Macam-Macam Jenis Hormon Tanaman dan Fungsinya
Fungsi Berbagai Jenis Hormon Yang Terdapat Pada Tanaman Dan Cara Membuat ZPT Organik
Hormon yakni suatu zat yang dalam jumlah sangat kecil tapi bisa mensugesti pertumbuhan tanaman dan hormon tersebut tidak ikut di dalam proses metabolisme. Berbeda dengan unsur hara atau zat makanan bagi tumbuhan yakni suatu zat yang mensugesti pertumbuhan dan ikut / menjadi bab /komponen produk yang dihasilkan. Oleh karena itulah hormon dapat besar lengan berkuasa walaupun dalam jumlah yang sedikit
Secara alamiah setiap tumbuhan mempunyai kandungan hormon dalam komposisi dan konsentrasi yang berbeda-beda sesuai dengan abjad gen dari masing-masing jenis. Setiap tumbuhan spesifika kandungan hormonnya.
Di dalam memperlihatkan dorongan yang kuat dalam pertumbuhan suatu organ perlu diingat bahwa hormon tersebut akan menghambat organ yang lain. Contoh: Kita bisa memacu pertumbuhan tunas dengan optimal dengan memperlihatkan hormone sitokinin, akan tetapi harus diingat bahwa sitokinin akan menghambat akar.
Demikian pula sebaliknya bila kita memperlihatkan hormon akar di dalam merangsang pertumbuhan akar harus diingat bahwa hormon akar tersebut akan menghambat tunas.
Di dalam mendorong pertumbuhan suatu organ terdapat konsentrasi optimal, yaitu konsentrasi yang optimal di dalam memperlihatkan pengaruh yang terbesar dan setelah itu bila konsentrasi ditambah justru akan menghambat pertumbuhan.
Pemanfaatan Hormon Organik
Di sekitar kita aneka macam bahan-bahan organik yang mengandung hormon tertentu. Seperti:
Pemanfaatan bahan-bahan alam / organik sangat penting karena dapat mengefisienkan biaya produksi dan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Untuk mengetahui lebih lengkapnya mungkin bisa di lihat di buku-buku ihwal buah-buahan dan sayuran ada kandungan hormon apa saja dan itu bisa dijadikan contoh di dalam membuat pupuk organik
Zat pengatur tumbuh yakni hormone tapi gotong royong ada juga zat lain yang dapat mengatur pertumbuhan yaitu Zat Penghambat. Beda antara zat penghambat dan hormone yakni kalau hormone bisa bersifat memacu dan menghambat, sedangkan zat penghambat hanya menghambat saja. Contoh zat penghambat yakni Paklobutrazol.
Ada hormon organik dan ada hormon sintetik. Hormon organik yakni hormon yang asli/ alamiah dihasilkan oleh tumbuhan atau mahluk hidup. Hormon organi/alami tersebut bisa diproses secara modern (diisolasi) atau bisa juga dimanfaatkan secara eksklusif dalam bentuk pupuk organik.
Hormon Pro Analis yakni hormone yang dibuat insan bisa alami mapun sintetik yang diolah sedemikian rupa sehingga tingkat kemurniannya sangat tinggi. Hormon ProAnalis ini biasanya dipakai pada skala laboratorium atau untuk keperluan Kultur Jaringan. Dan harganya sangat mahal. Tapi juga pengaruhnya cukup efektif.
Hormon teknis yakni hormone buatan insan baik yang bersifat alami maupun sintetik yang tingkat kemurniannya tidak terlalu tinggi dan baisanya ada zat pembawanya berupa tepung atau lanolin dll. Hormon ini biasa dipakai pada pertanian secara umum. Harganya jauh disbanding dengan hormone Proanalis.
Pengaruh Hormon Berdasarkan konsentrasinya
1, Seluruh hormon dalam konsentrasi yang sangat rendah akan membantu pembelahan dan pembesaran sel / jaringan.
2. Dalam konsentrasi tertentu, akan menstimulir tumbuhnya organ menyerupai organ tunas, organ akar organ bunga dll
3. Kemudian bila ditingkatkan lagi, maka yang terjadi yakni menghambat pertumbuhan organ akan tetapi berdampak pada bertambahnya julah organ tapi ukurannya kecil-kecil.
