembangan dan pertumbuhan peternakan kambing relatif lebih cepat. Salah satu alasannya ialah untuk beternak kambing tidak memerlukan biaya yang tinggi dan mahal juga tidak memerlukan area yang terlalu luas sebagaimana beternak sapi. Selain itu juga ternak kambing lebih cepat berkembang biak karen 1 ekor induk bisa melahirkan cempe antara 2 - 3 ekor, bandingkan dengan sapi yang hanya bisa melahirkan 1 ekor pedet dan jarang sekali ditemukan kelahiran kembar pada sapi.
Umur kebuntingan kambing juga relatif pendek sehingga dalam 1 tahun lebih sedikit kambing bisa beranak hingga 2 kali sedangkan ternak sapi hanya beranak 1 kali dalam setahun bahkan kadang lebih dari setahun. Salah satu permasalahan dalam pengembangan ternak Kambing dan domba ialah ketersediaan pakan, terutama pada demam isu kemarau.Karena itu, perlu suatu trobosan dalam mengatasi dilema pakan.Salah satu upaya trobosan tersebut ialah dengan menggunakan teknologi fermentasi.
Keunggulan dan Keuntungan Pakan Fermentasi
Dengan fermentasi, kita dapat memanfaatkan hasil samping budidaya tanaman pangan dan perkebunan masih mudah didapat dalam jumlah banyak di sekitar kita.Di samping itu, Pakan hijau yang melimpah ketika demam isu penghujan bisa difermentasi sebagai persediaan pakan, terutama kalau pakan hijau berkurang di demam isu kemarau.Berikut beberapa keuntungan memperlihatkan pakan fermentasi pada ternak kambing:
- Meningkatkan nafsu makan sehingga penggemukan semakin cepat
- Memperbaiki proses pencernakan
- Lebih kebal terhadap penyakit
- Meningkatkan produksi susu
- Menjadikan susu dan daging kambing menjadi tidak prengus
- Mengurangi anyir kotoran dan air kencing
- Kotoran menjadi lebih sedikit alasannya ialah pakan menjadi tercerna dengan baik
Jerami padi yang telah difermentasi memiliki penampakan warna kecoklat-coklatan dan tekstur lebih lunak. Kandungan zat gizinya juga lebih tinggi dibanding jerami tanpa fermentasi, serta lebih disukai ternak. Berdasarkan hasil penelitian, jerami padi fermentasi memiliki nilai gizi hampir sebanding dengan rumput gajah.Cara Membuat Pakan Fermentasi Jerami dengan Menggunakan Sistem Silo
Bahan yang dibutuhkan:
• 1000 Kg : jerami padi atau jerami jagung atau jerami kedelai (titen Jawa)
• 20-25 Lt : tetes bila tidak ada dapat diganti gula
• 6-7 Lt : STARBIO, bila di tempat belum ada dapat diganti dengan EM4.
• 5-6 Kg : Urea untuk menambah kandungan protein makanan
• 250-300 Lt. : Air untuk melarutkan starbiodan tetes/15Lt untuk jerami basah
Peralatan
• Silo tempat untuk fermentasi dapat berupa tembok semen, bis semen, drum sesuai kemampuan dan jumlah ternak
• Alat pemotong sabit atau sejenisnya
• Ember atau timba, gembor, terpal plastik atau karung plastik
Cara Membuat
Sediakan silo dari bis beton disusun dua atau tiga, bila memakai drum episode dalam supaya dicat semoga tidak berkaratJerami kering atau bahan-bahan kering yang telah ada dipotong-potong dengan ukuran kurang lebih 25 cm sejumlah isi silo yang adaLarutkan tetes dan urea serta Satarbio dengan air menjadi satu sesuai perbandingan bahan-bahan di atas.
Siapkan terpal plastik untuk ganjal menjcampur antara jerami dengan campuran tets starbio dan air.Jerami yang sudah dipotong ditaruh di atas terpal sedikit demi sedikit sambil disiram larutan air tetes dan starbio sesuai perbandingan di atas hingga merata dan jerami kelihatan basah.
Setelah jarami benar-benar telah disiram rata dengan larutan tersebut, jerami dimasukkan ke dalam silo sedikit demi sedikit sambil dimampatkan/diinjak-injak supaya padat.Setelah mampat (padat) silo ditutup hingga rapat betul.Setelah 7 hari jerami tersebut gres dapat mulai diberikan pada ternak sesuai dengan kebutuhan dan selama materi tersebut belum habis setelah mengambil materi dari silo supaya ditutup kembali dengan rapat.
