Widget HTML Atas

Budidaya Pisang: Penyediaan Bibit dan Pembuatan Bibit Bit Pisang


Bibit anakan

Tanaman pisang selalu diperbanyak secara vegetatif dengan memakai anakan (sucker) yang tumbuh dari bonggolnya. Ada empat jenis anakan pisang mirip diuraikan berikut.
     a.      Bibit rebung berupa tunas yang belum berdaun sehingga mirip rebung. Bibit dengan tinggi antara 20 – 40 cm ini disebut juga tunas anakan.
b.      Bibit anakan berupa tunas yang daunnya telah keluar tetapi masih menggulung sehingga berbentukseperti pedang dengan tinggi antara 41 – 100 cm.
c.       Bibit anakan sedang dengan tinggi antara 101 – 150 cm.
d.      Bibit anakan remaja berupa tunas yang berdaun mekar lebih dari dua helai, tingginya antara 151 – 175 cm.
Di antara bibit unggul anakan pisang, bibit anakan remaja biasanya paling cepat menghasilkan buah diikuti bibit anakan sedang, anakan muda, dan tunas anakan. Bibit anakan tunas jarang dipergunakan sebagai bibit, karena pertumbuhannya lambat, serta peka terhadap kekeringan dan ulat penggerek batang pisang. Bibit anakan muda yang berdaun lebar juga tidak baik untuk bibit.

Petani Pisang di Kalianda Provinsi Lampung
Petani Pisang di Kalianda Provinsi Lampung, Photo Original by: Wahid Priyono ().

Bibit pisang hendaklah dipilih dari rumpun yang baik dan sehat. Anakannya dibongkar dengan menggunakan pacul atau linggis. Usahakan biar pohon induk tidak rusak. Akar dan daunnya dibuang. Pada bonggol tidak boleh ada bercak cokelat atau hitam, demikian pula lobang bekas serangan hama. Bercak cokelat atau hitam itu yaitu tanda bahwa tanaman telah terserang penyakit. Setelah diberi perlakuan air panas, bibit sebaiknya dibiarkan selama 1 – 2 hari di daerah teduh dan lembap.

Tabel pengaruh bibit terhadap produksi pisang ambon

Macam bibit
Umur buah
Produksi buah
Belahan bonggol (bit)
Tunas rebung
Anakan dewasa
Anakan sedang
Anakan muda
529
594
523
548
552
17,80
10,80
15,50
15,00
14,10
Sumber: Hendro Sunaryono, 1987.

Cara Pembuatan Bibit Bit Pisang
Selain dari anakan pisang, bibit juga mampu diperoleh dari bonggol tanaman pisang. Belahan bonggol ini disebut bit. Pembibitan dengan menggunakan bonggol mempunyai keuntungan-keuntungan mirip berikut.

a.      Dalam waktu singkat mampu didapatkan bibit yang seragam dalam jumlah banyak, sehingga cocok untuk gerakan penghijauan, perluasan areal gres dan lain-lain.
b.      Mudah pengiriman dan biayanya lebih murah.
c.       Umur panennya lebih pendek dibanding cara pembibitan lainnya dan produksinya lebih tinggi.
d.      Dapat memanfaatkan bonggol sisa tebangan.
Berikut ini cara membuat bibit bit pisang.

·         Ambillah bonggol tanaman pisang yang sudah dewasa, berumur sekitar 7 bulan, tetapi belum mengeluarkan bunga.
·         Potong batang semu kurang lebih 10 cm di atas pangkal bonggol.
·         Bersihkan bonggol dari tanah dan akarnya secara hati-hati, jangan hingga mata tunas (pink eye) rusak.
·         Periksalah kesehatan bonggol. Caranya, potongan bab bawah dan lihatlah belahannya. Bila warna penggalan merah berarti mengandung penyakit, tetapi jikalau penggalan berwarna putih berarti sehat.
·         Setelah diketahui bahwa bonggolnya sehat, kemudian bonggol direbus dalam air panas selama 10-15 menit dengan temperatur 25 – 50 derajat celcius. Bisa juga dengan cara lain, yaitu dimasukkan formalin berkadar 5% selama 20 menit. Hal ini dimaksudkan untuk mematikan ulat-ulat bonggol maupun nematoda yang masih menempel di bonggol.
·         Selanjutnya bonggol tadi mampu dibelah-belah menjadi 3-4 sesuai jumlah bakal tunas yang akan keluar.
·         Setelah itu, penggalan bonggol diangin-anginkan selama sehari penuh gres kemudian disemaikan. Bit (belahan bonggol) ditanam pada bedengan yang diberi pupuk kandang/kompos. Jarak tanamnya 50 x 50 cm dengan posisi mata menghadap ke atas.
·         Tunggudan pelihara baik-baik semaian tadi hingga berumur 3 bulan. Sesudah 3 bulan, bibit kemungkinan besar telah punya 2 helai daun pupus. Bibit semacam ini sudah siap ditanam.
 
Daftar Pustaka:

Satuhu, Suyanti dan Supriyadi, Ahmad. 2005. Pisang, Budidaya Pengolahan dan Prospek Pasar. Jakarta: Penebar Swadaya

Sunaryono, Hendro. 1985. Pengenalan Jenis-jenis Tanaman Buah-Buahan dan Bercocok Tanam Buah-Buahan Penting di Indonesia. Bandung: Sinar Baru.