4. Bila konsentrasi ditingkatkan lagi maka yang terjadi terhambatnya tumbuhanya organ dan terbentuk menyerupai embrio organik atau tunas-tunas kecil
5. Bila ditingkatkan lagi maka akan menghambat tumbuhnya organ dan akan membentuk kalus (sekumpulan sel yang tidak terorganisasi)
6. Bila konsentrasi ditingkatkan lagi akan menjadikan penyimpangan pertumbuhan morfologi secara tidak umum, yang biasanya satu batang bisa bercabang-cabang, berakar di batang dll. Seperti pembesaran buah tanpa melalui pembuahan
7. Bila konsentrasi ditingkatkan terus akan berdampak pada terjadinya mutasi, yaitu perubahan pada level gen.
8. Ditingkatkan lagi maka akan menjadikan “letal” (kematian). Seperti herbisida yang terbuat dari auksin.
Teknik dan Cara Pemberian Hormon Pada Tanaman
Hormon sebaiknya diberikan eksklusif pada target kerjanya misal : hormon akar eksklusif pada media tanam, hormon tunas disemprotkan pada tajuk. Hal yang perlu diingat yakni bahwa konsentrasi optimal hormon yakni konsentrasi optimal yang terjadi pada tempat target. Daerah target yang dimaksud yakni tempat perakaran dan tempat pertunasan. Berarti yang harus kita coba bayangkan yakni bila kita memperlihatkan hormon dengan dosis tertentu, kemudian kita semprotkan pada tajuk, kira-kira berapa persennya kah yang akan bisa masuk dan hingga pada sel target? Berapa persen yang terbuang? Dan dari jumlah yang hingga pada sel target apakah konsentrasinya sudah mencapai konsentrasi yang optimal untuk menstimulir organ? Oleh karena itulah teknik memperlihatkan hormon berbeda dengan pemupukan. Pemberian hormon diberikan hingga terstimulirnya organ. Kecuali tujuannya hanya untuk percepatan tumbuh dan membelahnya sel.
Tercapainya tujuan sumbangan hormon tidak hanya tergantung pada tercapainya konsentrasi optimal pada tempat target / sel target, tapi juga ditentukan oleh kandungan hormon endogen dari tumbuhan. Misal: bila kita ingin membungakan suatu tanaman, lalu kita memperlihatkan hormon bunga dengan dosis tertentu, walaupun konsentrasi hormon giberelin sudah mencukupi tapi karena kandungan hormon endogen dari tanaman didominasi oleh hormon vetetatif yaitu hormon auksin dan sitokinin, maka konsentrasi hormon bunga tersebut akan menjadi lemah dan tidak bisa mendorong terbentuknya bunga atau buah.
Dengan mengacu bahwa hormon tunas diproduksi diujung akar dan hormon bunga diproduksi diujung tunas, maka kita dapat mengevaluasi kandungan dan dominasi hormon dalam suatu tanaman dengan melihat bentuk/ morfologi tanaman. Tanaman Adenium dengan bonggol yang besar dan tunas yang sedikit dan kecil menggambarkan dominasi hormon auksin. Jenis tanaman yang merambat dengan tunas yang tumbuh dengan baik dan cepat pertanda dominasi hormon sitokinin.
Hormon bukanlah makanan, hormone bukanlah zat pembangun, tapi hormone itu hanyalah “profokator”. Kaprikornus dampak dari hormone tidak akan kasatmata bila ternyata makanan atau energi untuk pertumbuhan tidak disediakan. Energi untuk tumbuh bisa berupa materi baku makanan, makanan setenangah jadi atau makanan siap pakai. Makanan dalam hal ini yakni pupuk. Sebaiknya sumbangan pupuk dalam ramuan hormone harus mempertimbangkan duplikasi perlakuan pemupukan yang akan berdampak negative bagi tanaman. Agar tidak terjadi duplikasi pada perlakuan pemupukan maka pada ramuan hormone dapat diberikan makanan instant seperti: mioinositol, sorbitol, gula, madu, sari kurma dll, Kaprikornus sebaiknya untuk ramuan hormon dapat dicampurkan komponen lain yang diharapkan oleh tanaman.
Komponen lain yang dapat dicampurkan dalam ramuan hormon yakni vitamin, mineral, asam amino, asam lemak, materi organic lain, enzim. Bila kita ingin menggabungkan produk ramuan hormone ini dengan mikroba maka kita harus hati-hati dengan abjad mikroba, yang disatu sisi dapat membantu tapi disisi lain dapat mengkonsumsi materi organic yang ada dalam ramuan hormone tersebut. Sebenarnya kita dapat memperlihatkan enzimnya secara langsung. Hal lain yang harus diperhatikan dalam meramu hormone yakni bahwa sebagian besar ramuan ini yakni materi organic, sehingga harus difikirkan benar jangan hingga terjadinya proses degradasi materi organic karena factor lingkungan ekstrim atau rusaknya ramuan karena kontaminasi mikroba yang tidak diharapkan.
1. Untuk membuat Hormon/ ZPT auksin kita bisa gunakan tauge, bekicot atau keong mas.
2. Untuk membuat Hormon/ ZPT giberelin kita bisa gunakan biji jagung dan rebung.
3. Untuk membuat Hormon/ ZPT sitokinin kita bisa gunakan air kelapa dan bonggol pisang.
Langkah-langkah membuat ZPT organiknya adalah…. simak baik-baik yaa.. Pertama hancurkan dulu bab tanaman yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Boleh ditumbuk atau diblender. Selanjutnya campurkan bab tanaman yang sudah hancur tersebut dengan air. Perbandingannya 1 kg bab tanaman dengan 1 liter air.
