Budidaya Apel, Cara Tanam, Pembibitan Sampai Panen
Panduan Singkat Cara Bertanam Apel, Mulai dari Media Tanam, Cara Pembibitan, Pengolahan Tanah, Pencegahan Penyakit Pohon Apel Hingga Cara Panen Apel
Tanaman apel tumbuh dengan baik pada tanah yang bersolum dalam, Mempunyai lapisan Organik Yang tinggi, Dan Struktur tanahnya Remah dan Gembur, Mempunyai Aersi, Penyerapan Air, Juga Porositas baik. Sehingga pertukaran Oksigen dan pergerakan hara dan kemampuan penyimpanan airnya Optimal. Tanah yang cocok ialah Latosol, Andosol dan Regosol. Derajat keasaman tanah pH yang cocok untuk tanaman apel ialah 6-7 dan kandungan air tanah yang di butuhkan ialah air yang tersedia. Dalam pertumbuhanya tanaman apel membutuhkan kandungan air tanah yang cukup. Kelerengan yang terlalu tajam akan menyulitkan perawatan tanaman, Sehingga apabila masih memungkinkan di buat terasering maka tanah masih layak di tanamkan. Tanaman Apel dapat tumbuh dan berbuah baik pada ketinggian (700-1200 m dpl) Dan dengan ketinggian Optimal (1.000-1.200 m dpl).
Cara Bertanam dan Budidaya Buah Apel
1. Pembibitan
Perbanyakan tanaman apel di lakukan secara Vegetatif dan generatif. Perbanyakan yang baik dan lama dan sering menghasilkan bibit yang menyimpang dari Induknya. Teknik perbanyakan generatif di lakukan dengan biji, Sedangkan perbanyakan Vegetatif di lakukan dengan Okulasi atau penempelan (Budding) Atau Sambungan (Grafting) dan Stek.
1. Persyaratan Benih : Syarat batang bawahmerupakan Apel liar, Perakaran luas dan kuat, Bentuk pohon kokoh, Mempunyai daya pembiasaan yang tinggi, Sedangkan syarat mata tunas ialah berasal dari batang tanaman apel yang sehat dan memiliki Sifat-sifat Unggul.
2. Penyiapan Benih : Penyiapan benih di lakukan dengan cara perbanyakan batang bawah di lakukan Langkah-langkah sebagai berikut yang di bawah ini :
A. Anakan/Siwilan
1. Ciri-ciri anakan yang diambil ialah setinggi 30 cm, diameter 0,5 cm, Dan kulit batang Kecoklatan.
2. Anakan diambil dari pangkal batang bawah tanaman produktif dengan cara menggali tanah di sekitar pohon, Kemudian anakan di cabut beserta Akar-akarnya secara berlahan-lahan dan Berhati-hati.
3. Setelah anakan di cabut, anakan di rompes dan cabang-cabang di potong, kemudian di tanam pada bedengan selebar 60 cm dengan kedalaman parit 40 cm.
B. Rundukan (Layering)
1. Bibit hasil rundukan dapat di peroleh dengan dua cara yaitu :
1. Anakan pohon induk liar : Anakan yang agak panjang di rebahkan melekat tanah, Lalu cabang di jepit kayu dan di itmbin tanah. Penimbunan di lakukan Tiap-tiap mata dan apabila telah cukup berpengaruh tunas dapat di pisahkan dengan cara memotong cabangnya.
2. Perundukan tempelan batang sawah : Dilakukan pada waktu tempelan di buka (2 Minggu) Yaitu dengan memotong 2/3 adegan penampang batang sawah. sekitar 2 cm diatas tempelan, dan adegan atas karatan di benamkan di dalam tanah lalu di tekuk lagi keatas. Kemudian pada tekukan di beri penjepit kayu atau Bambu.
2. Setelah rundukan berumur sekitar 4 bulan, di lakukan pemisahan bakal bibit dengan cara memotong miring batang tersebut di bawah keratan atau tekukan. Lalu bekas luka diolesi defolatan.
C. Stek
Stek apel liar berukuran panjang 15-20 cm (Diameter seragam dan lurus), Sebelum di tanam adegan bawah stek di celupkan larutan Roton F untuk merangsang pertumbuhan Akar. Dan jarak penanaman (30 x 25 cm) Tiap bedengan di tanami dua baris, Dan stek siap diokulasi pada umur 5bulan, dan beliau meter batang 1 cm dan perakaran cukup kuat.
Teknik Pembibitan
A. Penempelan.
1. Pilih batang bawah yang memenuhi syarat, yaitu yang telah berumur 5 bulan, dan diameter batang ± 1 cm dan kulit batangnya mudah di kelupas dari kayu.
2. Ambil mata tempel dari cabang atau batang sehat yang berasal dari pohon apel varietas unggul yang telah terbukti keunggulanya. caranya ialah dengan menyayat mata tempel beserta kayunya sepanjang 2,5-5cm. (Matanya Di Tengah-tengah) Kemudian lapisan kayu di buang dengan hati-hati supaya matanya tidak Rusak.
3. Buat pengecap kulit batang yang terbuka pada batang bawah setinggi ± 20 cm dari pangkal batang dengan ukuran yang di sesuaikan dengan mata tempel, Dan pengecap tersebut diungkit dari kayunya dan di potong setengahnya.
4. Masukkan mata tempel kedalam pengecap batang bawah sehingga menempel dengan baik Terus ikat temempelan dengan pita plastik putih dengan seluruh adegan tempelan.
5. Setelah 2-3 Minggu, Ikatan tempelan dapat di buka dan semprot/kompres dengan (ZPT). Kemudian tempelan yang jadi mempunyai tanda mata tempel yang berwarna hijau segar dan melekat.
6. Pada okulasi yang jadi, Kerat batang sekitar 2 cm diatas okulasi dengan posisi melintang sedikit condong keatas sedalam 2/3 adegan penampang. Tujuan untuk Mengkonsentrasiakan pertumbuhan sehingga memacu pertumbuhan mata Tunas.
B. Penyambungan
1. Batang atas (Entres) berupa cabang (Pucuk cabang lateral).
2. Batang bawah di potong pada ketinggian 20 cm dari leher akar.
3. Potong pucuknya dan belah adegan tengah batang bawah dengan panjang 2-5 cm.
4. Cabang entres di potong sepanjang 15 cm (3 mata) Dan dauny di buang, Kemudian pangkal batang atas di iris berbentuk baji. Dan panjang irisan sama dengan panjang cuilan batang bawah.
5. Btang atas di sisipkan kedalam batang bawah, Sehingga kambium keduanya dapat bertemu.
6. Ikat sambungan dengan tali plastik serapat mungkin.
7. Kerudungi setiap sambungan dengan kantung plastik, Kemudian setelah berumur 2-3 ahad kerudung plastik dapat di buka untuk melihat keberhasilan sambungan.
Pemeliharaan Pembibitan
Pemeliharaan batang bawah meliputi :
A.Pemupukan : Pemupukan di lakukan 1-2 bulan sekali dengan urea dan TSP Masing-masing 5 gram per tanaman (Di sebar mengelilingi) di sekitar tanaman.
B. Penyingan : Waktu penyiangan tergantung pada pertumbuhan gulma.
C. Pengiran : 1 Minggu sekali (Apabila tidak Hujan).
D. Pemberantasan Hama dan Penyakit : Di semprotkan pestisida 2 kali tiap bulan dengan memperhatikan gejala serangan, Fungisida yang di pergunakan ialah (Antracol atau Dithane). Sedangkan insektisida ialah (Supracide atau Decis). Bersama dengan ini Dapat pula di berikan Pupuk daun, Dan di tambah perekat (Agristic).
Pemindahan Bibit
Bibit okulasi grafting atau (Penempelan dan sambungan) dapat di pindahkan ke lapang pada umur minimal 6 bulan setelah okulasi. Di Potong-potong hingga 80-100 cm dan daun di rompes.
Pengolahan Media Tanam
1. Persiapan : Persiapan yang di perlukan ialah Persiapan pengolahan tanah dan pelaksanaan survai. Dan tujuan untuk mengetahui jenis tanaman, Kemiringn tanah, Kedaan tanah, Menentukan kebutuhan tenaga kerja, Bahan peralatan, Dan biaya yang di butuhkan/perlukan.
2. Pembukaan Lahan : Tanah diolah dengan cara menyangkul tanah sekaligus membersihkan Sisa-sisa tanaman yang masih tertinggal.