Penempatan silo supaya terhindar dari genangan air, terhindar dariterik matahari dan air hujan tidak boleh masuk ke dalam silo.
Pedoman Cara Pemberian Pakan Fermentasi :
Ternak ruminansia menyerupai sapi, kerbau, domba, dan kambing merupakan ternak herbivora yang memiliki sistem pencernaan yang berbeda dengan ternak nonruminansia (unggas dan babi). Sistem pencernaan ternak ruminansia dapat memanfaatkan pakan berserat tinggi.• Pemberian diberikan dua kali pagi dan sore dengan ukuran: boot kambing x 3% pakan kering (jerami yang telah difermentasi).
• Ditambah makan pelengkap berupa katul yang baik (kualitas I) sebanyak 0,5 kg/ekor
Keterangan :
• Apabila waktu petama kali tenak diberi pakan tersebut tidak eksklusif mau supaya dilatih sedikit demi sedikit hingga mau makan dengan lahap
• Agar ternak cepat gemuk perlu diberi makan lain yang kadar proteinnya tinggi menyerupai bantuan katul konsentrat.
• Air minum supaya tetap tersedia (jangan hingga telat).
Cara Membuat Pakan Fermentasi Jerami Sistem Terbuka
Peternak kambing yang sudah menerapkan teknologi pakan fermentasi, sebaiknya sekalian menggunakan pakan komplit fermentasi, atau menurut istilah kerennya ‘burger pakan’. Pembuatan burger pakan cukup dengan 3 – 7 hari pemeraman dalam wadah tertutup rapat. Pakan komplit fermentasi yamg mengagumkan berbau harum bercampur asam, warna segar tidak jauh berubah dengan warna ketika diracik, tidak berjamur, dan pH 3,5 – 4,0.Masalah pakan ternak memang menjadi pertimbangan utama kalau ingin usaha di bidang peternakan. Ketersediaan pakan sepanjang tahun merupakan persyaratan mutlak bagi kelangsungan usaha peternakan. Biaya untuk menyediakan pakan ini menempati porsi terbesar dalam biaya produksi, mencapai 60-80%. Besarnya biaya tersebut ditentukan oleh jenis dan bangsa ternak yang dikembangkan.
Oleh alasannya ialah itu, ternak ruminansia dapat mengkonsumsi pakan hijauan dalam jumlah yang banyak, menyerupai vegetasi alami, hijauan introduksi, dan produk samping pertanian. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki produk samping pertanian yang cukup banyak dan tersedia sepanjang tahun. Namun, pemanfatan produk samping pertanian tersebut untuk materi pakan ternak ruminansia belum optimal. Penyebabnya ialah kurang disukai ternak dan kualitas gizinya rendah, sementara pakan hijauan lain masih banyak tersedia terutama dari vegetasi alami.
Namun demikian pada demam isu kemarau, ketersediaan vegetasi alami makin berkurang sehingga perlu diupayakan pemanfaatan sumber pakan lain menyerupai produk samping pertanian. Jerami padi merupakan salah satu produk samping pertanian yang tersedia cukup melimpah. Namun, jerami padi tergolong materi pakan yang berkualitas rendah, alasannya ialah kandungan protein kasarnya rendah sementara kandungan serat kasarnya tinggi. Oleh alasannya ialah itu, penelitian dan pengembangan terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas jerami padi semoga dapat dimanfaatkan sebagai materi pakan secara optimal, terutama untuk ternak ruminansia. Balai Penelitian Ternak (Balitnak) di Ciawi, Bogor telah berhasil meningkatkan nilai gizi jerami dengan cara yang sederhana, yaitu fermentasi dan amoniasi
Proses Pembuatan Jerami Padi Fermentasi
Fermentasi dan amoniasi jerami dimaksudkan semoga kualitas biomassa/ jerami padi meningkat dan dapat disimpan lebih lama. Pembuatan jerami padi fermentasi dilakukan secara terbuka selama lebih kurang 21 hari. Proses fermentasi dilakukan di bawah naungan semoga terhindar dari hujan dan sinar matahari langsung.