Selanjutnya tambahkan microorganisme pengurai kedalam campuran tadi, lalu diamkan selama 10 hingga dengan 15 hari. Setelah itu saring karenanya dan ZPT organik anda siap digunakan
Bawang merah yakni zpt alami yang lumayan kuat, ambil 6-10 buah lalu hancurkan untuk 1 liter air. Rendam benih tanaman apa saja selama 6-12jam kalau mau ditanam, bisa membantu tingkat daya tumbuh. Juga bisa disemprot untuk membantu merangsang pertumbuhan tunas tanaman lain, dosis 200ml-400ml untuk 1 tangki semprot.
Jika ditambah dgn bawang putih dgn jumlah yg sama, bisa sebagai fungisida organik dan pengusir hama. Bisa juga dicampur dgn pupuk daun, tetapi proses untuk zpt organik ini tidak boleh hingga busuk.
MACAM-MACAM ZPT (ZAT PENGATUR TUMBUH) ORGANIK
Zat Perangsang Bunga
Bahan :
· Tubis/rebung : 5 kg
· Gula putih/pasir : 1 kg
Cara :
· Tubis diambil dari lapangan sebelum matahari terbit, kemudian dicincang halus, ditempatkan dalam wadah tanah liat/plastik.
· Dari atas taburi dengan 1 kg gula pasir. Kemudian tekan dengan papan (menggunakanbatu).Biarkanselama 1 ahad
· Selanjutnya air disaring dan siap untuk digunakan dengan dosis 15 s/d 20 cc/sdm tiap 15 l air ( 1tangki).
Zat Perangsang Akar atau tunas
Bahan :
- Bawang merah
Bawang merah diparut atau diblender lalu peras. Ambil cairan dari bawang merah yang telah dihaluskan tersebut. Siap digunakan dengan cara dioles pada tempat tumbuh akar atau pada titik tumbuh tanaman.
Zat Pengatur Tumbuh Lengkap ( Auksin, Giberelin dan Sitokinin )
Bahan :
1.Rebung : 2 kg
2.Kacambah (Tauge) : 1 kg
3.Bonggol Pisang : 2 kg
4.Pucuk daun-daunan : 2 kg
5.Gula merah : 1 kg
6.Bakteri pengurai : 200 cc
7.Air kelapa : 20 liter
Alat :
1.Blender/lesung/Lumpang
2.Tong/Jerigen 30 liter
3.Parang/pisau
4.Baskom
5.Saringan
6.Plastik penutup
7.Tali karet
Cara Pembuatan
Ø Bongol pisang, rebung, daun-daunan dicacah kecil-kecil dan di tumbuk hingga lembut, di blender akan lebih cantik
Ø Kecambah atau tauge ditumbuk atau di blender hingga lembut
Ø Gula merah di direbus setelah mencair di diginkan
Ø Semua bahan-bahan yang sudah ditumbuk di masukkan ke tong/jerigen, kemudian masukkan air kelapa dan tambahkan kuman pengurai/bio starter
Ø Setelah materi sudah di jadikan satu kedalam tong lalu diaduk hingga merata kemudian di tutup dengan plastik dan di ikat, tetapi plastik di kendorkan
Ø Setiap hari di aduk selama ± 4 hari dan ZPT buah sudah jadi
Ø Setelah jadi ZPT Organik di saring tempatkan pada jerigen dan di tutup rapat
Cara Pengunaan
Cabai
Direndam selama 2 – 3 jam dosis 1 sdk mkn/liter air
Bawang Merah
Sesaat sebelum tanam tanah disiram dengan larutan
Mentimun
direndam selama 2 – 3 jam
Tomat
direndam selama 3 – 4 jam
Kacang panjang
direndam selama 1 jam
Padi
direndam selam semalam ( 12 – 24 jam)
Nilam
Stek diikat dan direndam 1 – 2 jam
Terong
direndam selama 3 – 4 jam
Stek Kopi,lada,sirih, bunga
Stek diikat dan direndam 1/2 jam
Zat Perangsang Buah 1
Bahan:
EM 4 1 liter
Kuning telur ayam kampung 3 butir
Cara Pembuatan:
Bahan dicampur lalu dikocok hingga rata, kemudian difermentasi selama 24 jam.
Aturan penggunaan:
Setiap akan digunakan, kocok 1 sendok makan ditambah 5 liter air, lalu disemprotkan.
Fungsi:
Merangsang pertumbuhan bunga calon buah / biji.
Membuat buah beraroma dan manis rasanya.