3. Pembentukan Bedengan : Pada tanaman Apel bedeng hampir tidak di perlukan, Tetapi hanya peninggian alu penanaman.
4. Pengapuran : Pengapuran bertujuan untuk menjaga keseimbangan pH tanah, Pengapuran hanya di lakukan apabila pH Tanah kurang dari 6.
5. Pemupukan : Pupuk yang di berikan pada pengolahan lahan ialah pupuk sangkar sebanyak (20 gram) per lubang tanam yang di campur merata dengan tanah, Setelah itu di biarkan selama 2 Minggu.
Teknik Penanaman
1. Penentuan Pola Tanam : Tanaman apel dapat di tanam secara monokultur maupun intercroping, Intercroping hanya dapat di lakukan apabila tanah belum tertutup tajuk-tajuk daun sebelum 2 tahun. Tetapi pada ketika ini, setelah melalui beberapa penelitian intercroping pada tanaman apel dapat di lakukan dengan tanaman yang berhabitat rendah, Seperti : Cabai, Bawang Dan yang lainya. Tanaman apel tidak dapat di tnam pada jarak yang terlalu rapat alasannya ialah akan menjadi sangat rimbun yang akan menyebabkan kelembaban Tinggi, Sirkulasi Udara kurang, Sinar matahari terhambat dan meningkatkan pertumbuhan penyakit Jarak tanam yang ideal untuk tanaman apel tergantung varietas. Untuk varietas manalagi dan Prices Moble ialah 3-3,5 x 3,5 m, Sedangkan untuk varietas Rome Beauty dan Anna dapat lebih pendek yaitu 2-3 x 2,5-3 m.
2. Pembuatan Lubang Tanam : Ukuran lubang tanm antara (50 x 50 x 50 cm) Sampai (1 x 1 x 1 m). Tanah atas dan tanah bawah di pisahkan, Masing-masing di campur pupuk sangkar Kurang lebih 20 kg, Kemudian tanah di biarkan selama 2 minggu, Dan menjelang tanam tanah galian di kembalikan sesuai dengan asal mulanya.
3. Cara Penanaman : Penanaman apel di lakukan baik pada demam isu hujan atau kemarau (Di sawah) untuk lahan tegal dianjurkan pada demam isu hujan. Nah berikut di bawah ini cara menanam bibit apel ialah :
1. Masukkan tanah adegan bawah bibit kedalam lubang tanam.
2. Masukkan bibit di tengah lubang sambil diatar perakaranya supaya menyebar.
3. Masukkan tanah adegan atas dalam lubang hingga sebatas akar dan di tambah tanah galian lubang tersebut.
4. Apabila semu tanh telah masuk, Kemudian tanah di tekan-tekan secara perlahan dengan tangan supaya agar bibit tertanam berpengaruh dan lurus. Dan untuk menahan angin, Bibit dapat di tanam pada ajir dengan ikatan longgar.
Pemeliharaan Tanaman
1. Penjarangan Dan Penyulaman : Penjarangan tanaman tidak di lakukan. Sedangkan penyulaman di lakukan pada tanaman yang mati atau di matikan alasannya ialah tidak menghasilkan dengan cara menanam tanaman barumenggantikan tanaman yang lama. Penyulaman sebaiknya di lakukan pada demam isu hujan.
2. Penyiangan : Penyiangan hanya di lakukan di sekitar tanaman induk terdapat banyak gulma yng dinggap dapat mengganggu tanaman. Pada kebun yang di tanami apel dengan jarak tanam yang rapat sehingga Rumput-rumput tidak dapat tumbuh.
3. Pembubunan : Penyiangan yang biasanya di ikuti dengan pembubunan tanah, Pembubunan di maksutkan untuk meninggikan kembali tanah di sekitar tanaman supaya tidaaak tergenang air dan juga untuk menggemburkn tanah. Pembubunan biasanya di lakukan setelah Panen atau bersamaan dengan pemupukan.
4. Perempalan/Pemangkasan : Bagian yang perlu di pangkas ialah bibit yang gres di tanam setinggi 80 cm, Tunas yang tumbuh di bawah 60 cm, Tunas-tunas ujung beberapa ruas dari pucuk, 4-6 mata dan bekas tangkai buah, Knop yang tidak subur, Cabang yng berpenyakit, Dan tidak produktif. Cabang yang menyulitkan bulan hingga di dapat bentuk yang di inginkan 4-5 tahun.
5. Pemupukan : Musim hujan/Tanah sawah. Bersamaan rompes daun.
Ada dua masa pemupukan: a) Pada demam isu hujan/tanah sawah
Bersamaan rompes daun (< 3 minggu). NPK (15-15-15) 1-2 kg/pohon atau campuran Urea, TSP, KCl/ZK ± 3 kg/pohon (4:2:1).
Melihat situasi buah, yaitu bila buah lebat (2,5-3 bulan setelah rompes. NPK (15-15-15) 1 kg/pohon atau campuran Urea, TSP dan KCl/ZK ± 1 kg/pohon (1:2:1).
Musim kemarau/tanah tegal
Bersamaan rompes tidak diberi pupuk (tidak ada air).
2-3 bulan setelah rompes (ada hujan). NPK (15-15-15) 1-2 kg/pohon atau campuran Urea, TSP, dan KCl/ZK ± 3 kg/pohon (4:2:1).
Pupuk disebar di sekitar tanaman sedalam ± 20 cm sejauh lebar daun yang jatuh, kemudian ditutup dengan tanah dan disiram. Pupuk sangkar yang cukup untuk diberikan sekali setahun (2 x panen) 1-2 Pikul setiap pohon pada demam isu kemarau setelah panen.
Untuk mendorong pertumbuhan harus diberikan pupuk daun dan pengatur pertumbuhan tanaman pada 5-7 hari hingga bunga setelah rompes (Gandasil B 1 gram / liter) + Atonik / Cepha 1 cc / liter diselingi dengan Metalik-multi Mikro dan 5-7 hari hingga panen (2,5 bulan) dari rompes Gandasil D (1 gram / liter). Selain itu, perlu untuk menggunakan pengatur tumbuh Dormex sekali setahun setelah rompes (tidak hingga 10 hari setelah rompes) sebanyak 2600 liter larutan dengan dosis 3 liter / 200 literair. Irigasi dan Pengairan
Untuk pertumbuhan, tanaman apel membutuhkan air yang cukup sepanjang musim. Pada demam isu hujan, persoalan kekurangan air tidak ada, tetapi harus dipertimbangkan untuk tidak menanam terendam air. Krena itu perlu drainase yang baik. Sedangkan pada persoalan kekurangan air demam isu kemarau yang harus diatasi oleh menyiram tanaman minimal 2 ahad dengan cara dikocor.
Hama Dan Penyakit
1. Hama. Kutu hijau (Aphis pomi Geer)
Ciri : Kutu cukup umur berwarna hijau kekuningan, Antena pendek, Panjang tubuh 1,8 mm, Ada yang bersayap dan ada pula tidak bersayap. Panjng sayap 1,7 mm, Berwarna hitam dan perkembangbiakan sangat cepat, telur dapat menetas dalam 3-4 hari.
Gejala : 1. Nimfa maupun kutu cukup umur menyerang dengan menghisap cairan Sel-sel, Daun secara berkelompok di permukaan daun muda, terutama di ujung tunas muda, Tangkai cabang, bunga, dan buah,
2. Kutu menghasilkan embun madu yng akan melapisi permukaan daun dan merangsang tumbuhnya jamur hitam (Embun jelaga) Dan daun berubah bentuk Mengkerut, Leriting, Terlambat berbunga, Buah-buah muda gugur, Jika tidak mutu buahpun terlihat jelek.
Pengendalian
1. Sanitasi kebun dan pengaturan jarak tanam jangan terlalu rapat.
2. Dengan musuh alami coccinellidae lycosa.
3. Dengan penyemprotan Supracide 40 EC (Ba Metidation) Dosis 2 cc/liter air atau 1-1,6 liter.
4. Supracide 40 EC dalam 500-800 liter/ha air dengn interval penyemprotan 2 ahad sekali.
5. Convidor 200 SL (b.a. Imidakloprid) Dosis 0,125-0,250 cc/liter air.
6. Convidor 200 SL dalam 600 liter/h air dengan interval penyemprotan 10 hari sekali.
7. Convidor tersebut dapat mematikan hingga Telur-telurnya, Cara penyemprotan dari atas ke bawah. Dan penyemprotan di lakukan 1-2 ahad sebelum pembungaan dan di lanjutkan 1-1,5 bulan setelah bunga mekar hingga 15 hari sebelum Panen.