Proses fermentasi dilakukan dua tahap, yaitu tahap fermentasi serta tahap pengeringan dan penyimpanan. Agar proses fermentasi berlangsung dengan baik perlu ditambahkan urea, sedangkan untuk membantu memecahkan komponen serat yang terdapat dalam jerami
dapat ditambahkan probion (salah satu produk Balitnak).
Setiap 1 ton jerami segar memerlukan urea dan probion masing-masing 2,5 kg. Jerami padi yang gres dipanen (mengandung air 60%) dikumpulkan pada suatu tempat yang telah disediakan. Jerami ditimbun setinggi ±20 cm, selanjutnya ditaburi urea dan probion, ditumpuk lagi
hingga tinggi tumpukan sekitar 3 m. Tumpukan jerami dibiarkan selama 21 hari semoga proses fermentasi berlangsung dengan baik.
Setelah melewati tahap fermentasi, jerami dikeringkan di bawah sinar matahari atau dianginkan pada tempat yang terbuka. Jerami padi fermentasi yang telah kering dapat dimanfaatkan sebagai materi pakan dasar pengganti rumput untuk sapi, kerbau, kambing dan domba. Sisanya disimpan pada tempat yang terlindung. Jerami kering ini dapat disimpan hingga 3 bulan. Proses pembuatan jerami padi fermentasi cukup sederhana, mudah dan murah sehingga dapat diaplikasikan
di tingkat petani-ternak di pedesaan.
Nilai Gizi dan Pemanfaatannya
Jerami padi yang telah difermentasi memiliki penampakan warna kecoklat-coklatan dan tekstur lebih lunak. Kandungan zat gizinya juga lebih tinggi dibanding jerami tanpa fermentasi, serta lebih disukai ternak. Berdasarkan hasil penelitian,jerami padi fermentasi memiliki nilai gizi hampir sebanding dengan rumput gajah.
Pemeliharaan sapi perah dengan memanfaatkan jerami padi fermentasi dan dedak padi sebagai pakan memperlihatkan keuntungan sekitar Rp11.000/ekor/hari dari penjualan susunya saja. Dengan teknologi ini, seekor sapi perah yang memproduksi susu 8-10 liter/hari hanya memerlukan biaya pakan senilai penjualan 3 liter susu. Pemanfaatan jerami padi fermentasi sebagai ransum dasar untuk sapi potong telah banyak diaplikasikan dan cukup menjanjikan
Cara Membuat dan Menyusun Ramuan Pakan Komplit dengan hijauan
Selain penerapan fermentasi materi utama pakan hijauan, ketika ini sudah berkembang pembuatan pakan komplit untuk kambing dan domba. Teknologi ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan materi pakan ternak yang biasanya berkualitas rendah (kurang protein dan energi) serta kurang ramah lidah.Jerami padi, tongkol jagung, tebon jagung (batang dan daun jagung sisa panen), jerami kacang tanah, kulit buah, bungkil kelapa dan ampasnya merupakan beberapa materi pakan yang dapat digunakan sebagai sumber pakan berkualitas bagi ternak kambing dan domba.
Berikut ini rujukan pembuatan pakan komplit untuk ternak Kambing dan Domba
Bahan :
Bahan berasal dari sumber daya lokal yang tersedia, terdiri atas limbah pertanian menyerupai tebon jagung , jerami dan dedak padi. Berikut ini ialah formula pakan lengkap (berdasarkan materi kering) dari IPTEKDA-LIPI Fakultas Peternakan Universitas Jendral Sudirman :
Tebon jagung yang sudah kering atau layu 71 kg, onggok kering 15 kg, dedak padi halus 10 kg, molasses (dapat diganti air gula kelapa) 1,5%, serta garam 2%.
Cara membuat :
- Cacah tebon jagung menggunakan chooper atau secara manual dengan ukuran 0,5-2 cm.
- Campur cacahan tebon jagung dengan jerami, dedak padi, molases dan garam.
- Masukkan campuran tersebut secara bertahap ke dalam drum atau karung plastik lalu tutup rapat.
- Biarkan selama 3 ahad hingga materi campuran matang.Hasil fermentasi siap diberikan kepada ternak. Satu ekor kambing remaja membutuhkan pakan lengkap sekitar 2,5-3 kg per hari.
- Pakan yang sudah di fermentasi ini bisa disimpan selama 6 bulan.