Membuat biji menjadi bernas / mentes
ZPT Perangsang Buah II
Bahan:
Susu segar mentah 1 liter
Kuning telur ayam kampung 3 butir
Cara Pembuatan:
Bahan dicampur lalu dikocok hingga rata, kemudian difermentasi selama 24 jam.
Aturan penggunaan:
Setiap akan digunakan, kocok 1 sendok makan ditambah 5 liter air, lalu disemprotkan.
Fungsi:
Merangsang pertumbuhan bunga calon buah / biji.
Membuat buah beraroma dan manis rasanya.
Membuat biji menjadi bernas / mentes.
Teknik Mengekstrak Hormon/ZPT Organik
Hormon pada tanaman diharapkan sebagai zat pertumbuhan. Secara alamiah hormon dapat dibentuk sendiri di dalam badan tanaman, sebagai contoh yakni hormon auksin, hormon ini di bentuk di pucuk batang dan bekerja di akar sebagai zat pengatur perakaran.
Hormon-hormon dari tanaman berada pada bagian-bagian tanaman. Hormon auksin banyak tersedia pada kecambah (toge), hormon sitokinin banyak tersedia pada air kelapa (hormon sitokinin juga dapat ditemukan pada hati ikan) dan hormon giberelin yang banyak terkandung di dalam biji jagung.
Banyak hormon-hormon sintetis yang dapat ditemui di pasaran menyerupai α-Naphthalene acetic acid (α-NAA) yang merupakan hormon sintetis dari auksin. Jika kita enggan membeli hormon di pasaran dengan harga yang tinggi, mungkin ada baiknya untuk mencoba mengekstraknya eksklusif dari tanaman.
Langkah-Langkah Mengekstrak Hormon Organik
Hormon yakni suatu zat yang dalam jumlah sangat kecil tapi bisa mensugesti pertumbuhan tanaman dan hormon tersebut tidak ikut di dalam proses metabolisme. Berbeda dengan unsur hara atau zat makanan bagi tumbuhan yakni suatu zat yang mensugesti pertumbuhan dan ikut / menjadi bab /komponen produk yang dihasilkan. Oleh karena itulah hormon dapat besar lengan berkuasa walaupun dalam jumlah yang sedikit
Secara alamiah setiap tumbuhan mempunyai kandungan hormon dalam komposisi dan konsentrasi yang berbeda-beda sesuai dengan abjad gen dari masing-masing jenis. Setiap tumbuhan spesifika kandungan hormonnya.
Tips: hormon bukanlah makanan, hormone bukanlah zat pembangun, tapi hormone itu hanyalah “profokator”. Kaprikornus dampak dari hormone tidak akan kasatmata bila ternyata makanan atau energi untuk pertumbuhan tidak disediakan. Energi untuk tumbuh bisa berupa materi baku makanan, makanan setenangah jadi atau makanan siap pakai. Makanan dalam hal ini yakni pupuk.Secara garis besar hormon dikelompokkan menjadi 3 kelompok hormon yaitu:
- Sitokinin, yakni kelompok hormon yang mempunyai fungsi utama mensupport pertumbuhan tunas. Sumber dihasilkan hormon sitokinin yakni diujung akar. Sitokinin diproduksi dari materi baku adenin oleh ujung akar. Sitokinin terdiri dari: 6-furfuryl amino purine (kinetin), 4-hydroxyl 7,3 methyl trans-2-butenyl amino purine (zeatin), 6-benzyl amino purine (BAP), dan 6-benzyl adenine (BA).
Efek sitokinin pada tanaman:
- Meningkatkan pembelahan sel dan perkembangan kloroplast.
- Meningkatkan pembentukan dan perkembangan daun.
- Memperpanjang masa produktif daun.
Catatan:
1. Sitokinin berfungsi meningkatkan pembentukan dan perkembangan daun, akan tetapi memiliki efek negatif menghambat pembentukan dan perkembanagn akar.
2. Cytokinin Like-Function (komponen bukan sitokinin tetapi bekerja menyerupai sitokinin: tyrosin dan adenin) lebih menguntungkan kalau diberikan pada tanaman muda karena tidak mengganggu proses pembentukan dan perkembangan akar. - Auksin, yakni kelompok hormon yang mempunyai fungsi utama mensupport pertumbuhan akar. Sumber dihasilkannya auksin yakni diujung tunas. Auksin diproduksi dari asam amino tryptophan terutama oleh daun muda dan biji yang sedang berkecambah. Auksin terdiri dari: Indole-3-acetic acic (IAA), Indole-3-butyric acid (IBA), dan α-naphthalene acitic acid (NAA).
Efek auksin pada tanaman:
- Meningkatkan pembelahan dan diferensiasi sel pada jaringan meristem.
- Meningkatkan perkembangan jaringan vaskuler (xylem dan phloem).
- Meningkatkan pembentukan dan perkembangan sistem akar.
- Meningkatkan pembentukan dan perkembangan bunga dan buah.