2. Tungau, Spinder mite, Cambuk merah, (panonychus Ulmi)
Ciri : Warna mewrah tua, Panjang 0,6 mm.
Gejala
1. Tungau menyerang daun dengan menghisap cairan Sel sel daun.
2. Pada serangan ahli menyebabkan bercak kuning buram, cokelat, Dan mengering.
3. Pada buah yang menyebabkan bercak Keperak-perakan atau cokelat.
Pengendalian
1. Dengan musah alami coccinellidae dan lycosa.
2. Penyemprotan Akarisida Omite 570 EC sebanyak 2 cc/liter air atau 1 liter Akarisida Omite 570 EC dalam 500 liter air/hektar dengan interval 2 minggu.
3. Trips
Ciri : Berukuran kecil dengan panjang 1 mm, nimfa berwarna putih Kekuning-kuningan , Dewasa berwarna cokelat kehitam-hitaman, Bergerak dengan cepat dan apabila di sentuh akan segera terbang menghindar.
Gejala
1. Menjerang daun, kuncup/tunas, dan buah yang masih sangat muda.
2. Pada daun terlihat Berbintik-bintik putih, kedua sisi daun menggulung keatas dan pertumbuhan tidak normal.
3. Pada ujung daun tunas mengering dan gugur.
4. Pada daun meninggalkan bekas luka yang berwarna cokelat keabu-abuan.
Pengendalian
1. Secara mekanis dengan membuang Telur-telur pada daun dan menjaga supaya lingkungan tajuk tanaman tidak terlalu rapat.
2. Penyemprotan dengan intektisida mirip lannate 25 WP (b.a. Methomyl) dengan dosis 2 cc/liter air atau Lebaycid 550 EC (b.a. Fention) dengan dosis 2 cc/liter air pada ketika tanaman sedang bertunas, Berbunga, Dan pembentukan buah.
4. Ulat Daun (Spodopteralitura)
Ciri : Larva berwarna hijau dengan Garis-garis Abu-abu memanjang dari abdomen hingga kepala. Pada lateral larva terdapat bercak hitam yang berbentuk lingkaran atau setengah lingkaran. Meletakkan telur secara berkelompok dan di tutupi dengan rambut halus yang berwarna cokelat muda.
Gejala : Menyerang daun, Mengakibatkan Lubang-lubang tidak teratur hingga Tulang-tulang daun.
Pengendalian.
1. Secara mekanis dengan membuang Telur-telur pada daun
2. Penyemprotan dengan penyemprotan mirip Tamaron 200 LC (b.a. Metamidofos) Dan Nuvacron 20 SCW (b.a. Monocrotofos).
5. Serangga Penghisap Daun (Helopelthis Sp)
Ciri : Helopelthis theivora dengan abdomen warna hitam dan merah, sedangkan helopelthis Antoni dengan abdomen warna merah dan putih, Serangga berukuran kecil,panjang nimfa yang gres menetes 1 mmdan panjang serangga cukup umur 6-8 mm. Pada adegan thoraknya terdapat benjolan yang mirip jarum.
Gejala : Menyerang pada pagi hari, Sore atau pada ketika keadaan berawan. Menyerang daun muda,Tunas dan buah buah dengan cara menghisap cairan sel, Daun yang terserang menjadi coklat dan perkembanganya tidak simetris, Tunas yang terserang menjadi coklat, Mengering dan hasilnya mati juga, Serangan pada buah menyebabkan buah menjadi bercak bercak coklat, nekrose, dan apabila buah membesar, Bagian bercak bercak ini pecah, yang menyebabkan kualitas buah menurun.
Pengendalian :
1. Secara mekanis dengan cara pengerondongan atap plastik/pembelonsongan buah.
2. Penyemprotan dengan insektisida mirip : Lannate 25 WP (b.a. Metomyl), Baycarb 500 EC (b.a. BPMC) Yang di lakukan pada sore hari atau pagi hari.
6. Ulat Daun Hitam (Dasychira Inclusa Walker)
Ciri : Larva mempunyai 2 jambul akrab kepala berwarna hitam yang mengarah kerah samping kepala, Dan pada adegan tubuh terdapat 4 jambul yang merupakan kumpulan serta berwarna coklat Kehitam-hitaman. Di sepanjang 2 sisi tubuh terdapat rambut yang berwarna Abu-abu dan panjang larva 50 mm.
Gejala : Menyerang daun muda dan yang tua, Dan tanaman yang terserang tinggal tulang Daun daunya dengan kerusakan 30%. Dan pada siang hari larva bersembunyi di balik daun.
Pengendalian :
1. Secara mekanis dengan membuang telur telur yang biasanya di letakkan pada daun.
2. Penyemprotan insektisida Seperti : Nuvacron 20 SCW (b.a. Monocrotofos) Dan matador 25 EC.
7. Lalat Buah (Rhagloletis Pomonella)
Ciri : Larva tidak berkaki, Setelah menetas dari telur 10 hari kemudian dapat segera memakan daging buah,Warna lalat hitam, Dan kaki Kekuning-kuningan lalu meletakkan telur pada buah,
Gejala : Bentuk buah menjad jelek,Dan terlihat benjol-benjol.
Pengendalian :
1. Penyemprotan insektisida kontak mirip Lebacyd 550 EC.
2. Membuat perangkat lalat jantan dengan menggunakan Methyleugenol sebanyak 0,1 cc lalu di teteskan pada kapas yang sudah di tetesi Insektisida 2 cc. Dan kapas tersebut di masukkan ke botol plastik (Bekas air mineral) Yang di gantungkan dengan ketinggian 2 meter,Karena aroma yang mirip Bau-bau yang di keluarkan sang betina, Maka si jantan tertarik dan menghisap kapas tersebut.
Penyakit
1. Penyakit Embun Tepung (Powdery Mildew)
Penyebab : Padosphaera leucottich Salm. Dengan Stadia imperfeknya ialah oidium Sp.
Gejala :
1. Pada daun atas tampak Memutih atau putih, Tunas tidak normal, kerdil dan tidak berbuah,
2. Pada buah berwarna coklat, Dan berkutil coklat.
Pengendalian
1. Memotong tunas atau adegan yang sakit dan di bakar.
2. Dengan menyemprotkan fungisida Nimrod 250 EC (2,5-5 cc/10 liter air (500 liter/Ha) Atau Afugan 300 EC (0,5-1 cc/liter air (Pencegahan) Dan 1-1,5 cc/liter air Setelah perompesan hingga tunas berumur 4-5 ahad dengan interval 5-7 Hari.
Penyakit Becak Daun (Marssonina coronaria J.J. Davis)
Gejala : Pada daun umur 4-6 ahad setelah perompesan terlihat brecak putih yang tidak teratur, Berwarna coklat, Dan permukaan atas timbul titik-titik hitam, Di mulai dari daun tua, Daun muda hingga seluruh adegan Gugur.
Pengendalian :
1. Jarak tanam tidak terlalu rapat, Dan adegan yang terserang di buang atau di bakar.
2. Di semprot fungisida Agrisan 60 WP 2 gram/liter air, Dosis 1000-2000 gram/ha semenjak 10 hari setelah rompes dengan interval 1 ahad sebanyak 10 Aplikasi atau delseme MX 200 2gram/liter air, Henlate 0,5 gram/liter air semenjak umur 4 hari setelah rompes dengan interval 7 hari hingga 4 minggu.
3. Jamur upas (Cortisium salmonicolor berk et Br).
Pengendalian : Mengurangi kelembaban kebun, Dan menghilangkan adegan tanaman yang sakit.
4. Penyakit kanker (Botryosphaeria Sp)
Gejala : Menyerang batang/cabang (Busuk, Warna coklat kehitaman, Dan terkadang mengeluarkan cairan). Dan buah (Bercak kecil warna coklat muda, Busuk, Mengelembung, Berair, Dan warna buah memucat.
Pengendalian :
1. Tidak memanen buah terlalu masak.
2. Mengurangi kelembaban kebun.
3. Membuang adegan yang sakit.
4. Pengerokkan batang yang sakit kemudian diolesi fungisida Difolatan 4 F 100 cc/10 liter air atau Copper sandoz.
5. Di semprotkan Benomyl 0,5 gram/liter air, Antracol 70 WP 2 gram/liter air.
5. Busuk buah (Gloeosporium Sp)
Gejala : Bercak kecil coklat dan berbintik-bintik hitam berkembang menjadi Orange.
Pengendalian : Tidak memetik buah terlalu masak, Dan pencelupan dengan Benomyl 0,5 gram/liter air untuk mencegah penyakit pada penyimpanan.
6. Busuk Akar (Armilliaria Melea)
Gejala : Menjelang tanaman apel pada tempat cuek basah, D itandai dengan layunya daun, Gugur, Dan kulit akar membusuk.
Pengendalian : Dengan Eradifikasi, Yaitu membongkar/Mencabut tanaman yang terserang beserta Akar-akarnya, Dan bekas lubang tidak di tanami minimal (1 tahun).
8. Panen
Ciri-ciri Dan Umur Panen
Pada umumnya buah apel dapat di panen pada umur 4-5 bulan setelah bunga mekar. Dan tergantung pada varietas dan iklim. Rome beauty dapat di petik pada umur sekitar 120-141 hari dari bunga mekar, Dapat di panen pada umur 141 hari setelah bunga mekar dan Anna sekitar 100 hari. Tetapi pada demam isu hujan dan tempat yang lebih tinggi, Umur buah lebih panjang.
Pemanenan yang paling baik di lakukan pada ketika tanaman mencapai tingkat masak fisiologis (Ripening), Yaitu tingkat di mana buah mempunyai kemampuan untuk menjadi masak normal setelah di panen. Ciri masak fisiologis Buah apel ialah : Ukuran buah terlihat maksimal, Aroma buah mulai terasa, Dan warna buah tampak cerah segar dan apabila di tekan terasa (Kres).
Cara Panen
Pemetikan apel di lakukan dengan cara memetik buah dengan tangan secara serempk untuk setiap kebun.
Periode Panen
Priode panen apel adalah, 6 bulan sekali bedasarkan siklus pemeliharaan yang sudah di lakukan.
Prakiraan Produksi
Produksi buh apel sangatlah tergantung dengan Varietas, Dengan secara umum produksi apel ialah 6-15 kg/Pohon.
PascaPanen
1. Pengumpulan : Setelah di petik, Buah apel di kumpulkan pada tempat yng teduh atau tidak terkena sinar matahari pribadi supaya laju respirasi berkurang sehingga di dapatkan apel yang tinggi kualitas juga kuantitasnya. Penggumpulan di lakukan dengan Hati-hati kalau bisa jangan di tumpuk dan di lempar-lemparkan. Kemudian di bawa dengan keranjang di gudang untuk di seleksi.
2. Penyortiran dan penggolongan : Penyortiran di lakukan untuk memisahkan antara buah yang baik dan bebas dari penyakit dengan buah yang jelek atau buah yang berpenyakit. Agar penyakit tidak tertular keseluruhan buah yang di panen yang dapat menurunan mutu produ. Penggolongan di lakukan untuk mengklasifikasikan produk berdasarkan jenis variets, Ukuran dan kualitas buah.
3.Penyimpanan : Pada dasarnya buah apel dapat di simpan lebih lama di banding dengan buah-buahan yang lain, Misalnya, Rome beauty 21-28 hari (Umur petik 113-120 hari) Atau 7-14 hari (Umur petik 127-141 hari).Untuk penyimpanan lebih lama (4-7 bulan) Haruslah di simpan pada suhu minus 6-0 deajat C dengan precooling 2,2 derajat C.
4.Pengemasan Dan Transportasi : Kemasan yang di gunakan ialah kardus dengan ukuran (48 x 33 x 37 cm) Dengan berat 35 kg buah apel. Dasar dan diatas susunan apel perlu di beri potongan kertas dan di susun miring (Tangkaisejajar panjang kotak).Kemudian dasar kotak di isi 3-3 atau 2-2 atau juga berselang 3-2 saling menutup ruang antar buah.
Cara Menanam Apel di Pot dan Membuat Bibit Apel dari Biji
Pilih benih berkualitas unggul dan baik. Perlu diketahui pohon apel harus ditanam berpasangan supaya berbuah alasannya ialah pohon apel tidak dapat melaksanakan penyerbukan sendiri. Diperlukan dua pohon yang berbeda untuk melaksanakan penyerbukan. Benih berkualitas unggul dapat menghasilkan pohon apel yang prima. Biji apel dapat diperoleh dari buah, namun sebaiknya beli dari toko tanaman untuk memastikan kualitas benih.
Apel cocok tumbuh di suhu yang dingin. Misalnya di tempat Malang. Untuk menumbuhkan kecambahnya dari biji, diharapkan suhu yang dingin. Anda dapat memanipulasi suhu dengan cara memasukannya ke dalam kulkas. Pertama, yang perlu dilakukan ialah menaruh biji yang sudah kering pada kain, kemudian bungkus biji menggunakan tisu berair dan masukkan ke dalam wadah yang tertutup rapat.
Wadah dapat berupa kantong plastik atau toples. Letakkan benih dalam lemari es bersuhu 4,4 hingga 10 derajat celcius selama 8 minggu. Biji akan mengeluarkan tunasnya dan berkecambah pada masa tersebut. Setelah 8 minggu, biji siap dipindahkan pada media tanah.
Untuk menanam biji apel di pot tanah yang terbaik ialah tanah dengan pH netral. Buat cekungan dalam tanah di pot selebar dua atau tiga kali luas biji yang sudah berkecambah. Tidak disarankan menambahkan pupuk pada tanah. Pindahkan bibit secara hati-hati alasannya ialah akar kecambahnya masih sangat lembut. Masukan benih ke dalam lubang kemudian tutup benih dengan tanah secara lembut, pastikan menepuk tanah dengan lembut. Siram benih supaya tanah tetap lembab, namun jangan berlebihan dalam menyiramnya. Letakan pot pada suhu kamar namun usahakan mendapat cahaya matahari yang cukup. Anda dapat meletakkan pot di samping jendela untuk asupan cahaya matahari yang cukup.
Siram bibit secara teratur setiap hari. Setelah beberapa minggu, bila benih Anda pada pot sudah menumbuhkan daun-daun kecil, jangan pribadi memindahkan ke tanah terbuka alasannya ialah sifatnya yang masih rentan. Batang, akar, dan daun masih sangat rentan mati. Anda boleh menambahkan pupuk kompos atau mulsa untuk mendorong pertumbuhan benih. Untuk memindahkan ke area yang lebih luas sebaiknya tunggu hingga tinggi bibit mencapai 25 cm.
Pohon apel tidak suka tanah yang terlalu basah. Pastikan Anda menjaga kelembaban tanah supaya tidak terlalu kering atau terlalu basah. Tanah yang lembab dan ber-pH netral akan bisa menyerap air dengan baik. Pohon apel memerlukan sinar matahari pribadi kurang lebih selama enam jam. Untuk itu disarankan menanam pohon apel menghadap ke timur atau utara pada tanah yang landai.
Macam-macam Jenis Buah Apel
Cara pembibitan Apel atau perbanyakan tanaman apel secara vegetatif dan generatif. Propagasi dan kebaikan bersama ialah perbanyakan vegetatif, untuk propagasi generatif memakan waktu dan sering menghasilkan bibit yang menyimpang dari induknya. Generatif perbanyakan dengan biji, sedangkan perbanyakan vegetatif dilakukan dengan okulasi atau (budding), sambungan (grafting) dan stek.Curah hujan yang ideal ialah (1.000-2.600 mm/Tahun Dengan hari hujan 110-150 hari/tahun). Dalam setahun banyaknya bulan berair atau hujan ialah 6-7 bulan dan bulan kering 3-4 bulan. Curah hujan yang tinggi pada ketika berbunga akan menyebabkan bunga gugur sehingga tidak dapat menjadi buah. Tanaman Apel membutuhkan cahaya matahari yang cukup antara (50-60%) di setiap harinya. Terutama pada ketika Pembungaan. Suhu yang sesuai berkisar antara (16-27Derajat C). Kelembaban udara yang di kehendaki atau di butuhkan tanaman Apel sekitar (75-85%).
Tanaman apel tumbuh dengan baik pada tanah yang bersolum dalam, Mempunyai lapisan Organik Yang tinggi, Dan Struktur tanahnya Remah dan Gembur, Mempunyai Aersi, Penyerapan Air, Juga Porositas baik. Sehingga pertukaran Oksigen dan pergerakan hara dan kemampuan penyimpanan airnya Optimal. Tanah yang cocok ialah Latosol, Andosol dan Regosol. Derajat keasaman tanah pH yang cocok untuk tanaman apel ialah 6-7 dan kandungan air tanah yang di butuhkan ialah air yang tersedia. Dalam pertumbuhanya tanaman apel membutuhkan kandungan air tanah yang cukup. Kelerengan yang terlalu tajam akan menyulitkan perawatan tanaman, Sehingga apabila masih memungkinkan di buat terasering maka tanah masih layak di tanamkan. Tanaman Apel dapat tumbuh dan berbuah baik pada ketinggian (700-1200 m dpl) Dan dengan ketinggian Optimal (1.000-1.200 m dpl).