Aplikasi auksin pada pertanian:
- Mempercepat pembentukan akar pada stek batang.
- Merangsang pembentukan bunga pada tanaman yang sulit berbunga.
- Meningkatkan pembentukan buah pada tanaman yang sedikit berbuah.
- Mencegah kerontokan daun, bunga, dan buah.
- Giberelin yakni kelompok hormon yang mempunyai fungsi pembungaan dan pembuahan. Sumber dihasilkannya yakni di daun dan buah. Gibberellin diproduksi dari asam mevalonat terutama oleh daun muda dan biji yang sedang berkecambah. Gibberellin terdiri dari: GA1, GA3, GA4, dan GA7.
Efek gibberellin pada tanaman:
Meningkatkan pembesaran dan perpanjangan sel.
Merangsang perkecambahan biji.
Aplikasi gibberellin pada pertanian:
Meningkatkan ukuran dan keseragaman buah yang dihasilkan.
Meningkatkan perkecambahan biji.
- Satu hormone mempunyai dua fungsi yang berbeda (mensupport dan menghambat) pada konsentrasi yang berbeda.
- Satu hormon yang sama, dengan konsentrasi yang sama, akan mempunyai pengaruh yang berbeda pada bab tanaman yang berbeda.
- Hormon auksin menunjang pertumbuhan akar tapi menghambat pertumbuhan tunas dan juga menghambat pembungaan dan pembuahan.
- Hormon sitokinin menunjang pertumbuhan tunas tapi menghambat pertumbuhan akar dan menghambat pembungaan dan pembuahan.
- Hormon giberelin menunjang pembungaan dan pembuahan dan menunjang pembelahan sel akar dan tunas.
- Hormon dalam kelompok hormon yang sama akan bersifat sinergis atau saling menguatkan.
- Hormon dalam kelompok hormon yang berbeda akan bersifat saling melemahkan atau saling meniadakan.
Di dalam memperlihatkan dorongan yang kuat dalam pertumbuhan suatu organ perlu diingat bahwa hormon tersebut akan menghambat organ yang lain. Contoh: Kita bisa memacu pertumbuhan tunas dengan optimal dengan memperlihatkan hormone sitokinin, akan tetapi harus diingat bahwa sitokinin akan menghambat akar.
Demikian pula sebaliknya bila kita memperlihatkan hormon akar di dalam merangsang pertumbuhan akar harus diingat bahwa hormon akar tersebut akan menghambat tunas.
Di dalam mendorong pertumbuhan suatu organ terdapat konsentrasi optimal, yaitu konsentrasi yang optimal di dalam memperlihatkan pengaruh yang terbesar dan setelah itu bila konsentrasi ditambah justru akan menghambat pertumbuhan.
Pemanfaatan Hormon Organik
Di sekitar kita aneka macam bahan-bahan organik yang mengandung hormon tertentu. Seperti:
- Air seni (kencing) kambing; kelinci dll secara umum mengandung hormon auksin.
- kecambah (toge) mengandung auksin
- bawang merah mengandung auksin
- antanan mengandung sitokinin
- buncis mengandung sitokinin
- air kelapa mengandung auksin, sitokinin, giberelin
- sirih mengandung sitokinin
- kacang hijau mengandung giberelin
- eceng gondok mengandung giberelin
- pisang mengandung auksin dll
Pemanfaatan bahan-bahan alam / organik sangat penting karena dapat mengefisienkan biaya produksi dan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Untuk mengetahui lebih lengkapnya mungkin bisa di lihat di buku-buku ihwal buah-buahan dan sayuran ada kandungan hormon apa saja dan itu bisa dijadikan contoh di dalam membuat pupuk organik
Zat pengatur tumbuh yakni hormone tapi gotong royong ada juga zat lain yang dapat mengatur pertumbuhan yaitu Zat Penghambat. Beda antara zat penghambat dan hormone yakni kalau hormone bisa bersifat memacu dan menghambat, sedangkan zat penghambat hanya menghambat saja. Contoh zat penghambat yakni Paklobutrazol.
Ada hormon organik dan ada hormon sintetik. Hormon organik yakni hormon yang asli/ alamiah dihasilkan oleh tumbuhan atau mahluk hidup. Hormon organi/alami tersebut bisa diproses secara modern (diisolasi) atau bisa juga dimanfaatkan secara eksklusif dalam bentuk pupuk organik.
Hormon Pro Analis yakni hormone yang dibuat insan bisa alami mapun sintetik yang diolah sedemikian rupa sehingga tingkat kemurniannya sangat tinggi. Hormon ProAnalis ini biasanya dipakai pada skala laboratorium atau untuk keperluan Kultur Jaringan. Dan harganya sangat mahal. Tapi juga pengaruhnya cukup efektif.