Cara Bertanam dan Budidaya Buah Apel
1. Pembibitan
Bibit Pohon Apel dari Biji |
Perbanyakan tanaman apel di lakukan secara Vegetatif dan generatif. Perbanyakan yang baik dan lama dan sering menghasilkan bibit yang menyimpang dari Induknya. Teknik perbanyakan generatif di lakukan dengan biji, Sedangkan perbanyakan Vegetatif di lakukan dengan Okulasi atau penempelan (Budding) Atau Sambungan (Grafting) dan Stek.
1. Persyaratan Benih : Syarat batang bawahmerupakan Apel liar, Perakaran luas dan kuat, Bentuk pohon kokoh, Mempunyai daya pembiasaan yang tinggi, Sedangkan syarat mata tunas ialah berasal dari batang tanaman apel yang sehat dan memiliki Sifat-sifat Unggul.
2. Penyiapan Benih : Penyiapan benih di lakukan dengan cara perbanyakan batang bawah di lakukan Langkah-langkah sebagai berikut yang di bawah ini :
A. Anakan/Siwilan
1. Ciri-ciri anakan yang diambil ialah setinggi 30 cm, diameter 0,5 cm, Dan kulit batang Kecoklatan.
2. Anakan diambil dari pangkal batang bawah tanaman produktif dengan cara menggali tanah di sekitar pohon, Kemudian anakan di cabut beserta Akar-akarnya secara berlahan-lahan dan Berhati-hati.
3. Setelah anakan di cabut, anakan di rompes dan cabang-cabang di potong, kemudian di tanam pada bedengan selebar 60 cm dengan kedalaman parit 40 cm.
B. Rundukan (Layering)
1. Bibit hasil rundukan dapat di peroleh dengan dua cara yaitu :
1. Anakan pohon induk liar : Anakan yang agak panjang di rebahkan melekat tanah, Lalu cabang di jepit kayu dan di itmbin tanah. Penimbunan di lakukan Tiap-tiap mata dan apabila telah cukup berpengaruh tunas dapat di pisahkan dengan cara memotong cabangnya.
2. Perundukan tempelan batang sawah : Dilakukan pada waktu tempelan di buka (2 Minggu) Yaitu dengan memotong 2/3 adegan penampang batang sawah. sekitar 2 cm diatas tempelan, dan adegan atas karatan di benamkan di dalam tanah lalu di tekuk lagi keatas. Kemudian pada tekukan di beri penjepit kayu atau Bambu.
2. Setelah rundukan berumur sekitar 4 bulan, di lakukan pemisahan bakal bibit dengan cara memotong miring batang tersebut di bawah keratan atau tekukan. Lalu bekas luka diolesi defolatan.
C. Stek
Stek apel liar berukuran panjang 15-20 cm (Diameter seragam dan lurus), Sebelum di tanam adegan bawah stek di celupkan larutan Roton F untuk merangsang pertumbuhan Akar. Dan jarak penanaman (30 x 25 cm) Tiap bedengan di tanami dua baris, Dan stek siap diokulasi pada umur 5bulan, dan beliau meter batang 1 cm dan perakaran cukup kuat.
Teknik Pembibitan
A. Penempelan.
1. Pilih batang bawah yang memenuhi syarat, yaitu yang telah berumur 5 bulan, dan diameter batang ± 1 cm dan kulit batangnya mudah di kelupas dari kayu.
2. Ambil mata tempel dari cabang atau batang sehat yang berasal dari pohon apel varietas unggul yang telah terbukti keunggulanya. caranya ialah dengan menyayat mata tempel beserta kayunya sepanjang 2,5-5cm. (Matanya Di Tengah-tengah) Kemudian lapisan kayu di buang dengan hati-hati supaya matanya tidak Rusak.
3. Buat pengecap kulit batang yang terbuka pada batang bawah setinggi ± 20 cm dari pangkal batang dengan ukuran yang di sesuaikan dengan mata tempel, Dan pengecap tersebut diungkit dari kayunya dan di potong setengahnya.
4. Masukkan mata tempel kedalam pengecap batang bawah sehingga menempel dengan baik Terus ikat temempelan dengan pita plastik putih dengan seluruh adegan tempelan.
5. Setelah 2-3 Minggu, Ikatan tempelan dapat di buka dan semprot/kompres dengan (ZPT). Kemudian tempelan yang jadi mempunyai tanda mata tempel yang berwarna hijau segar dan melekat.
6. Pada okulasi yang jadi, Kerat batang sekitar 2 cm diatas okulasi dengan posisi melintang sedikit condong keatas sedalam 2/3 adegan penampang. Tujuan untuk Mengkonsentrasiakan pertumbuhan sehingga memacu pertumbuhan mata Tunas.
B. Penyambungan
1. Batang atas (Entres) berupa cabang (Pucuk cabang lateral).
2. Batang bawah di potong pada ketinggian 20 cm dari leher akar.
3. Potong pucuknya dan belah adegan tengah batang bawah dengan panjang 2-5 cm.
4. Cabang entres di potong sepanjang 15 cm (3 mata) Dan dauny di buang, Kemudian pangkal batang atas di iris berbentuk baji. Dan panjang irisan sama dengan panjang cuilan batang bawah.
5. Btang atas di sisipkan kedalam batang bawah, Sehingga kambium keduanya dapat bertemu.
6. Ikat sambungan dengan tali plastik serapat mungkin.
7. Kerudungi setiap sambungan dengan kantung plastik, Kemudian setelah berumur 2-3 ahad kerudung plastik dapat di buka untuk melihat keberhasilan sambungan.
Pemeliharaan Pembibitan
Pemeliharaan batang bawah meliputi :
A.Pemupukan : Pemupukan di lakukan 1-2 bulan sekali dengan urea dan TSP Masing-masing 5 gram per tanaman (Di sebar mengelilingi) di sekitar tanaman.
B. Penyingan : Waktu penyiangan tergantung pada pertumbuhan gulma.
C. Pengiran : 1 Minggu sekali (Apabila tidak Hujan).
D. Pemberantasan Hama dan Penyakit : Di semprotkan pestisida 2 kali tiap bulan dengan memperhatikan gejala serangan, Fungisida yang di pergunakan ialah (Antracol atau Dithane). Sedangkan insektisida ialah (Supracide atau Decis). Bersama dengan ini Dapat pula di berikan Pupuk daun, Dan di tambah perekat (Agristic).
Pemindahan Bibit
Bibit okulasi grafting atau (Penempelan dan sambungan) dapat di pindahkan ke lapang pada umur minimal 6 bulan setelah okulasi. Di Potong-potong hingga 80-100 cm dan daun di rompes.
Pengolahan Media Tanam
1. Persiapan : Persiapan yang di perlukan ialah Persiapan pengolahan tanah dan pelaksanaan survai. Dan tujuan untuk mengetahui jenis tanaman, Kemiringn tanah, Kedaan tanah, Menentukan kebutuhan tenaga kerja, Bahan peralatan, Dan biaya yang di butuhkan/perlukan.
2. Pembukaan Lahan : Tanah diolah dengan cara menyangkul tanah sekaligus membersihkan Sisa-sisa tanaman yang masih tertinggal.
3. Pembentukan Bedengan : Pada tanaman Apel bedeng hampir tidak di perlukan, Tetapi hanya peninggian alu penanaman.
4. Pengapuran : Pengapuran bertujuan untuk menjaga keseimbangan pH tanah, Pengapuran hanya di lakukan apabila pH Tanah kurang dari 6.
5. Pemupukan : Pupuk yang di berikan pada pengolahan lahan ialah pupuk sangkar sebanyak (20 gram) per lubang tanam yang di campur merata dengan tanah, Setelah itu di biarkan selama 2 Minggu.
Teknik Penanaman
1. Penentuan Pola Tanam : Tanaman apel dapat di tanam secara monokultur maupun intercroping, Intercroping hanya dapat di lakukan apabila tanah belum tertutup tajuk-tajuk daun sebelum 2 tahun. Tetapi pada ketika ini, setelah melalui beberapa penelitian intercroping pada tanaman apel dapat di lakukan dengan tanaman yang berhabitat rendah, Seperti : Cabai, Bawang Dan yang lainya. Tanaman apel tidak dapat di tnam pada jarak yang terlalu rapat alasannya ialah akan menjadi sangat rimbun yang akan menyebabkan kelembaban Tinggi, Sirkulasi Udara kurang, Sinar matahari terhambat dan meningkatkan pertumbuhan penyakit Jarak tanam yang ideal untuk tanaman apel tergantung varietas. Untuk varietas manalagi dan Prices Moble ialah 3-3,5 x 3,5 m, Sedangkan untuk varietas Rome Beauty dan Anna dapat lebih pendek yaitu 2-3 x 2,5-3 m.