Hormon teknis yakni hormone buatan insan baik yang bersifat alami maupun sintetik yang tingkat kemurniannya tidak terlalu tinggi dan baisanya ada zat pembawanya berupa tepung atau lanolin dll. Hormon ini biasa dipakai pada pertanian secara umum. Harganya jauh disbanding dengan hormone Proanalis.
Pengaruh Hormon Berdasarkan konsentrasinya
1, Seluruh hormon dalam konsentrasi yang sangat rendah akan membantu pembelahan dan pembesaran sel / jaringan.
2. Dalam konsentrasi tertentu, akan menstimulir tumbuhnya organ menyerupai organ tunas, organ akar organ bunga dll
3. Kemudian bila ditingkatkan lagi, maka yang terjadi yakni menghambat pertumbuhan organ akan tetapi berdampak pada bertambahnya julah organ tapi ukurannya kecil-kecil.
4. Bila konsentrasi ditingkatkan lagi maka yang terjadi terhambatnya tumbuhanya organ dan terbentuk menyerupai embrio organik atau tunas-tunas kecil
5. Bila ditingkatkan lagi maka akan menghambat tumbuhnya organ dan akan membentuk kalus (sekumpulan sel yang tidak terorganisasi)
6. Bila konsentrasi ditingkatkan lagi akan menjadikan penyimpangan pertumbuhan morfologi secara tidak umum, yang biasanya satu batang bisa bercabang-cabang, berakar di batang dll. Seperti pembesaran buah tanpa melalui pembuahan
7. Bila konsentrasi ditingkatkan terus akan berdampak pada terjadinya mutasi, yaitu perubahan pada level gen.
8. Ditingkatkan lagi maka akan menjadikan “letal” (kematian). Seperti herbisida yang terbuat dari auksin.
Teknik dan Cara Pemberian Hormon Pada Tanaman
Hormon sebaiknya diberikan eksklusif pada target kerjanya misal : hormon akar eksklusif pada media tanam, hormon tunas disemprotkan pada tajuk. Hal yang perlu diingat yakni bahwa konsentrasi optimal hormon yakni konsentrasi optimal yang terjadi pada tempat target. Daerah target yang dimaksud yakni tempat perakaran dan tempat pertunasan. Berarti yang harus kita coba bayangkan yakni bila kita memperlihatkan hormon dengan dosis tertentu, kemudian kita semprotkan pada tajuk, kira-kira berapa persennya kah yang akan bisa masuk dan hingga pada sel target? Berapa persen yang terbuang? Dan dari jumlah yang hingga pada sel target apakah konsentrasinya sudah mencapai konsentrasi yang optimal untuk menstimulir organ? Oleh karena itulah teknik memperlihatkan hormon berbeda dengan pemupukan. Pemberian hormon diberikan hingga terstimulirnya organ. Kecuali tujuannya hanya untuk percepatan tumbuh dan membelahnya sel.
Tercapainya tujuan sumbangan hormon tidak hanya tergantung pada tercapainya konsentrasi optimal pada tempat target / sel target, tapi juga ditentukan oleh kandungan hormon endogen dari tumbuhan. Misal: bila kita ingin membungakan suatu tanaman, lalu kita memperlihatkan hormon bunga dengan dosis tertentu, walaupun konsentrasi hormon giberelin sudah mencukupi tapi karena kandungan hormon endogen dari tanaman didominasi oleh hormon vetetatif yaitu hormon auksin dan sitokinin, maka konsentrasi hormon bunga tersebut akan menjadi lemah dan tidak bisa mendorong terbentuknya bunga atau buah.
Dengan mengacu bahwa hormon tunas diproduksi diujung akar dan hormon bunga diproduksi diujung tunas, maka kita dapat mengevaluasi kandungan dan dominasi hormon dalam suatu tanaman dengan melihat bentuk/ morfologi tanaman. Tanaman Adenium dengan bonggol yang besar dan tunas yang sedikit dan kecil menggambarkan dominasi hormon auksin. Jenis tanaman yang merambat dengan tunas yang tumbuh dengan baik dan cepat pertanda dominasi hormon sitokinin.
Hormon bukanlah makanan, hormone bukanlah zat pembangun, tapi hormone itu hanyalah “profokator”. Kaprikornus dampak dari hormone tidak akan kasatmata bila ternyata makanan atau energi untuk pertumbuhan tidak disediakan. Energi untuk tumbuh bisa berupa materi baku makanan, makanan setenangah jadi atau makanan siap pakai. Makanan dalam hal ini yakni pupuk. Sebaiknya sumbangan pupuk dalam ramuan hormone harus mempertimbangkan duplikasi perlakuan pemupukan yang akan berdampak negative bagi tanaman. Agar tidak terjadi duplikasi pada perlakuan pemupukan maka pada ramuan hormone dapat diberikan makanan instant seperti: mioinositol, sorbitol, gula, madu, sari kurma dll, Kaprikornus sebaiknya untuk ramuan hormon dapat dicampurkan komponen lain yang diharapkan oleh tanaman.