2. Pembuatan Lubang Tanam : Ukuran lubang tanm antara (50 x 50 x 50 cm) Sampai (1 x 1 x 1 m). Tanah atas dan tanah bawah di pisahkan, Masing-masing di campur pupuk sangkar Kurang lebih 20 kg, Kemudian tanah di biarkan selama 2 minggu, Dan menjelang tanam tanah galian di kembalikan sesuai dengan asal mulanya.
3. Cara Penanaman : Penanaman apel di lakukan baik pada demam isu hujan atau kemarau (Di sawah) untuk lahan tegal dianjurkan pada demam isu hujan. Nah berikut di bawah ini cara menanam bibit apel ialah :
1. Masukkan tanah adegan bawah bibit kedalam lubang tanam.
2. Masukkan bibit di tengah lubang sambil diatar perakaranya supaya menyebar.
3. Masukkan tanah adegan atas dalam lubang hingga sebatas akar dan di tambah tanah galian lubang tersebut.
4. Apabila semu tanh telah masuk, Kemudian tanah di tekan-tekan secara perlahan dengan tangan supaya agar bibit tertanam berpengaruh dan lurus. Dan untuk menahan angin, Bibit dapat di tanam pada ajir dengan ikatan longgar.
Pemeliharaan Tanaman
1. Penjarangan Dan Penyulaman : Penjarangan tanaman tidak di lakukan. Sedangkan penyulaman di lakukan pada tanaman yang mati atau di matikan alasannya ialah tidak menghasilkan dengan cara menanam tanaman barumenggantikan tanaman yang lama. Penyulaman sebaiknya di lakukan pada demam isu hujan.
2. Penyiangan : Penyiangan hanya di lakukan di sekitar tanaman induk terdapat banyak gulma yng dinggap dapat mengganggu tanaman. Pada kebun yang di tanami apel dengan jarak tanam yang rapat sehingga Rumput-rumput tidak dapat tumbuh.
3. Pembubunan : Penyiangan yang biasanya di ikuti dengan pembubunan tanah, Pembubunan di maksutkan untuk meninggikan kembali tanah di sekitar tanaman supaya tidaaak tergenang air dan juga untuk menggemburkn tanah. Pembubunan biasanya di lakukan setelah Panen atau bersamaan dengan pemupukan.
4. Perempalan/Pemangkasan : Bagian yang perlu di pangkas ialah bibit yang gres di tanam setinggi 80 cm, Tunas yang tumbuh di bawah 60 cm, Tunas-tunas ujung beberapa ruas dari pucuk, 4-6 mata dan bekas tangkai buah, Knop yang tidak subur, Cabang yng berpenyakit, Dan tidak produktif. Cabang yang menyulitkan bulan hingga di dapat bentuk yang di inginkan 4-5 tahun.
5. Pemupukan : Musim hujan/Tanah sawah. Bersamaan rompes daun.
Ada dua masa pemupukan: a) Pada demam isu hujan/tanah sawah
Bersamaan rompes daun (< 3 minggu). NPK (15-15-15) 1-2 kg/pohon atau campuran Urea, TSP, KCl/ZK ± 3 kg/pohon (4:2:1).
Melihat situasi buah, yaitu bila buah lebat (2,5-3 bulan setelah rompes. NPK (15-15-15) 1 kg/pohon atau campuran Urea, TSP dan KCl/ZK ± 1 kg/pohon (1:2:1).
Musim kemarau/tanah tegal
Bersamaan rompes tidak diberi pupuk (tidak ada air).
2-3 bulan setelah rompes (ada hujan). NPK (15-15-15) 1-2 kg/pohon atau campuran Urea, TSP, dan KCl/ZK ± 3 kg/pohon (4:2:1).
Pupuk disebar di sekitar tanaman sedalam ± 20 cm sejauh lebar daun yang jatuh, kemudian ditutup dengan tanah dan disiram. Pupuk sangkar yang cukup untuk diberikan sekali setahun (2 x panen) 1-2 Pikul setiap pohon pada demam isu kemarau setelah panen.
Untuk mendorong pertumbuhan harus diberikan pupuk daun dan pengatur pertumbuhan tanaman pada 5-7 hari hingga bunga setelah rompes (Gandasil B 1 gram / liter) + Atonik / Cepha 1 cc / liter diselingi dengan Metalik-multi Mikro dan 5-7 hari hingga panen (2,5 bulan) dari rompes Gandasil D (1 gram / liter). Selain itu, perlu untuk menggunakan pengatur tumbuh Dormex sekali setahun setelah rompes (tidak hingga 10 hari setelah rompes) sebanyak 2600 liter larutan dengan dosis 3 liter / 200 literair. Irigasi dan Pengairan
Untuk pertumbuhan, tanaman apel membutuhkan air yang cukup sepanjang musim. Pada demam isu hujan, persoalan kekurangan air tidak ada, tetapi harus dipertimbangkan untuk tidak menanam terendam air. Krena itu perlu drainase yang baik. Sedangkan pada persoalan kekurangan air demam isu kemarau yang harus diatasi oleh menyiram tanaman minimal 2 ahad dengan cara dikocor.
Hama Dan Penyakit
1. Hama. Kutu hijau (Aphis pomi Geer)
Ciri : Kutu cukup umur berwarna hijau kekuningan, Antena pendek, Panjang tubuh 1,8 mm, Ada yang bersayap dan ada pula tidak bersayap. Panjng sayap 1,7 mm, Berwarna hitam dan perkembangbiakan sangat cepat, telur dapat menetas dalam 3-4 hari.
Gejala : 1. Nimfa maupun kutu cukup umur menyerang dengan menghisap cairan Sel-sel, Daun secara berkelompok di permukaan daun muda, terutama di ujung tunas muda, Tangkai cabang, bunga, dan buah,
2. Kutu menghasilkan embun madu yng akan melapisi permukaan daun dan merangsang tumbuhnya jamur hitam (Embun jelaga) Dan daun berubah bentuk Mengkerut, Leriting, Terlambat berbunga, Buah-buah muda gugur, Jika tidak mutu buahpun terlihat jelek.
Pengendalian
1. Sanitasi kebun dan pengaturan jarak tanam jangan terlalu rapat.
2. Dengan musuh alami coccinellidae lycosa.
3. Dengan penyemprotan Supracide 40 EC (Ba Metidation) Dosis 2 cc/liter air atau 1-1,6 liter.
4. Supracide 40 EC dalam 500-800 liter/ha air dengn interval penyemprotan 2 ahad sekali.
5. Convidor 200 SL (b.a. Imidakloprid) Dosis 0,125-0,250 cc/liter air.
6. Convidor 200 SL dalam 600 liter/h air dengan interval penyemprotan 10 hari sekali.
7. Convidor tersebut dapat mematikan hingga Telur-telurnya, Cara penyemprotan dari atas ke bawah. Dan penyemprotan di lakukan 1-2 ahad sebelum pembungaan dan di lanjutkan 1-1,5 bulan setelah bunga mekar hingga 15 hari sebelum Panen.
2. Tungau, Spinder mite, Cambuk merah, (panonychus Ulmi)
Ciri : Warna mewrah tua, Panjang 0,6 mm.
Gejala
1. Tungau menyerang daun dengan menghisap cairan Sel sel daun.
2. Pada serangan ahli menyebabkan bercak kuning buram, cokelat, Dan mengering.
3. Pada buah yang menyebabkan bercak Keperak-perakan atau cokelat.
Pengendalian
1. Dengan musah alami coccinellidae dan lycosa.
2. Penyemprotan Akarisida Omite 570 EC sebanyak 2 cc/liter air atau 1 liter Akarisida Omite 570 EC dalam 500 liter air/hektar dengan interval 2 minggu.
3. Trips
Ciri : Berukuran kecil dengan panjang 1 mm, nimfa berwarna putih Kekuning-kuningan , Dewasa berwarna cokelat kehitam-hitaman, Bergerak dengan cepat dan apabila di sentuh akan segera terbang menghindar.
Gejala
1. Menjerang daun, kuncup/tunas, dan buah yang masih sangat muda.
2. Pada daun terlihat Berbintik-bintik putih, kedua sisi daun menggulung keatas dan pertumbuhan tidak normal.
3. Pada ujung daun tunas mengering dan gugur.
4. Pada daun meninggalkan bekas luka yang berwarna cokelat keabu-abuan.
Pengendalian
1. Secara mekanis dengan membuang Telur-telur pada daun dan menjaga supaya lingkungan tajuk tanaman tidak terlalu rapat.
2. Penyemprotan dengan intektisida mirip lannate 25 WP (b.a. Methomyl) dengan dosis 2 cc/liter air atau Lebaycid 550 EC (b.a. Fention) dengan dosis 2 cc/liter air pada ketika tanaman sedang bertunas, Berbunga, Dan pembentukan buah.
4. Ulat Daun (Spodopteralitura)
Ciri : Larva berwarna hijau dengan Garis-garis Abu-abu memanjang dari abdomen hingga kepala. Pada lateral larva terdapat bercak hitam yang berbentuk lingkaran atau setengah lingkaran. Meletakkan telur secara berkelompok dan di tutupi dengan rambut halus yang berwarna cokelat muda.
Gejala : Menyerang daun, Mengakibatkan Lubang-lubang tidak teratur hingga Tulang-tulang daun.
Pengendalian.
1. Secara mekanis dengan membuang Telur-telur pada daun
2. Penyemprotan dengan penyemprotan mirip Tamaron 200 LC (b.a. Metamidofos) Dan Nuvacron 20 SCW (b.a. Monocrotofos).
5. Serangga Penghisap Daun (Helopelthis Sp)
Ciri : Helopelthis theivora dengan abdomen warna hitam dan merah, sedangkan helopelthis Antoni dengan abdomen warna merah dan putih, Serangga berukuran kecil,panjang nimfa yang gres menetes 1 mmdan panjang serangga cukup umur 6-8 mm. Pada adegan thoraknya terdapat benjolan yang mirip jarum.
Gejala : Menyerang pada pagi hari, Sore atau pada ketika keadaan berawan. Menyerang daun muda,Tunas dan buah buah dengan cara menghisap cairan sel, Daun yang terserang menjadi coklat dan perkembanganya tidak simetris, Tunas yang terserang menjadi coklat, Mengering dan hasilnya mati juga, Serangan pada buah menyebabkan buah menjadi bercak bercak coklat, nekrose, dan apabila buah membesar, Bagian bercak bercak ini pecah, yang menyebabkan kualitas buah menurun.
Pengendalian :
1. Secara mekanis dengan cara pengerondongan atap plastik/pembelonsongan buah.
2. Penyemprotan dengan insektisida mirip : Lannate 25 WP (b.a. Metomyl), Baycarb 500 EC (b.a. BPMC) Yang di lakukan pada sore hari atau pagi hari.
6. Ulat Daun Hitam (Dasychira Inclusa Walker)
Ciri : Larva mempunyai 2 jambul akrab kepala berwarna hitam yang mengarah kerah samping kepala, Dan pada adegan tubuh terdapat 4 jambul yang merupakan kumpulan serta berwarna coklat Kehitam-hitaman. Di sepanjang 2 sisi tubuh terdapat rambut yang berwarna Abu-abu dan panjang larva 50 mm.
Gejala : Menyerang daun muda dan yang tua, Dan tanaman yang terserang tinggal tulang Daun daunya dengan kerusakan 30%. Dan pada siang hari larva bersembunyi di balik daun.
Pengendalian :
1. Secara mekanis dengan membuang telur telur yang biasanya di letakkan pada daun.
2. Penyemprotan insektisida Seperti : Nuvacron 20 SCW (b.a. Monocrotofos) Dan matador 25 EC.
7. Lalat Buah (Rhagloletis Pomonella)
Ciri : Larva tidak berkaki, Setelah menetas dari telur 10 hari kemudian dapat segera memakan daging buah,Warna lalat hitam, Dan kaki Kekuning-kuningan lalu meletakkan telur pada buah,
Gejala : Bentuk buah menjad jelek,Dan terlihat benjol-benjol.
Pengendalian :
1. Penyemprotan insektisida kontak mirip Lebacyd 550 EC.
2. Membuat perangkat lalat jantan dengan menggunakan Methyleugenol sebanyak 0,1 cc lalu di teteskan pada kapas yang sudah di tetesi Insektisida 2 cc. Dan kapas tersebut di masukkan ke botol plastik (Bekas air mineral) Yang di gantungkan dengan ketinggian 2 meter,Karena aroma yang mirip Bau-bau yang di keluarkan sang betina, Maka si jantan tertarik dan menghisap kapas tersebut.
Penyakit
1. Penyakit Embun Tepung (Powdery Mildew)
Penyebab : Padosphaera leucottich Salm. Dengan Stadia imperfeknya ialah oidium Sp.
Gejala :
1. Pada daun atas tampak Memutih atau putih, Tunas tidak normal, kerdil dan tidak berbuah,
2. Pada buah berwarna coklat, Dan berkutil coklat.
Pengendalian
1. Memotong tunas atau adegan yang sakit dan di bakar.
2. Dengan menyemprotkan fungisida Nimrod 250 EC (2,5-5 cc/10 liter air (500 liter/Ha) Atau Afugan 300 EC (0,5-1 cc/liter air (Pencegahan) Dan 1-1,5 cc/liter air Setelah perompesan hingga tunas berumur 4-5 ahad dengan interval 5-7 Hari.
Penyakit Becak Daun (Marssonina coronaria J.J. Davis)
Gejala : Pada daun umur 4-6 ahad setelah perompesan terlihat brecak putih yang tidak teratur, Berwarna coklat, Dan permukaan atas timbul titik-titik hitam, Di mulai dari daun tua, Daun muda hingga seluruh adegan Gugur.
Pengendalian :
1. Jarak tanam tidak terlalu rapat, Dan adegan yang terserang di buang atau di bakar.
2. Di semprot fungisida Agrisan 60 WP 2 gram/liter air, Dosis 1000-2000 gram/ha semenjak 10 hari setelah rompes dengan interval 1 ahad sebanyak 10 Aplikasi atau delseme MX 200 2gram/liter air, Henlate 0,5 gram/liter air semenjak umur 4 hari setelah rompes dengan interval 7 hari hingga 4 minggu.
3. Jamur upas (Cortisium salmonicolor berk et Br).
Pengendalian : Mengurangi kelembaban kebun, Dan menghilangkan adegan tanaman yang sakit.
4. Penyakit kanker (Botryosphaeria Sp)
Gejala : Menyerang batang/cabang (Busuk, Warna coklat kehitaman, Dan terkadang mengeluarkan cairan). Dan buah (Bercak kecil warna coklat muda, Busuk, Mengelembung, Berair, Dan warna buah memucat.
Pengendalian :
1. Tidak memanen buah terlalu masak.
2. Mengurangi kelembaban kebun.
3. Membuang adegan yang sakit.
4. Pengerokkan batang yang sakit kemudian diolesi fungisida Difolatan 4 F 100 cc/10 liter air atau Copper sandoz.
5. Di semprotkan Benomyl 0,5 gram/liter air, Antracol 70 WP 2 gram/liter air.
5. Busuk buah (Gloeosporium Sp)
Gejala : Bercak kecil coklat dan berbintik-bintik hitam berkembang menjadi Orange.
Pengendalian : Tidak memetik buah terlalu masak, Dan pencelupan dengan Benomyl 0,5 gram/liter air untuk mencegah penyakit pada penyimpanan.
6. Busuk Akar (Armilliaria Melea)
Gejala : Menjelang tanaman apel pada tempat cuek basah, D itandai dengan layunya daun, Gugur, Dan kulit akar membusuk.
Pengendalian : Dengan Eradifikasi, Yaitu membongkar/Mencabut tanaman yang terserang beserta Akar-akarnya, Dan bekas lubang tidak di tanami minimal (1 tahun).
8. Panen
Ciri-ciri Dan Umur Panen
Pada umumnya buah apel dapat di panen pada umur 4-5 bulan setelah bunga mekar. Dan tergantung pada varietas dan iklim. Rome beauty dapat di petik pada umur sekitar 120-141 hari dari bunga mekar, Dapat di panen pada umur 141 hari setelah bunga mekar dan Anna sekitar 100 hari. Tetapi pada demam isu hujan dan tempat yang lebih tinggi, Umur buah lebih panjang.