Komponen lain yang dapat dicampurkan dalam ramuan hormon yakni vitamin, mineral, asam amino, asam lemak, materi organic lain, enzim. Bila kita ingin menggabungkan produk ramuan hormone ini dengan mikroba maka kita harus hati-hati dengan abjad mikroba, yang disatu sisi dapat membantu tapi disisi lain dapat mengkonsumsi materi organic yang ada dalam ramuan hormone tersebut. Sebenarnya kita dapat memperlihatkan enzimnya secara langsung. Hal lain yang harus diperhatikan dalam meramu hormone yakni bahwa sebagian besar ramuan ini yakni materi organic, sehingga harus difikirkan benar jangan hingga terjadinya proses degradasi materi organic karena factor lingkungan ekstrim atau rusaknya ramuan karena kontaminasi mikroba yang tidak diharapkan.
Harus diingat bahwa bila kita ingin mendorong pertumbuhan akar dan tunas secara bersamaan maka, hal tersebut justru menjadikan pengaruh yang saling melemahkan dan meniadakan. Bila suatu tanaman sedang berbunga atau berbuah, maka jangan sekali-kali memperlihatkan hormon akar karena akan menjadikan gugur bunga atau buah.Cara Membuat Zat Pengatur Tumbuh / ZPT Organik
Hormon yakni zat perangsang tumbuh bukan pupuk bagi tanaman. Pemupukkan diharapkan untuk mensuplai nutrien yang diharapkan bagi tanaman untuk tumbuh dan berkembang/berbuah selama dan paska sumbangan hormonContoh beberapa tanaman yang bisa digunakan untuk membuat Homon/ ZPT adalah:
1. Untuk membuat Hormon/ ZPT auksin kita bisa gunakan tauge, bekicot atau keong mas.
2. Untuk membuat Hormon/ ZPT giberelin kita bisa gunakan biji jagung dan rebung.
3. Untuk membuat Hormon/ ZPT sitokinin kita bisa gunakan air kelapa dan bonggol pisang.
Langkah-langkah membuat ZPT organiknya adalah…. simak baik-baik yaa.. Pertama hancurkan dulu bab tanaman yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Boleh ditumbuk atau diblender. Selanjutnya campurkan bab tanaman yang sudah hancur tersebut dengan air. Perbandingannya 1 kg bab tanaman dengan 1 liter air.
Selanjutnya tambahkan microorganisme pengurai kedalam campuran tadi, lalu diamkan selama 10 hingga dengan 15 hari. Setelah itu saring karenanya dan ZPT organik anda siap digunakan
Bawang merah yakni zpt alami yang lumayan kuat, ambil 6-10 buah lalu hancurkan untuk 1 liter air. Rendam benih tanaman apa saja selama 6-12jam kalau mau ditanam, bisa membantu tingkat daya tumbuh. Juga bisa disemprot untuk membantu merangsang pertumbuhan tunas tanaman lain, dosis 200ml-400ml untuk 1 tangki semprot.
Jika ditambah dgn bawang putih dgn jumlah yg sama, bisa sebagai fungisida organik dan pengusir hama. Bisa juga dicampur dgn pupuk daun, tetapi proses untuk zpt organik ini tidak boleh hingga busuk.
MACAM-MACAM ZPT (ZAT PENGATUR TUMBUH) ORGANIK
Zat Perangsang Bunga
Bahan :
· Tubis/rebung : 5 kg
· Gula putih/pasir : 1 kg
Cara :
· Tubis diambil dari lapangan sebelum matahari terbit, kemudian dicincang halus, ditempatkan dalam wadah tanah liat/plastik.
· Dari atas taburi dengan 1 kg gula pasir. Kemudian tekan dengan papan (menggunakanbatu).Biarkanselama 1 ahad
· Selanjutnya air disaring dan siap untuk digunakan dengan dosis 15 s/d 20 cc/sdm tiap 15 l air ( 1tangki).
Zat Perangsang Akar atau tunas
Bahan :
- Bawang merah
Bawang merah diparut atau diblender lalu peras. Ambil cairan dari bawang merah yang telah dihaluskan tersebut. Siap digunakan dengan cara dioles pada tempat tumbuh akar atau pada titik tumbuh tanaman.