Pemanenan yang paling baik di lakukan pada ketika tanaman mencapai tingkat masak fisiologis (Ripening), Yaitu tingkat di mana buah mempunyai kemampuan untuk menjadi masak normal setelah di panen. Ciri masak fisiologis Buah apel ialah : Ukuran buah terlihat maksimal, Aroma buah mulai terasa, Dan warna buah tampak cerah segar dan apabila di tekan terasa (Kres).
Cara Panen
Pemetikan apel di lakukan dengan cara memetik buah dengan tangan secara serempk untuk setiap kebun.
Periode Panen
Priode panen apel adalah, 6 bulan sekali bedasarkan siklus pemeliharaan yang sudah di lakukan.
Prakiraan Produksi
Produksi buh apel sangatlah tergantung dengan Varietas, Dengan secara umum produksi apel ialah 6-15 kg/Pohon.
PascaPanen
1. Pengumpulan : Setelah di petik, Buah apel di kumpulkan pada tempat yng teduh atau tidak terkena sinar matahari pribadi supaya laju respirasi berkurang sehingga di dapatkan apel yang tinggi kualitas juga kuantitasnya. Penggumpulan di lakukan dengan Hati-hati kalau bisa jangan di tumpuk dan di lempar-lemparkan. Kemudian di bawa dengan keranjang di gudang untuk di seleksi.
2. Penyortiran dan penggolongan : Penyortiran di lakukan untuk memisahkan antara buah yang baik dan bebas dari penyakit dengan buah yang jelek atau buah yang berpenyakit. Agar penyakit tidak tertular keseluruhan buah yang di panen yang dapat menurunan mutu produ. Penggolongan di lakukan untuk mengklasifikasikan produk berdasarkan jenis variets, Ukuran dan kualitas buah.
3.Penyimpanan : Pada dasarnya buah apel dapat di simpan lebih lama di banding dengan buah-buahan yang lain, Misalnya, Rome beauty 21-28 hari (Umur petik 113-120 hari) Atau 7-14 hari (Umur petik 127-141 hari).Untuk penyimpanan lebih lama (4-7 bulan) Haruslah di simpan pada suhu minus 6-0 deajat C dengan precooling 2,2 derajat C.
4.Pengemasan Dan Transportasi : Kemasan yang di gunakan ialah kardus dengan ukuran (48 x 33 x 37 cm) Dengan berat 35 kg buah apel. Dasar dan diatas susunan apel perlu di beri potongan kertas dan di susun miring (Tangkaisejajar panjang kotak).Kemudian dasar kotak di isi 3-3 atau 2-2 atau juga berselang 3-2 saling menutup ruang antar buah.
Cara Menanam Apel di Pot dan Membuat Bibit Apel dari Biji
Pilih benih berkualitas unggul dan baik. Perlu diketahui pohon apel harus ditanam berpasangan supaya berbuah alasannya ialah pohon apel tidak dapat melaksanakan penyerbukan sendiri. Diperlukan dua pohon yang berbeda untuk melaksanakan penyerbukan. Benih berkualitas unggul dapat menghasilkan pohon apel yang prima. Biji apel dapat diperoleh dari buah, namun sebaiknya beli dari toko tanaman untuk memastikan kualitas benih.
Apel cocok tumbuh di suhu yang dingin. Misalnya di tempat Malang. Untuk menumbuhkan kecambahnya dari biji, diharapkan suhu yang dingin. Anda dapat memanipulasi suhu dengan cara memasukannya ke dalam kulkas. Pertama, yang perlu dilakukan ialah menaruh biji yang sudah kering pada kain, kemudian bungkus biji menggunakan tisu berair dan masukkan ke dalam wadah yang tertutup rapat.
Biji Apel Mulai Berkecambah |
Wadah dapat berupa kantong plastik atau toples. Letakkan benih dalam lemari es bersuhu 4,4 hingga 10 derajat celcius selama 8 minggu. Biji akan mengeluarkan tunasnya dan berkecambah pada masa tersebut. Setelah 8 minggu, biji siap dipindahkan pada media tanah.
Untuk menanam biji apel di pot tanah yang terbaik ialah tanah dengan pH netral. Buat cekungan dalam tanah di pot selebar dua atau tiga kali luas biji yang sudah berkecambah. Tidak disarankan menambahkan pupuk pada tanah. Pindahkan bibit secara hati-hati alasannya ialah akar kecambahnya masih sangat lembut. Masukan benih ke dalam lubang kemudian tutup benih dengan tanah secara lembut, pastikan menepuk tanah dengan lembut. Siram benih supaya tanah tetap lembab, namun jangan berlebihan dalam menyiramnya. Letakan pot pada suhu kamar namun usahakan mendapat cahaya matahari yang cukup. Anda dapat meletakkan pot di samping jendela untuk asupan cahaya matahari yang cukup.
Siram bibit secara teratur setiap hari. Setelah beberapa minggu, bila benih Anda pada pot sudah menumbuhkan daun-daun kecil, jangan pribadi memindahkan ke tanah terbuka alasannya ialah sifatnya yang masih rentan. Batang, akar, dan daun masih sangat rentan mati. Anda boleh menambahkan pupuk kompos atau mulsa untuk mendorong pertumbuhan benih. Untuk memindahkan ke area yang lebih luas sebaiknya tunggu hingga tinggi bibit mencapai 25 cm.
Pohon apel tidak suka tanah yang terlalu basah. Pastikan Anda menjaga kelembaban tanah supaya tidak terlalu kering atau terlalu basah. Tanah yang lembab dan ber-pH netral akan bisa menyerap air dengan baik. Pohon apel memerlukan sinar matahari pribadi kurang lebih selama enam jam. Untuk itu disarankan menanam pohon apel menghadap ke timur atau utara pada tanah yang landai.
Macam-macam Jenis Buah Apel
- Apel Manalagi. Tanaman Apel Manalagi berasal dari Pegunungan Caucasus di Asia Barat dan Eropa Timur. Namun untuk apel jenis Manalagi berasal dari Desa Gandon, Kecamatan Batu, Malang. Apel ini mempunyai warna buah hijau kekuningan walaupun sudah matang, berbentuk jorong, pangkal dan pucuk berlekuk dalam. Jenis apel ini mempunyai pori kulit buah yang nyata, halus dan renggang. Rasa apel ini segar dan mempunyai aroma yang kuat. Bukan hanya itu, rasanya yang manis serta warna daging putih kekuningan membuatnya digemari masyarakat.
- Apel Manalagi ceri. Apel Manalagi Ceri merupakan apel manalagi yang berukuran lebih kecil.
- Apel Royal gala. Apel royal gala berasal dari Selandia Baru. Warna kulitnya kuning dengan garis-garis berwarna merah jambu, berair, daging buah keras, manis, dan beraroma tajam.
- Apel Washington. Apel ini berasal dari Amerika. Cirinya yakni warna kulitnya merah bergaris-garis. Daging buahnya lunak dan rasanya manis sedikit asam.
- Apel Fuji. Apel Fuji pertama kali dikembangkan di Jepang pada masa 1930-an. Sejak diperkenalkan, Apel Fuji pribadi populer di Jepang, Korea, Tiongkok, dan Amerika Serikat. Hal ini alasannya ialah Apel Fuji memiliki rasa yang sangat lezat dan memiliki kandungan antioksidan yang tinggi di dalamnya. Apel ini berwarna merah muda hampir di seluruh permukaan kulitnya.
- Apel Golden delicious. Apel ini berasal dari Amerika. Warna kulitnya kuning, daging buah sedikit keras, berair, dan rasanya sedikit asam. Apel ini enak untuk dimakan ketika segar, dibuat menjadi pai, dan saus apel.
- Apel Granny smith. Apel ini berasal dari Australia dengan warna kulit hijau. Apel ini berair dengan rasa asam dan ukurannya sedang. Apel ini sangat rentang tercemar baketri Listeria monocytogenes yang berbahaya untuk kesehatan.
- Apel Rome Beauty. Apel ini banyak dibudidayakan di Malang dan terkenal sebagai Apel Malang. Apel Rome Beauty memiliki karakteristik kulit yang berwarna hijau dengan semburat merah, rasanya manis, dan warna dagingnya putih kehijauan.
- Apel Princess Noble. Apel ini disebut juga apel hijau atau Apel Australia. Ciri-ciri ulit buah yang hijau kekuningan, berbentuk agak bundar dengan lekukan di adegan ujung relatif dalam.
- Apel Anna. Apel ini merupakan apel favorit dari Batu, Malang. Bentuk dan warnanya mirip apel impor. Warna kulitnya merah renta dan bisa merata.