Zat Pengatur Tumbuh Lengkap ( Auksin, Giberelin dan Sitokinin )
Bahan :
1.Rebung : 2 kg
2.Kacambah (Tauge) : 1 kg
3.Bonggol Pisang : 2 kg
4.Pucuk daun-daunan : 2 kg
5.Gula merah : 1 kg
6.Bakteri pengurai : 200 cc
7.Air kelapa : 20 liter
Alat :
1.Blender/lesung/Lumpang
2.Tong/Jerigen 30 liter
3.Parang/pisau
4.Baskom
5.Saringan
6.Plastik penutup
7.Tali karet
Cara Pembuatan
Ø Bongol pisang, rebung, daun-daunan dicacah kecil-kecil dan di tumbuk hingga lembut, di blender akan lebih cantik
Ø Kecambah atau tauge ditumbuk atau di blender hingga lembut
Ø Gula merah di direbus setelah mencair di diginkan
Ø Semua bahan-bahan yang sudah ditumbuk di masukkan ke tong/jerigen, kemudian masukkan air kelapa dan tambahkan kuman pengurai/bio starter
Ø Setelah materi sudah di jadikan satu kedalam tong lalu diaduk hingga merata kemudian di tutup dengan plastik dan di ikat, tetapi plastik di kendorkan
Ø Setiap hari di aduk selama ± 4 hari dan ZPT buah sudah jadi
Ø Setelah jadi ZPT Organik di saring tempatkan pada jerigen dan di tutup rapat
Cara Pengunaan
Cabai
Direndam selama 2 – 3 jam dosis 1 sdk mkn/liter air
Bawang Merah
Sesaat sebelum tanam tanah disiram dengan larutan
Mentimun
direndam selama 2 – 3 jam
Tomat
direndam selama 3 – 4 jam
Kacang panjang
direndam selama 1 jam
Padi
direndam selam semalam ( 12 – 24 jam)
Nilam
Stek diikat dan direndam 1 – 2 jam
Terong
direndam selama 3 – 4 jam
Stek Kopi,lada,sirih, bunga
Stek diikat dan direndam 1/2 jam
Zat Perangsang Buah 1
Bahan:
EM 4 1 liter
Kuning telur ayam kampung 3 butir
Cara Pembuatan:
Bahan dicampur lalu dikocok hingga rata, kemudian difermentasi selama 24 jam.
Aturan penggunaan:
Setiap akan digunakan, kocok 1 sendok makan ditambah 5 liter air, lalu disemprotkan.
Fungsi:
Merangsang pertumbuhan bunga calon buah / biji.
Membuat buah beraroma dan manis rasanya.
Membuat biji menjadi bernas / mentes
ZPT Perangsang Buah II
Bahan:
Susu segar mentah 1 liter
Kuning telur ayam kampung 3 butir
Cara Pembuatan:
Bahan dicampur lalu dikocok hingga rata, kemudian difermentasi selama 24 jam.
Aturan penggunaan:
Setiap akan digunakan, kocok 1 sendok makan ditambah 5 liter air, lalu disemprotkan.
Fungsi:
Merangsang pertumbuhan bunga calon buah / biji.
Membuat buah beraroma dan manis rasanya.
Membuat biji menjadi bernas / mentes.
Teknik Mengekstrak Hormon/ZPT Organik
Hormon pada tanaman diharapkan sebagai zat pertumbuhan. Secara alamiah hormon dapat dibentuk sendiri di dalam badan tanaman, sebagai contoh yakni hormon auksin, hormon ini di bentuk di pucuk batang dan bekerja di akar sebagai zat pengatur perakaran.
Hormon-hormon dari tanaman berada pada bagian-bagian tanaman. Hormon auksin banyak tersedia pada kecambah (toge), hormon sitokinin banyak tersedia pada air kelapa (hormon sitokinin juga dapat ditemukan pada hati ikan) dan hormon giberelin yang banyak terkandung di dalam biji jagung.
Banyak hormon-hormon sintetis yang dapat ditemui di pasaran menyerupai α-Naphthalene acetic acid (α-NAA) yang merupakan hormon sintetis dari auksin. Jika kita enggan membeli hormon di pasaran dengan harga yang tinggi, mungkin ada baiknya untuk mencoba mengekstraknya eksklusif dari tanaman.
Langkah-Langkah Mengekstrak Hormon Organik
- Bahan pokok ini diharapkan sebanyak 1 kg.
- Kelompokkan sumber hormon, jangan dicampur jadi satu karena tiap hormon memiliki fungsi masing-masing dan dapat bertolak belakang satu sama lain.
- Lakukan penghancuran materi pokok dengan blender untuk mempercepat proses dekomposisi.
- Beri 1 liter air dan 30 gram gula ketika menghancurkan.
- Saring ampas dari larutan untuk memudahkan pengaplikasian pada penggunaan sprayer.
- Fermentasikan larutan dengan menambahkan starter menyerupai EM-4 sebanyak 1 tutup botol (10 ml).
- Tutup rapat hingga hari kelima kemudian buka.
- Buka dan tutup lagi setiap 2 hari sekali hingga hari ke 15.
- Biarkan hingga mengendap, pisahkan cairan bening untuk diaplikasikan ke tanaman
- Larutkan 10 ml ekstrak hormon dengan 2 liter air
- Aplikasikan dengan menggunakan sprayer pada pagi hari (6-9) atau sore hari (3-6) setiap minggu